Part 1-Murid Baru

2.7K 236 331
                                    

Sinar mentari menyilaukan mata cowok yang masih terlelap di tempat tidurnya itu. Hari telah siang, namun ia tak kunjung bangun dari alam bawah sadarnya. Hingga bunyi jam weker membuatnya sontak terkejut dan langsung terbangun sambil mengucek-ngucek matanya.

Baginya, hari-hari saat sekolah adalah hari yang terkutuk apalagi saat jam pelajaran eksak beruntun dari pagi hingga sore. Niatnya ke sekolah tak lain hanya untuk melanjutkan tidur dan ingin cepat-cepat lulus. Jika saja orang tuanya tidak memaksa untuk sekolah pasti ia memilih tiduran di rumah dan menikmati camilan sambil bermain game.

Vintanio Abraham, begitulah namanya. Remaja berusia 16 tahun yang sekarang duduk di kelas 2 SMA ini tak henti-hentinya bangun kesiangan dan terlambat menuju sekolah.

Jam menunjukkan pukul 7 pagi, namun Vintanio masih belum berangkat. Ia sibuk mencari kaos kakinya yang hilang sebelah. Isi lemari yang telah disusun rapi oleh sang mama habis berantakan. Saat mengacak-acak isi lemari, akhirnya ia menemukan kaos kaki. Bukannya kaos kaki hitam putih yang ia temukan, melainkan kaos kaki abu-abu.

Terpaksa Vintanio harus memakainya, bukan terpaksa lagi atau lebih tepatnya memang Vintanio suka kaos kaki warna abu-abu itu. Persetan dengan hari senin yang penting pakai kaos kaki. Lagian kan, hari pertama masuk gak akan upacara.

Dengan langkah tergopoh-gopoh, Vintanio menuruni anak tangga dan segera menuju ke garasi untuk mengambil motor dan bergegas ke sekolah. Sebelum itu Vintanio tak lupa untuk berpamitan kepada kedua orang tuanya.

“Ma, Pa. Vin berangkat dulu ya.” Teriak Vintanio sambil keluar rumah menuju garasi tempat dimana motornya disimpan.

Tampak kedua orang tuanya kaget dengan suara teriakan anaknya.

“Ya ampun, Pa. Anak kita tuh gak pernah sarapan kalau berangkat ke sekolah. Udah siang lagi berangkatnya.”

“Udah, Ma. Biarin aja. Anak muda kan emang kayak gitu. Kalau laper kan dia bisa makan sendiri.”

Alvina tampak kesal dengan jawaban sang suami. Mereka pun melanjutkan sarapan pagi.

                         
🐰🐰🐰

Vintanio melaju kecepatan motornya menuju sekolah. Tanpa berpikir panjang, Vintanio menerobos semua lampu merah. Tujuannya hanya satu, sampai di sekolah bagaimanapun caranya.

Dengan kecepatan tinggi akhirnya ia sampai juga di depan gerbang sekolah.

“Ah... sial. Gerbang udah ditutup lagi.”

Vintanio membunyikan klaksonnya guna memanggil Pak Satpam. Tiiiiiiiiitttttttttt.. tiiiiiiiitttttt.. tiiiiiittttt..

Bukannya Pak satpam yang muncul, eh malah Pak Tono yang muncul. Pak Tono merupakan guru matematika sekaligus dicap sebagai guru killer oleh murid-murid SMA Victoria.

“Dasar anak gak tau sopan santun. Datang telat terus. Dari dulu kamu emang gak pernah berubah ya. Mau kamu apa sih VINTANIO?”

“Mau saya, Bapak bukain gerbangnya S-E-K-A-R-A-N-G.”

“Berani-beraninya kamu menyuruh saya. Saya ini gu---” ucapan Pak Tono terpotong karena ada seseorang yang menepuk pundaknya.

“Pak, Bapak dipanggil kepala sekolah disuruh ke ruangannya sekarang.”

“Oh.. ya. Terima kasih nak.” Pak Tono langsung berpamitan pergi.

The Truth UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang