Thanks

3.2K 406 124
                                    

(Levi's POV)

Suara alarm mekanik pun berbunyi, membangunkan ku perlahan dari mimpiku yang belum selesai. Ku paksakan tanganku bergerak untuk mematikan alarm tersebut dengan kondisi yang masih mengantuk.

Yaㅡ setidaknya beberapa hari ini aku sudah bisa tidur dengan tenang dibandingkan hari pertama siluman rubah yang ku namakan Eren itu berada di kamar ku dan mengusik tidurku.

Begitu aku meraba sisi lain kasurku yang telah dingin, baru ku sadari bahwasannya ia sudah tak berada lagi di ranjang yang sama denganku. Kemarin malam aku tidur lebih dahulu darinya yang sepertinya pertama kali menonton acara TV, ia begitu serius dan tertarik menyaksikan film horror yang kebetulan tengah tayang di salah satu stasiun TV.

Aku beranjak dari kasurku kemudian duduk sesaat mengumpulkan kesadaran, setelah itu berdiri dari kasur dan melakukan beberapa peregangan meskipun. Selesai merapikan kembali ranjangku, aku pun keluar dari kamarku menuju toilet untuk mandi.

Kurang lebih 30 menit aku menghabiskan waktu untuk membersihkan diriku, aku pun keluar dari toilet dengan kaus oblong berwarnakan putih polos dan celana boxer hitam se-dengkul, aku mendengar suara TV masih menyala, kemudian ku putuskan untuk berjalan menuju ruang tamu sambil menggosokkan rambutku dengan handuk. Kulihat TV menyala tanpa seorang pun yang menontonnya.

"Aish! Pasti dia lupa untuk mematikan TV. Tidak tahu apa kalau listrik mahal??? ", kuambil remot yang tergeletak di sofa kemudian mematikan TV.

Ngomong-ngomong, baru kusadari. Jika biasanya meskipun aku sendiri tinggal di rumah ini ada beberapa makhluk halus yang akan singgah di beberapa sudut atau sisi ruangan menemaniku.ㅡ Tapi kenapa sekarang aku sama sekali tidak lagi melihat mereka di mana-mana?

Hahh... Sudahlah...

Kuputuskan untuk mencari Eren, jika dia tak ada di lantai dasar.. Besar kemungkinan dia tengah berada di lantai satu bersama dengan burung yang tengah berkicau itu.

Aku melangkahkan kaki ku menaiki tangga sambil mendengar kicauan burung yang semakin kencang itu, entah apa yang terjadi di teras sana. Segera aku mempercepat langkahku menuju teras, dan begitu aku tiba di terasㅡ aku melihat burung itu sudah tak lagi berada di dalam kandangnya, melainkan di mulut Eren dan hanya menyisahkan ekornya saja.

"You fool!!! What the heck are you doing!?ㅡ " ku pukul bahunya dan ia pun hanya menoleh dengan wajah tanpa dosa nya.

"Keluarkan burung itu dari mulut mu! " titah ku. Kemudian ia pun membuka mulutnya dan mengeluarkan burung itu dari mulutnya, itu terlihat menjijikan, sungguh!.

"Kau gila ya?! Kenapa kau memakan burung itu?!! ", tanya ku kesal.

"Aku tidak memakannya. Kami hanya sedang bermain-main. " balas nya.

Main-main?!

"Burung itu kau masukan ke dalam mulutmu, itu yang kau sebut bermain??? "

"Aku tidak memasukannya, dia yang mau masuk sendiri. "

"A-apa? ", sungguh aku dibuat bingung dengan pernyataannya.

"Burungnya lapar, aku tak tahu apa yang dia makan. Jadi ku alihkan dulu rasa laparnya dengan mengajaknya bermain sampai kau bangun. " aku masih tak mengerti dengan penjelasannya.

"Kau yang lapar atau burungnya? " tanya ku menyipitkan mata.

"Burungnya, sayang~ " balasnya dengan nada sensual dibagian akhirnya dan membuat wajahku merasakan panas.

Burungnya laper :v

"Terserah katamu lah! Tapi sekali lagi kau memasukan burung itu ke dalam mulutmu, akan kupastikan kau tak bisa menonton TV lagi! "

[ERERI] - I N D I G O - (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang