(Levi's POV)
"Nnhㅡ a-ahh.. Ereㅡ " bibir tipis itu terus melahap rakus bibirku sambil berdansa lidah dalam rongga mulutku.
"Nhaa.. Erenㅡ hentikan.. " bukannya menghentikan cumbuan brutalnya, ia malah semakin menjadi dan mendorongku hingga terbaring di lantai lalu menghimpit tubuhku dengan tubuhnya.Aku tidak mengerti kenapa tiba-tiba Eren bersikap se-agresif ini begitu kami tiba di dalam rumahku, bahkan kami masih belum mengganti pakaian kami atau bahkan melepas sepatu kami.
Begitu aku benar-benar hampir mati karena kehabisan nafas, barulah ia melepaskanku. Aku tersengal-sengal, meraup oksigen dengan rakusnyaㅡ tapi Eren, ia melepaskan celana dan sepatuku kemudian melemparnya tak beraturan.
"Aahh!!ㅡ E-Erenn.. N-oㅡ " aku dapat merasakan bahwa sebuah tangan telah menggenggam bagian intimku yang tak sebesar miliknya; memijatnya begitu nikmat; danㅡ
"Hyaa!!ㅡ " ia mengulumnya."E-ren stopㅡ cum.. Cummhhhㅡ nngh! Aah!!~~ "
Dan aku pun klimaks. Di dalam mulutnya.
Tatapannya terlihat begitu sinis ketika tatapan kami sempat bertemu,
Dia marah padaku? Tapi kenapa?
"Ahh!!!ㅡ " aku dapat merasakan dua jarinya yang memasuki lubangku.
"E-renhh.. S-stopㅡ "
"Aku tidak mau. "
"Nhhㅡ Ahh!! " kedua jarinya semakin cepat dan dalam bergerak di dalamku sampai-sampai ia dapat menyentuh prostatku.
"Ngh.. K-kalau ingin melakukannyaAAh!~ di kamar saj-aAhh!.. "
"Aku tidak mau. "
Dia benar-benar marah padaku?
"... Kau marAahㅡ padakuㅡ? "
"Dan kau senang karena hadiahmu itu? " balasnya dan langsung menambahkan jari ketiganya.
"A-aAhH!!!ㅡ "
"Senang hmm mengabaikanku selagi asik bebicara dengannya? "
"Er-en akuㅡ AaHh!!ㅡ "
"Katakan, apa kau senang dengan hadiahnya, Levi? "
"ErennHh.. Aku tidak... Kumohon dengarkan akuㅡ AHh!! "
"Memang itu yang sedang kulakukan. "
"Tidak Ngghㅡ... Maksudku bicarakan baik-baik. "
"Bagaimana jika aku menolak? "
"AahHHhhhnn Erennn!!!ㅡ " Tak lama aku pun klimaks lagi untuk kedua kalinya begitu ia semakin mempercepat pergerakan dan memperdalam jari-jarinya yang panjang.
Aku kacau benar-benar kacau, dan aku yakin sepasang manik emerald itu pun melihatku demikian. Lenguhan pun tak luput dari mulutku begitu jari-jari itu dikeluarkan, aku benar-benar telah kelelahan menghadapi perilakunya ini.
Daguku pun ia naikan, kembali ia pun meraup ranumku dan menyusupkan lidahnya ke dalam kemudian beradu hingga tetesan saliva kami yang telah bercampur pun menetes; membasahi pipiku.
"... Eren.. Haa.. Haa... Kau salah paham... Aku.. Aku tidak sesenang yang kau kira karena Erwin memberiku hadiah, lagi pula aku tak memintanya untuk memberikanku hadiah. " Ucapku begitu aku mendorong perlahan karena kehabisan nafas dan bertatapan dengan jarak yang intim.
"Kau sendiri kan sudah lihat aku ingin menolaknya, tapi.. Hha.. Kau tahu sendiri kan dia yang memaksa?... Dan lagi aku tak bermaksud untuk mengabaikanmu selagi berbicara dengan Erwin. "
"... " ia terdiam, tak ada sepatah kata pun yang ia keluarkan sebagai balasannya.
"... Lagi pula Eren, aku sudah mengakuimu sebagai kekasihku di hadapan mereka... Meskipun kau bersikap berlebihan dengan me-mengatakan kalau aku adalah ca-lon pe-pengantinmu, " lanjutku malu-malu sambil mengalihkan perhatianku darinya.
Tak lama setelah itu, aku bisa merasakan sesuatu bersandar di dadakuㅡ dan itu adalah kepala Eren yang tengah menopang tubuhnya dengan kedua lengannya.
"Maaf Levi... Aku bukan kekasih yang baik, " ucapnya, terdengar begitu menyedihkan.
"... Tidak, tidak apa, Eren, aku juga minta maaf karena membuatmu merasa terabaikan dan... Mencubitmu, " balasku sambil mengusap surai brunnetenya yang lembut.
"Aku hanya ingin berdua menghabiskan waktu denganmu, "
"Eren... "
"Aku kekasih yang jahat dan payah karena tidak bisa memberimu hadiah. "
"Tidak Eren, kau telah memberiku hadiah. Bahkan di awal pertemuan kita. " Eren pun menatapiku, tatapannya terlihat seperti bertanya-tanya apa maksudku.
"Tanda itu, " kataku memperjelas.
"Tanda yang tak bisa di beli di toko-toko mana pun. "Aku bisa melihat manik emerald itu berbinar-binar mendengar ucapanku.
"ㅡLevi! " Eren pun langsung memelukku dengan erat setelahnya."O-oi!ㅡ Mnnhhㅡ?! " kembali ia pun mencuri ciuman dariku, namun tak sepanas sebelumnya. Ah.. Tapi aku bisa merasakan sesuatu yang keras di bagian selatan sana.
"Aku mencintaimu, Levi. "
Ia pun tersenyum hangat menatapiku yang telah merasakan panas di wajahku."Aku tahu, " balasku sambil mengalihkan perhatianku karena tak kuasa melihatnya yang begitu bercahaya.
Ia pun beranjak dari atasku, kemudianㅡ
"O-oi! Apa yang kau lakukan? " ia menggendong dan mengangkatku dengan bridal style."Membawamu ke kamar, " balasnya begitu bersemangat.
"Apa?! Tapi kita baru saja melakukannya! "
"Bukan aku, tapi hanya kau. Lagi pula sebelumnya kau sendiri yang mengatakan untuk melanjutkannya di kamar bukan? " balasnya sambil berjalan.
"Apa?! Itu kan sebelumnya, salahmu karena menahan diriㅡ ah! "
Sial! Aku kelepasan!"Ah.. Lihat? Kalau begitu aku tidak akan menahan diri karena Levi yang minta. "
"Aku tidak bermaksudㅡ Ahh!! "
To be continued...
Hai :) dah lama kaga up,
Sambadi mis meh? //nope hell yaMaapkeun yaw menelantarkan kalean. Diriku tak dapat mengabaikan urusan dunia nyata :'
Kusempatkan waktu 'tuk update meski UAS tiba, maapkeun yaw membuat kalean menunggu terlalu lama & mengecewakanAh.. Ngomong-ngomong ff ERERI - Possesive Neighbor aku hiatusin dulu ya, karena lupa alur selanjutnya gmn ehe.. Ntar klo dah dpt ide baru ku up lgi :v
KAMU SEDANG MEMBACA
[ERERI] - I N D I G O - (Completed)
FanfictionOriginal Cover by : @nogar007 Edited by : me !!!WARNING!!! ※ Mengandung OOC Berlebihan ※ Ketypoan + Bahasa Asing (?) ※ Kebaperan sesaat (?) ※ Boy x Boy / Yaoi / Shounen Ai ※ Hardcore ? ? ▶EREN X LEVI◀...