Eliza's POV
Kejadian yang menimpa Kak Bryan masih terbayang olehku. Bagaimana kalau hantu Satya kembali lagi dan mengincar dia?
Aku memutuskan untuk kembali ke UKS dan mengecek keadaan Kak Bryan disana.
Namun sesampainya disana, ruangan itu sudah kosong. Ternyata Kak Bryan sudah dibawa ke rumah sakit.
Aku menarik napas lega. Setidaknya sudah ada orang yang menjaganya di rumah sakit nanti.
Saat membalikkan badan, aku berpapasan dengan Gideon. Cowok berbadan tinggi tegap itu menatap dan berjalan mendekatiku.
"Lo abis ngejenguk Bryan ya?"
"Tadinya sih, tapi kayaknya Kak Bryan udah dipindahin ke rumah sakit deh," jawabku.
"Ohh," jawabnya singkat.
Selang beberapa detik kami terdiam canggung satu sama lain.
Duh kok jadi awkward gini sih. gerutuhku dalam hati.
"Hmm, lo mau pulang?" kata Gideon tiba-tiba.
"Oh. I.. iya gue mau pulang kok. Gue duluan ya. Bye," jawabku gugup.
Belum sempat mendengar ucapan dari Gideon, aku pun pergi meninggalkannya. Aku menyusuri koridor sekolah dan terhenti sejenak.
Aku menghela napas, kenapa aku merasa deg degan ketika bersama Gideon tadi. Tunggu.
Jangan-jangan..
Nggak nggak.
Aku menggelengkan kepalaku. Nggak mungkin aku suka sama cowok reseh seperti Gideon.
Aku pun mulai berjalan keluar menuju parkiran. Setelah beberapa menit mencari, aku tidak menemukan mobilku terparkir di sekolah.
Saat membuka HP ternyata ada pesan dari Pak Udin yang memberitahu kalau dia harus menjemput Ibuku dibandara.
Mau tidak mau aku terpaksa naik ojek pulang ke rumah. Aku mulai menuju ke beberapa tukang ojek yang parkir di luar gerbang sekolah.
Namun, saat itu juga sebuah motor sport merah berhenti disampingku.
"Loh, katanya mau pulang. Kok masih di sini?"
Cowok yang menaiki motor itu membuka helmnya, dan menatapku heran.
Mataku terbelalak mengetahui orang itu adalah Gideon. Rambutnya yang berantakan saat membuka helm membuatnya semakin kelihatan keren.
"Hoi, malah bengong," kata Gideon sekali lagi.
"Oh. Iya, tadi gue dapet kabar dari supir gue katanya dia nggak bisa jemput, jadi gue mau naik ojek aja," jelasku.
"Naik ojek? tuh ojeknya pada kosong di pangkalan," kata Gideon sambil menyorotkan matanya kedepan.
Aku pun sontak menoleh ke depan dan memang terlihat pangkalan ojek itu menjadi sepi.
"Duh. Ya udah deh aku pesen ojek online aja," kataku sambil mengeluarkan HP untuk memesan driver ojek.
"Udah. Cepet naik,"
Seketika ku terdiam mendengar ucapan tersebut.
"Hah?" jawabku binggung.
"Buruan naik. Panas nih. Lo mau gosong di sini?" jelas Gideon.
Entah kenapa tubuhku bergerak sendiri untuk menerima tawaran Gideon untuk mengantarkanku pulang.
Aku pun naik ke atas motor, seketika motor itu melaju kencang sehingga membuat tubuhku reflek memeluk pinggang Gideon.
Gideon yang menyadari hal tersebut mulai melambatkan kecepatan motornya. Aku pun mulai melepas pelukan itu. Bisa-bisa aku di cap cewek yang nyari kesempatan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo
HorrorApakah kalian tahu rasanya menjadi berbeda diantara yang lain? Apalagi perbedaan itu bukan perbedaan biasa yang bisa semua orang miliki. Hal itulah yang dirasakan Eliza. Seorang gadis keturunan Inggris yang terlahir sebagai anak yang memiliki kemamp...