🔞 What Theㅡ 🔞

2.9K 222 33
                                    

(Levi's POV)

Lusa depan adalah festival akhir musim panas. Dan aku tak tahu apa yang terjadi pagi ini hingga aku terbangun dan menemukan dua orang laki-laki berwajah serupa, namun memiliki beberapa perbedaan; warna kedua iris mata mereka; panjang surai keduanya, dan salah satunya bertelanjang dada dengan telinga dan ekor rubahnya.

Aku mematung di ambang pintu kamarku ketika melihat keduanya berada di depan pintu. Kalimat yang pertama kukatakan yaitu,
"Kenapa kalian ada dua?" Dengan wajah yang sudah kupastikan kebingungan.

"Eumm.... Entahlah tadi aku bangun karena merasakan sesuatu yang menggangguku, dan ternyata aura itu berasal dari tubuhku sendiri yang lainnya," ujar Eren yang berwujud manusia.

"Kurasa sesuatu membuat tubuh asliku terpisah dari wujud manusiaku," tambah Eren dengan wujud setengah rubahnya itu.

Apa yang bisa kukatakan? Tidak ada. Aku hanya berpikir, mengurusi satu saja rumit kenapa jadi dua? Tak lama ketika aku sedang sibuk dengan batinku sesuatu yang lembut terasa menggelitik kakiku. Itu rubah mungil yang menjadi salah satu wujud lain Eren.
"Ahh.... Kurasa bukan hanya wujud manusiaku yang terpisah."

"T-tunggu dulu. Kenapa bisa kalian terpisah begitu?" Tanyaku terheran-heran.

"Entahlah, mungkin ini salah satu caraku untuk bertahan hidup," jawab Eren dengan telinga rubahnya itu.
"Memangnya kau amuba!?" Aku balas ketus.

"Ahaha.... Aku bercanda. Tapi sungguh, aku benar-benar tidak tahu apa yang terjadi padaku dan hal ini juga kali pertamanya aku berpisah dengan masing-masing wujudku." Aku hanya dapat menghela nafas pasrah dan menggendong si rubah kecil nan menggemaskan yang kemudian menjilat ujung bibirku dengan lidah mungilnya.

"Kira-kira sampai kapan kalian akan berada dengan wujud yang terpisah?" Tanyaku penasaran.

"Mungkin sehari...?" Balas Eren dengan manik emeraldnya.

".... Ya baiklah. Aku akan mandi dulu setelah itu menyiapkan sarapan," kataku kemudian berjalan menuju kamar mandi dengan membawa rubah mungil yang sedari tadi berada di pelukanku.

Dengan berbalutkan handuk kecil putih yang menutupi asetku, aku duduk di sebuah kursi kecil di bawah shower yang menyala sambil memandikan Eren. Maksudku dalam wujud mungilnya itu.

Setelah itu kubasuh dia, sesekali dia mengibaskan bulu-bulunya yang basah sehingga membuat cipratan air mengenaiku. Kemudian kukeringkan dengan handuk lainnya, "Oke, sudah." Dan kuputuskan untuk mengeluarkannya dari kamar mandi.

Baru ku biarkan pintu terbuka beberapa lama untuk si mungil dapat keluar, sebuah tangan menahan pintunya sehingga kusulit untuk menutupnya kembali. Ku tatapi kedua laki-laki yang bertelanjang dada itu. Keduanya menyeringai.... Entahlah, aku punya firasat di sini.
"Sekarang giliran kami bukan?"
"Levi akan memandikan kami juga kan?"

"Hah!?ㅡ Siapa yang bilang!? Minggir! Jangan halangi pintunya!" Aku berusaha sekuat tenaga menutup kembali pintunya, namun sayangnya nihil. Sialnya keduanya berhasil membuat wajahku serasa terbakar.

"Kau tahu? Aku cemburu lho karena Levi lebih sayang dengan wujudku yang itu," kata Eren bermanik emerald.

"Ukhㅡ" ia masuk dengan menarik tanganku disusul dengan Eren berekor.

Kami berdiri di bawah shower yang kemudian dinyalakan kembali dan  membasahi kami berdua.
"Lakukan apa yang kau lakukan dengan wujudku yang sebelumnya sekarang padaku lagi," ia meminta. Memintaku memandikannya. Aku benar-benar terjebak dalam situasi yang aneh ini. Terkepung.

Ku ambil batangan sabun dengan gugupnya lalu memoleskannya pada tubuh Eren yang berbentuk. Aku menyentuh dadanya yang bidang; otot-otot perutnya yang terbagi menjadi enam kotak. Aku benar-benar gugup. Sudah kupastikan wajahku memerah padam.
"Membuat wajah seperti itu sama saja artinya kau memancingku untuk menyerangmu," katanya. Ia raih daguku dan meraup ranumku dengan rakusnya.

[ERERI] - I N D I G O - (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang