Kris adalah orang pertama yang aku hubungi tepat setelah aku sampai di rumah sepulang perjalananku dari Gangwondo. Aku menceritakan seluruh kejadian yang aku alami kemarin tentang bagaimana aku yang mencoba mengorek kebenaran dengan menanyakan sesuatu tentangnya pada Soojung, dan Soojung yang tiba-tiba menggerayangiku seperti ulat bulu hingga Soojung yang bertingkah seperti tidak terjadi apa-apa setelahnya, aku juga membenarkan perkataannya yang mengatakan kalau Soojung itu bukan wanita baik-baik. Kris berasumsi kalau Soojung merasa terancam karena dia tahu kalau aku tahu sesuatu tentang keburukannya, karena itu dia berusaha untuk merayuku sehingga aku sendiri termakan keburukannya dan tidak akan berani untuk memberitahu siapapun tentang hal itu. Aku pikir itu cukup masuk akal. Dan kami berdua sepakat kalau Soojung benar-benar gila karena telah berani melakukan itu padaku yang merupakan teman kekasihnya sendiri.
"Tapi, apa dia benar-benar bertingkah seolah tidak terjadi apa-apa setelah itu?"
Bayangan wajah Soojung yang terlihat datar seperti biasa sepulangnya Wendy dan Jongin dari membeli makanan, melintas di otakku.
"Ya, dia tidak menunjukkan tanda-tanda panik atau gelisah sama sekali"
"Heol, hebat sekali, aku rasa dia cukup yakin kalau kau tidak akan buka mulut pada Jongin"
Tapi, persetan dengan pendapat Soojung tentangku dan apa yang dia rasakan setelah apa yang dia lakukan, aku benar-benar tidak perduli. Satu-satunya orang yang aku perdulikan diantara semua ini adalah Jongin dan semua perasaannya yang tulus pada Soojung. Aku tidak bisa tidak merasa marah setiap kali mengingat wajah putus asa Jongin malam itu hanya karena seorang gadis seperti Soojung.
Kris terus berkata tentang betapa Jongin berhak mengetahui itu semua, tapi aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan?! Kris mengerti dan menyuruhku untuk memikirkan segalanya matang-matang. Untuk selanjutnya, Kris berpamitan karena ada suatu hal yang harus dia kerjakan dan berjanji akan datang kesekolahku hari senin nanti untuk menyaksikan babak penyisihan live contest yang diadakan oleh sekolahku sebelum kemudian mengakhiri panggilan kami.
Aku menghela napas panjang.
Apa yang harus kulakukan?
Aku menyeret langkahku memasuki kelas dengan tampang lesu. Semalam, tidak terasa aku menelepon dengan Kris sampai pukul 3 dini hari. Tidak heran jika mataku rasanya berat sekali. Aku mengabaikan kegaduhan yang dibuat anak-anak saat menyambut kedatanganku. Aku mendengar Chanyeol berkata sesuatu tentang betapa aku tidak berhak menunjukkan tampang lesu karena aku adalah orang yang baru saja pulang berlibur, adapun orang yang harusnya kelihatan lesu adalah dirinya, dia yang mengurus semua tugasku dalam klub selama aku tidak ada, dan dia juga yang susah payah mencari alasan kepada Mrs. Choi supaya aku tidak mendapat nilai bolos. Chanyeol terus mengoceh sampai aku memutar bola mataku dan melemparkan sekantung makanan (yang Jongin dan Wendy beli di Gangwondo kemarin) ke atas meja. Mendadak, Chanyeol yang menyebalkan berubah menjadi kucing yang mengibas-ibaskan ekornya kesenangan. Tentu saja, semua yang kubutuhkan hanya sekantung makanan.
"Oh Yes! Ternyata kau tidak melupakanku, Kyung. Jongdae! Hongbin! kesini!" Dan dalam hitungan detik, makanan itu dikerumuni oleh mahluk-mahluk yang haus akan darah. Memang benar yang Chanyeol panggil hanya Jongdae dan Hongbin. Tapi yang berlari ke mejaku adalah semua yang ada di kelas ini. Kau tahu film 'Train To Busan'? Dimana semua Zombie berkumpul untuk memakan satu manusia? Ya, seperti itulah keadaan mejaku sekarang. Menyeramkan.
Chanyeol merobek secara brutal pelastik pembungkus cumi-cumi kering menggunakan giginya, aku hanya bisa tertawa sambil menggelengkan kepala melihat tingkahnya itu.
"Jadi, bagaimana perjalanan kalian ke Gangwondo kemarin? Apa ini liburan pertama kalian sejak kalian pacaran?" Jongdae memulai topik baru saat aku baru saja mendudukkan tubuhku di kursi. Chanyeol mengangguk mendukung pertanyaan Jongdae dengan snack cumi-cumi terantung-antung di mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE SICK (REMAKE) KAISOO VER.
JugendliteraturKyungsoo tidak pernah mengira kalau hidupnya akan menjadi tidak karuan hanya demi uang sebesar 450.000 won. Yang lebih buruk, dia harus mengalami manis pahitnya cinta dengan seorang 'Pria' bernama Kim Jongin. "Kyungsoo... jadilah pacarku" "AKU TID...