Warning : Adanya konten dewasa berupa adegan berdarah, potongan-potongan tubuh, dan lainnya. Yang tak kuat silahkan lambaikan tangan ke kamera.
(Author's POV)
Pagi itu, usai sarapan mereka berkumpul di area kolam renang dan tentu saja mereka juga tak mau melewatkan acara berenang mereka di pagi hari yang sejuk itu.
Terkecuali Levi, dia sama sekali tak tertarik untuk sekedar mencemplung kan kakinya di kolamㅡ dia lebih memilih untuk berjalan mengelilingi sekitaran villa tersebut.
Villa yang cukup luas dengan berantaikan 2 tingkat dan banyak terdapat lukisan-lukisan abstrak juga patung-patung unik lainnya.
Namun satu yang membuat pandangan matanya tak dapat lepas sewaktu ia tengah berada di lantai 2 dan menatapi dari kaca jendela.
Kurang lebih 100 meter dari tempatnya berdiri terdapat sebuah bangunan rumah berdesainkan mediteranian yang telah usang dan terbengkalai. Bangunan itu tampak begitu menyeramkan.
Degup jantungnya pun berdetak semakin cepat karena di rasanya banyaknya aura yang tak mengenakan mengelilinginya tiba-tiba.
Kembali ia mendapatkan penglihatan, dimana ia melihat lukisan-lukisan terbakar, tangisan dan jeritan di mana-mana yang membuat kepalanya merasakan pusing sangat.
Tak lama ia pun melihat sebuah bayangan hitam besar dengan sorotan mata yang tajam berwarnakan merah darah.
"Leviㅡ "
Tiba-tiba saja ia dikejutkan oleh suara seorang pria memanggilnya dan tepukan di pundaknya.Untungnya Levi bukan tipikal orang latah yang biasanya jika dikagetkan akan langsung menyebut "ANJING! ", "ONTA! ", "AYAM! ", "NGE****!(piipㅡ* sensor ceritanya)", dan sebagainya.
Meskipun kadang Levi lebih reflek menyikut wajah seseorang di belakangnya, maklum pentolan pencak silat dia. Contoh nya seperti barusan.
Ya syukurnya sikutan Levi berhasil di tepis oleh teman se per-popokan nya, Erwin. Meskipun rada ngilu telapak tangannya gegara si Levi nyikutnya kaga kira-kira. But stay cool dia.
"Ada apa? Ngapain kamu sendirian aja? Yang lain mencarimu. " tanya si Erwin.
"Nggak ada, hanya berkeliling.ㅡ Tapi, coba kau lihat bangunan itu. " Levi pun menunjukkan jarinya menuju arah bangunan liar tersebut kemudian diikuti oleh Erwin yang menatapi objek yang ditunjuk olehnya itu.
"Wowㅡ ada juga tempat tinggal sebesar itu di hutan seperti ini ya? Tapi, sepertinya sudah tak berpenghuni lagi... Catnya saja sudah rusak. "
"Kau benar. Kukira villa ini satu-satunya hunian yang ada di hutan iniㅡ "
"Jauh sebelum kalian lahir, rumah itu sudah berdiri kokoh disanaㅡ ", tiba-tiba saja terdengar suara seorang nenek-nenek menyela pembicaraan mereka.
Mereka pun menoleh bersamaan ke sumber suara yang ada di belakang mereka, dan didapatinya seorang nenek dengan usia kisaran 100 tahun lebih yang tengah duduk di kursi roda.
Wajah nenek itu nampak cukup menyeramkan namun tak membuat kedua pemuda yang berada dihadapannya bergidik ngeri."Dulu nenek sering bermain di sana. Rumah itu memiliki halaman dengan taman bunga yang cukup luas di sana, nenek suka memetik buah apel di sana bersama dengan teman-teman nenek dan anak dari pemilik rumah tersebut. " dengan suara nya yang lemah dan rada serak ia bersusah payah menjelaskan sambil bernostalgia.
"Lalu, kemana pemilik rumah itu? ", tanya Levi.
"Mereka semua termakan oleh api. "
DEGㅡ
KAMU SEDANG MEMBACA
[ERERI] - I N D I G O - (Completed)
FanficOriginal Cover by : @nogar007 Edited by : me !!!WARNING!!! ※ Mengandung OOC Berlebihan ※ Ketypoan + Bahasa Asing (?) ※ Kebaperan sesaat (?) ※ Boy x Boy / Yaoi / Shounen Ai ※ Hardcore ? ? ▶EREN X LEVI◀...