Part 3-Si Misterius

1.1K 124 58
                                    

Disaat aku takut kehilangan, aku
menangis dalam diam.
Ingin meluapkannya tapi aku tak mampu.
Aku disini hanya bisa meneteskan bulir-bulir kesedihan.
Sakitnya ku tahan sampai-sampai diri ini tak sanggup lagi.
Dan hanya air mata ini yang menemaniku dalam perasaan bersalah.
Semua rasa berkecamuk menjadi satu.
Meninggalkan bekas luka yang berpadu dalam rasa teriris, tersayat, dan tergores.
Ini hanya rasa yang tak mampu terungkapkan.

                         🐰🐰🐰

“Vin, gue—“

“Pulang dulu ya. Baik-baik tidurnya.”
Key segera beranjak keluar dari rumah Vintanio dan menghampiri Hanna yang sedari tadi menunggu.

“Key, lo gue anter langsung ke rumah lo ya? Atau masih mau kemana?” tanya Hanna.

“Anter gue ke supermarket tempet gue kerja aja. Gue mau langsung kerja.”

“Oh.. lo kerja?”

“Iya. Buat bantu-bantu nenek gue.”

“Okedeh gue anter.”

                         🐰🐰🐰

Seperti hari-hari biasanya, Key selalu semangat bekerja. Di saat ramai pembeli ia pasti menyapa dengan ramah diselingi senyum khasnya.

Senyum yang membuat orang tak ingin berpaling. Tapi, saat sepi pembeli ia memilih tuk membaca buku pelajarannya atau buku novel.

Usaha diselingi doa pasti akan membuahkan hasil. Begitupula sabar harus selalu menjadi jati diri dalam diri Key.

Pintu supermarket terbuka, tanda ada pembeli datang. Key segera melayani pengunjung itu, tapi ada yang aneh.

“Mbak, saya mau beli minuman soda itu.” Pengunjung itu berbicara sambil memperhatikan Key seakan-akan ia mengenalnya.

“Iya, tunggu sebentar.” Key mengambil minuman yang dimaksud.

“Ini minumnya.”

“Makasih, Key” sahut pengunjung itu dan segera beranjak pergi tapi dicegat oleh Key.

“Eh, tunggu.”

“Iya, ada apa?”

“Kok lo tahu nama gue. Lo siapa?”

“Besok lo bakal tahu sendiri gue siapa.”

“Tapi—“

“Hei, mana pelayannya ini? Kok gak ada sih.” Teriak salah satu pembeli di meja kasir yang menghentikan rasa penasaran Key. Key pun segera melayani pembeli yang berteriak tadi.

Key teralihkan konsentrasinya memikirkan kejadian tadi. Mana bisa orang itu mengenal Key, padahal Key sendiri baru bertemu dengannya tadi. Orang itu bahkan mengenal nama Key. Dari ciri-cirinya sih lumayan juga. Tinggi, hidungnya mancung, dan wajahnya juga ganteng.

Key masih melamun, namun lamunannya terhenti karena ada seseorang yang mengagetkannya.

“KEY” teriak orang itu yang langsung membuat Key terkejut.

“Eh, malah ngelamun. Entar kesambet baru tahu.”

“Ihhh.. apaan sih. Masa doain orang yang enggak-enggak.” Key tampak kesal.

“Mikirin apa sih, ngelamun terus. Jangan-jangan—“

“Jangan-jangan apa?” tanya Key masih dengan wajah sebalnya.

“Jangan-jangan lo mikirin gue terus. Hahaha”

“VINTANIO... gue gak punya waktu mikirin lo ya. Apaan sih.” Key nampak lebih kesal.

The Truth UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang