(Levi's POV)
Suara-suara itu memanggil namaku terus menerus, perlahan membuatku tersadar dengan membuka kedua mataku. Samar-samar ku melihat seorang lelaki dan seorang perempuan berdiri mengerumuni seseorang yang terbujur kaku di ranjang ituㅡ aku...?
Tentu saja aku tak bisa mempercayai hal yang kulihat ini begitu saja, namun begitu kucoba 'tuk menyentuk wajah yang serupa denganku itu dan teman-teman ku, aku sadar bahwa itu semua tak dapat kurasakan.
"Levi." Suara familiar lainnya terdengar seketika dekat jendela yang terbuka dan menampakan langit cerah berawan ditambah tirai putih tipis yang diterpa angin lembut juga seorang lelaki bersurai brunette dan manik emerald indahnya yang berdiri menatapku di sana.
Ingatan terakhirku mengatakan, sebelumnya aku hampir saja terbunuh oleh seekor anjing raksasa dan Eren tiba-tiba saja muncul dihadapanku.
Tunggu, jika Eren berada di sini apa itu artinya dia berhasil mengalahkannya?
"Cuaca di luar sedang bagus, ayo keluar," ajak Eren.
Tak ada sepatah kata pun yang keluar sepanjang perjalan kami keluar menuju keluar rumah sakit, entah kenapa rasanya aku masih tak percaya; aku hanya mengikuti langkah Eren yang berjalan di sisiku dan terus menggenggam tanganku.
Tangannya yang dapat kurasakan secara nyata, rasa hangat yang membuatku ingin memandangi wajahnya yang nampak lebih cerah dari biasanya.
"Apa kau sangat merindukan wajah tampan pacarmu ini sampai-sampai kau tak bisa melepas pandanganmu dariku?" ejeknya. Dia masih Eren yang sama dengan yang ku kenal. Aku hanya membalasnya dengan senyuman tipis."Jadi...?" aku bertanya dan kembali melihat ke depan.
"Jadi?" Eren balas bertanya.
"Jadi kau berhasil mengalahkan Lailaps kemudian datang menemuiku untuk membawaku bersamamu?"
Langkah kami pun terhenti di sebuah taman yang kusadari menjadi tempat di mana sebelumnya aku dan Eren sering datang; taman dekat dengan rumahku."Tidak," jawabnya kemudian duduk di sebuah perosotan dengan pasir di bawahnya.
"Kau kalah?" Ia menarik tanganku perlahan dan membuatku ikut duduk dalam dekapannya.
"Aku tak bilang aku kalah. Tak ada yang menang ataupun yang kalah. Semuanya sudah selesai," balasnya.
".... Aku tak mengerti," kataku
"Hey, Levi. Maaf karena aku tak bersamamu sebelumnya dan menjagamu dari Lailaps." Ia menyandarkan dagunya ke pundakku. Raut wajahnya berubah muram.
"Kau dari mana sampai-sampai membiarkanku berhadapan dengan seekor anjing dengan ukuran lebih dari lima kaki, huh?" kucubit pipinya dan dia mengeluh sakit.
"Awㅡ Sakit!! Iya maaf! Hentikan!" Setelah itu kulepaskan.
"Bicaralah."
"Pagi itu ponselmu berdering, kau masih tidur; karena penasaran jadi aku melihatnya. Itu pesan dari Lailaps; dia ingin kau menemuinya. Tentu saja aku tak ingin kau pergi untuk menemuinya di suatu tempat, jadi aku yang pergi dan menghapus pesannya," ujarnya masih melingkarkan lengannya di perutku.
"Ternyata itu hanya sebuah jebakan untuk menjebakku; setelah berhasil menjebakku dia berniat untuk mendatangimu dengan menjadi aku."
"Aku butuh waktu untuk bisa keluar dari tempat itu dan mencari keberadaan kalian," lanjutnya.
"Begitu ya. Pantas saja aku merasa ada yang aneh saat bicara dengan duplikatmu," balasku.
"Hmm? Kau merasakannya?" tanya Eren.
![](https://img.wattpad.com/cover/151562014-288-k796630.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[ERERI] - I N D I G O - (Completed)
FanfictionOriginal Cover by : @nogar007 Edited by : me !!!WARNING!!! ※ Mengandung OOC Berlebihan ※ Ketypoan + Bahasa Asing (?) ※ Kebaperan sesaat (?) ※ Boy x Boy / Yaoi / Shounen Ai ※ Hardcore ? ? ▶EREN X LEVI◀...