"Kamu sudah gila Sesil!" ucap Leo dengan penuh amarah, terlihat dari sorotan matanya yang begitu tajam dan mengintimidasi.
"Aku tidak gila, aku hanya tidak bisa pergi meninggalkanmu sayang.." ucap Sesil sambil bergelayut manja di lengan Leo.
"Kau bukan lagi wanitaku, karena dirimu adikku Chelsea meninggal! Kau memang berotak busuk Sesil! Busuk!" teriak Leo yang membuat orang-orang di sekitar café melihat ke arah kedua orang ini.
"Aku benar-benar tidak sengaja Leo, aku kira dia selingkuhanmu, aku kehilangan kesadaran dan semua itu terjadi begitu saja..!" ucap Sesil dengan tatapan melas dan sedih yang dibuat-buat. Hanya air mata buaya yang mengalir lembut di pipinya.
"Halah..! Tidak usah banyak alasan, setelah aku mencari informasi tentang kejadian itu, kau memang sudah mengenal adikku dan semua itu memang atas unsur kesengajaan dan sekarang saatnya kau masuk ke dalam jeruji besi, bersama orang-orang yang melakukan hal yang sama denganmu!" Kemudian Leo menghempaskan tangan Sesil dari lengannya dengan kasar sehingga Sesil tersungkur ke lantai café dan di saat itu juga..
"Angkat tangan!" Ujar sang polisi yang lalu masuk ke dalam café dan membuat orang-orang di sekitarnya kaget dan lari meninggalkan café.
"Tapi, saya nggak salah! Lepaskan!Lepaskan saya! Saya nggak sudi dipegang-pegang sama kalian! Leo! Tolong aku Leo! Aku benar-benar tidak sengaja Leo, aku dipengaruhi seseorang Leo.. Tolong jangan membuatku tersiksa Leo! Leo! Leo!" teriak Sesil yang sama sekali tidak dipedulikan oleh Leo.
___
"Ok cut! Good job Brian!" ucap Rico (sutradara) dengan semangat.
"Itu sudah biasa.. Kalau bisa lain kali perannya yang menantang, karena aku suka hal-hal yang menantang diriku.." ucap Brian pada Rico dengan nada yang angkuh.
"Kau akan segera mendapatkannya setelah film ini selesai. Aku sudah menemukan project baru untukmu dan kurasa, peran ini memang belum pernah kau lakukan dan mungkin fans-mu akan sedikit iri karenanya." Ucap Rico penuh percaya diri kepada sahabatnya yang satu ini BRIAN PUTRA HERIBERTO.
"Kutunggu projectmu itu Rico Alfandes!" kemudian Brian berlalu pergi dengan gaya coolnya dan itu cukup membuat fans-fans yang berkeliling di sekitar lokasi syuting berteriak histeris, karena penampilan Brian sangatlah keren bagi mereka.
***
Brian POV's
Lihat, bahkan dengan berjalan saja namaku diteriaki, hmm...fans-fansku banyak juga ternyata, hahaha ok cukup!
Tadinya aku ingin jalan-jalan sebentar di sekitar lokasi syuting. Lumayanlah sedikit menghibu, lalu tanpa sengaja aku juga melihat ada management lain yang sedang syuting di lokasi yang tidak jauh dengan lokasi syutingku. Aku berjalan mendekat dan beberapa pekerja langsung menyapaku ramah, ya siapa sih yang tidak kenal dengan aktris tampan Brian Putra Heriberto.
Aku melihat pemeran wanita yang sedang syuting dengan adegan menangis, karena ditinggal oleh seorang pria, yah mungkin saja ceritanya itu adalah kekasihnya. Tapi kalau dilihat-lihat, aku pernah melihat wajah wanita itu. Sepertinya dia adalah orang yang sempat membuat ratingku turun dan aku sangat kesal karenanya. Sial! Aku lupa namanya! Hmm.. aku akan menyuruh Mark untuk mencarinya.
Harus kuakui aktingnya memang bagus. Ah! Kenapa aku jadi membelanya? Tapi hebat juga dia bisa menggeserku hanya dalam waktu singkat, hmm.. dia pesaing beratku sekarang, dan aku harus menyingkirkannya! Sebut aku pecundang karena aku melawan wanita, tapi kalau sudah menyangkut soal ketenaran, kepopuleran dan kesuksesan, aku tidak memandang siapa lawanku, wanita ataupun pria aku akan tetap menghancurkan mereka!
Daripada aku muak di sini lebih baik aku kembali ke tempat syutingku.
"Rico." panggilku sambil menepuk bahunya dari belakang.
"Ada apa Brian?" ucapnya sambil berbalik badan dan menatapku dengan tatapan bingung.
"Aku mau tanya, siapa wanita yang akan kau perankan menjadi lawan mainku nanti di projectmu yang baru?" tanyaku antusias dan penasaran. Perlu kalian ketahui aku adalah orang yang tidak suka dengan rahasia atau kebohongan.
"Oh, aku belum menemukan pemain yang tepat untuk menjadi lawanmu nantinya di projectku yang baru. Aku masih mencarinya, tapi kau tenang saja, pasti akan kucarikan yang cantik..hahaha" Guraunya lalu pergi meninggalkanku yang masih belum bisa percaya. Yang aku tidak percaya adalah seorang Rico masih mencari pemain. Mengingat project barunya yang sudah dekat dan akan segera dimulai syutingnya, dia masih belum mendapatkan pemain?! Itu mustahil! Pasti kali ini ada sesuatu yang tidak beres.
***Caca POV's
Fiuh.. Ternyata menjadi seorang aktris itu melelahkan, setiap hari harus syuting dan selalu mengulang adegannya jika jelek atau ada yang salah. Tapi mengingat aku mencari uang untuk tujuan yang sangat penting bagiku, aku berusaha untuk semangat, dan setiap mengingat tujuan itu aku merasa penatku menghilang. Yap, apapun akan kulakukan agar tujuanku yang satu itu terkabulkan.
"Kak, masih ada take lagi nggak hari ini..?" tanyaku pada Zoe (sutradaraku) yang membuat wajahnya bingung.
"Kamu sudah selesai kok, memangnya kamu masih mau lanjut? Biasanya aktris-aktris di sini tidak pernah menanyakan sudah selesai atau belum." ucap Zoe sedikit terkejut. Memangnya salah jika aku bertanya ya? Kalau masih ada kan aku harus menyelesaikannya sesegera mungkin.
"Oh, kukira masih ada adegan lagi yang harus diambil. Kalau begitu aku pamit dulu.." ucapku pamit pada Zoe.
"Ya, sampai jumpa, dan besok kau harus datang jam 8 pagi ya, jangan telat!" ucap Zoe tegas.
"Okay!" kemudian aku berjalan menuju parkiran mobil.
***Author POV's
Baru saja Caca ingin membuka pintu mobilnya, dia sudah di cegat oleh seorang pria bertubuh atletis dan mata hitam yang tajam, gelap dan lekat. Tatapannya itu bisa saja membuat para wanita jatuh dalam pesonanya saat ini. Namun berbeda dengan Caca, dia melihat pria ini dengan tatapan bingung dan biasa saja, itu semua karena dia mengenal siapa orang yang ada di depannya sekarang yaitu Brian Putra Heriberto.
"Permisi, aku ingin pulang.." ucap Caca dengan sehalus mungkin.
"Tidak akan kuizinkan kau pulang! Kau harus ikut denganku!" ucap Brian dengan datar dan tatapan dinginnya. Brian membalikkan badannya dan berjalan ke arah danau di lokasi syuting. Dia yakin bahwa Caca akan mengikutinya dari belakang, tapi ternyata... Tidak!
"Tidak bisa, aku harus pulang sekarang, sampai jumpa.." dan Caca langsung bergegas masuk ke dalam mobil dan melesat begitu saja pergi meninggalkan Brian sendirian dengan rasa jengkel. Selama ini belum ada seorangpun yang melawan atau menghindar darinya.
***Brian POV's
Jadi seperti ini rasanya ditolak?! Seumur hidupku tidak ada yang berani menolakku, kecuali kedua orang tuaku. Argh! Aku tidak habis pikir, dia pergi begitu saja, bahkan dia seperti tidak tertarik, atau jangan-jangan dia tidak mengenaliku? Ah! Mana mungkin?
Hmm.. Sekarang aku sudah mendapatkan data dirinya dari Mark (managerku). Namanya Caca Adelia Brown, lahir di New York, Amerika, tanggal 09 April 1990. Hmm.. orang asing tapi bahasa Indonesianya bagus dan tidak ada kesan baratnya. Ok lanjut, Ibunya berasal dari Jepang dan ayahnya berasal dari Amerika.. What?! Kalau salah satu dari orang tuanya tidak ada yang berasal dari Indonesia, lalu dia belajar sama siapa dan kenapa logatnya..? Wanita ini sukses membuatku penasaran.
***Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss From My Rival
Romance"Hai rival?" "Rival..? Bisa tidak sih kau tidak menyebutnya lagi, aku merasa risih.. dan aku sangat bersungguh-sungguh.." -Caca Adelia Brown- "Aku sudah tidak memiliki harapan lagi, semuanya sudah berakhir." -Brian Putra Heriberto- "Ada apa denganny...