Hari ini tubuhku rasanya sedang tidak begitu sehat, aku merasa sangat lelah dan cepat sekali emosi, tubuh bagian bawahku terasa sakit bukan main hingga aku hanya bisa berbaring di sofa ruangan klub musik ini sambil memainkan sebuah rubik yang tadi Chanyeol berikan padaku. Jam sekolah sudah berakhir dan aku hanya mampu menyelesaikan satu sisi saja. Benda ini cukup melelahkan, aku heran bagaimana bisa Sehun sangat ahli menyelesaikan benda bodoh ini?
Aku terus berpikir tentang bagaimana caranya menyelesaikan benda ini. Aku putar ke kiri, ke kanan, ke bawah, tetap saja tidak bisa menghasilkan warna yang sama. Bodoh! Sialan! Apakah ada seseorang diluar sana yang hidupnya lebih memusingkan daripada hidupku saat ini?!
"wow wow, kau terlihat sangat stress hari ini Hyung, apa kau berniat untuk memainkan benda itu sepanjang hari?" Aku tidak perlu mendongak untuk mengetahui kalau komentar sok pintar itu datang dari Hanbin. Tapi bagaimanapun, aku sedang tidak berminat untuk berdebat dengannya, (aku sedang sibuk disini) jadi aku hanya menggumam, "jangan ganggu aku" dengan nada kesal.
Aku salah besar jika berpikir anak ini akan meninggalkanku dalam damai, karena sekarang dia malah meraih gitar listrik dan memainkannya tepat di hadapanku tanpa memperdulikan keadaan duniaku saat ini.
"membosankan sekali. Drum kita kondisinya sudah sangat parah, aku jadi tidak bisa latihan."
"lalu?" apa dia tidak bisa lihat kalau aku sedang benar-benar sibuk sekarang?!
"kapan set drum baru kita akan datang Hyung?" astaga! Dia pengganggu yang sangat menyebalkan! Aku berhenti bermain rubik dan berbalik menghadap kearahnya.
"uangnya masih belum ada, mengerti?"
"tapi kau dan Jongin Sunbae sudah menjadi sangat dekat ahir-ahir ini, iya kan?" aku tidak pernah berpikir akan mendengar kata-kata itu dari mulut bocah ini.
"tunggu, darimana kau tahu?"
"ayolah Hyung, semua orang juga tahu kalau kau dan Jongin Sunbae itu sangat dekat, bahkan pacar kalian saja berteman" aku ingin tertawa mendengar itu, setengah lucu setengah merasa lega.
"oh, terus apa?"
"bisa kau bilang pada Sunbae itu untuk memberikan uangnya lebih cepat?"
"Apa?! tidak semudah itu! Kau mau aku datang ke ruang osis dan merampok mereka menggunakan senjata?!" jika boleh, aku akan melakukannya dari dulu.
Hanbin terlihat sedikit kecewa setelah aku menyuruhnya keluar. Aku tahu dia benar-benar ingin berlatih, tapi aku juga tidak tahu bagaimana cara mempercepat proses ini. Aku pikir, merajuk pada Jongin pun tidak akan menghasilkan dampak yang baik. Aku terus berpikir saat kembali memainkan Rubik yang ada di tanganku ini.
I wanna be a billionare~ so fucking bad~
"lihat! Jongin Sunbae meneleponmu!" Hanbin tiba-tiba saja berteriak setelah melongo melihat ponselku yang tergeletak di meja. Aku terlonjak kaget dan cepat-cepat meraih ponselku untuk melihatnya. Aku hampir melempar Rubik ini ke kepala Hanbin saat melihat siapa sebenarnya nama yang tertera disana.
"Jongin pantatmu haish!-Hallo, Wendy?" Aku mengutuk Hanbin sebelum mengubah suara menjadi pura-pura mengantuk saat menjawab panggilan yang sebenarnya dari Wendy itu. Kujatuhkan rubik yang ada ditanganku ke lantai.
"apa kau masih di sekolah, Soo?"
"Aku masih di ruang Klub. Memangnya ada apa?" tidak biasanya Wendy meneleponku di jam segini.
"Aku... sedang berada didepan gerbang sekolahmu. Ada yang perlu aku bicarakan. Bisakah kau kesini sebentar?" wendy? Didepan sekolah ku? sekarang? ingin membicarakan sesuatu? Sepenting itukah? Ada begitu banyak pertanyaan yang terlintas di kepalaku saat mendengar penuturan Wendy, aku bangkit dari tidurku hampir melupakan fakta bahwa pinggang dan pantatku saat ini sedang sakit. Otomatis aku memekik kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE SICK (REMAKE) KAISOO VER.
Teen FictionKyungsoo tidak pernah mengira kalau hidupnya akan menjadi tidak karuan hanya demi uang sebesar 450.000 won. Yang lebih buruk, dia harus mengalami manis pahitnya cinta dengan seorang 'Pria' bernama Kim Jongin. "Kyungsoo... jadilah pacarku" "AKU TID...