🔞 Take Off A Moment's Longing - Part. 2 🔞

3.2K 249 13
                                    

(Eren's POV)

Suasana berubah hening ditemani oleh hembusan angin kencang yang menerpa kami dari langit, namun cuaca terasa begitu panas karena sinar matahari yang telah berada di atas kepala. Setelah cukup lama kami melewati banyak atap-atap bangunan, akhirnya kami pun memijakan kaki kami ke aspal jalanan yang sepi sekelilingnya dan tepat berada di halaman rumah bertingkat 2 yang berpenghuni.

"Ini... " Levi nampak membelalakkan matanya menatapi bangunan yang nampak tak asing baginya.

"Ini kan rumah Hanji, " ujar Levi.

"Ya, dan aku yakin sebelumnya kau ingin bertemu dengan temanmu itu kan? Jadi masuklah, " kataku.

Bukannya segera masuk, manusia adam bersurai raven itu hanya terdiam menatapiku seolah berkata 'bagaimana denganmu?'
"Tidak perlu memikirkanku, aku akan tunggu di luar saja selagi kau bersama dengan temanmu, " ujar ku.

Namun ia menggeleng.
"Aku tidak bisa, masuklah denganku, " ajaknya.

Sebenarnya aku tak ingin, karena aku tak yakin akan suka di dalam dan lagi aku tak ingin hanya diam mendengarkan keduanya bercengkrama nantinya, tapi mendengar dan melihatnya seperti ini membuatku merasa menjadi tak tega.

'Ah ya benarㅡ aku tak bisa membiarkannya sendiri, aku tak ingin hal buruk terjadi padanya. '

"Yasudah. "

Begitu aku kembali ke dalam wujud manusia ku, kami pun melangkahkan kaki kami mendekati rumah tersebutㅡ bel rumah tersebut telah terdengar begitu jari manisnya menekan tombol abu itu; biasanya sang pemilik rumah akan membukakan pintunya, tapi tidak; seorang laki-laki bersuraikan pirang yang nampak familiar itu kembali muncul di hadapan kuㅡ tidak, kami.

"Erwin? "

"Ah! Levi kau datang?.... "

Ya, dia Erwin. Manusia adam yang tak ku sukai
'Tenyata instingku benar, '

"Kau juga datang bersama pacarmu? Astaga kenapa tak beritahu aku terlebih dahulu? "

"Ah.. Ya... Maaf aku tak ingin merepotkanmuㅡ ngomong-ngomong kenapa kau di rumah Hanji? " balas Levi.

"Sama sekali tidak. Ya.. Aku biasa menjenguknya, ayo masuk dan bicaralah dengannya, aku rasa dia merindukanmu. "
Levi pun masuk dan aku mengikutinya, kami diantar menuju sebuah kamar sang pemilik rumah sesungguhnya.

Pria pirang itu mengetuk sesaat pintu kamar berbahankan kayu jati yang telah di bentuk sedemikian rupa dan dicat putih,
"Hanji, ada tamu untukmu. "

Dan dia pun membukakan pintu itu lalu menampakan sesosok wanita bersuraikan kecoklatan yang diikat ekor kuda; berkacamata dan tengah duduk di ranjang berbalutkan selimut hitam dengan lingkaran putih dimana-mana. Wajahnya nampak terkejut melihat kamiㅡ bukan, Levi.

"Yo! Lama tak jumpa, bagaimana kabarmu? " sapa Levi yang masih di ambang pintu.

"L-Levi... " balas wanita itu terbata-bata.

Keduanya pun memasuki ruang istirahat tersebut terkecuali aku, kurasa aku tidak cocok berada diantara pembicaraan mereka nantinya. Jadi kupikir akan lebih baik jika aku tidak mengganggu mereka...

'Ya... Lebih baik aku tidak ikut campur dan menunggunya di ruang tamu saja,' pikirku.

Aku pun berbalik dan kembali menuruni anak tangga; berjalan menuju sebuah sofa untuk beristirahat sejenak, tapi sebelum itu perhatianku tertuju pada bingkai-bingkai foto yang terpampang di dindingㅡ terutama pada foto Levi yang di kelilingi oleh teman-temannya dengan seragam yang seiras.

[ERERI] - I N D I G O - (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang