14

1.2K 129 13
                                    

Tidak menyandang predikat tetap sebagai brengsek penghancur, atau bahkan keparat, bajingan tengik bukan Jeon Jungkook namanya.

Sifat egois dan sok tahu masih mendominasi, memaksa si wanita wajib menuruti keinginannya.

Lembut terkesan hati-hati, Jungkook bersikeras meminumkan kaplet demi kaplet ke bibir bergetar gadis Kim.

Tangan Jungkook membeku di udara. Matanya membesar sedikit, menyadari sepenuhnya bekas luka memar membiru di sekujur wajah gadis rapuh Kim Taehyung.

Akibat ulah isengnya.

Dia tidak buta.

Ah, rupanya kaleng soda bisa jadi alat alternatif penganiayaan.

Dirasa puas dengan aksi heroiknya, pria itu pun beranjak. Menghela nafas dalam dan mendongak wajah ke langit buram.

Ia membiarkan Taehyung terduduk lemas, menggigil makin mengeratkan lilitan jaket milik Jungkook.

Dirinya terbuai oleh aroma apel, mint, dan sage yang menguar dari kerah kepala jaket parka Army.

Rasanya ironi.
Salah satu faktor penyebab utama sakit demamnya pria brengsek Jeon, namun sang prialah yang berupaya menyembuhkannya.

Sungguh tidak adil.

Taehyung.

Dia tidak ingin.

Tidak ingin jatuh dalam jurang curam ini sendirian.

Jurang perasaan.












Pikiran masing-masing tidak ada di tempat. Jauh melayang entah kemana.

Jemarinya menyelinap ke saku celana, merogoh sekotak berzat nikotin penghilang suntuk. Dia mengambil sebatang, menyulutkannya dengan pemantik api.

Dagunya menengadah ke atas kala karbon monoksida itu terlepas ke udara.

Udara malam dingin yang bercampur kotornya asap rokok makin menusuk lubang hidung Taehyung, membuatnya tersedak hingga terbatuk-batuk.

Kerongkongannya pun makin kering, ia fikir laringnya koyak atau robek saking panasnya.

"Besok. Jangan coba-coba kau berani kabur dari pekerjaan lo. Jangan ambil cuti. Jangan...

ucap pria itu tertahan. Menyempatkan diri menyesap rokok terlebih dahulu sebelum melanjutkan perkataannya.

Taehyung hampir mabuk. Penglihatannya kian terasa panas dan bergabur.

"Jangan ga masuk. Atau gua kirimin paket bunga melati disana!" sarkanya kasar.

Taehyung berdecih, sekalinya dia perlu membanting tubuh bongsor Jeon karena mulut kurang didikan tersebut jika dirinya sehat nanti.

Ia menoleh sekilas memandang lamat pahatan kaku pria ini dari samping.

Dimana kehalusan kulit dan rona merah alami dari bibirnya?

Saking lamanya dia terbawa pada rasa benci menyalahkan membuat gadis Kim tidak pernah lagi sudi bersitatap apalagi memperhatikan wajah pria bergigi kelinci ini dari jarak dekat.

Wajah orang normal tidak akan jadi seputih kapas, ini namanya melebihi orang sakit malah.

Dan suhu badannya ketika pelukan singkat tadi terasa bertolak belakang.
Antar panas dan dingin.
Senyawa musuh yang dipaksa bersatu.

Taehyung muak. Mengira sikap sok baiknya itu karena menginginkan imbalan. Entah apa.

"Bukannya lo seneng kalo jelek lo ini mati emh?" sinis Taehyung tidak mau kalah.

Unseen [KookV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang