Part 8 - Ketenangan

647 33 2
                                    

Sejauh manakah aku bisa bertahan untuk tidak jatuh padamu? Tolong bantu aku menjawabnya.

~

Malam yang penuh bintang menghiasi bumi. Key yang sedang berjalan untuk pulang ke rumah tanpa sengaja mendengar suara orang berkelahi. Karena rasa penasarannya, ia mencari sumber suara tersebut.

Dilihatnya ada segerombolan orang sedang berkelahi. Namun, diantara orang-orang itu, ada satu orang yang ia kenal. Karena tak ingin perkelahian semakin menumpahkan darah, Key mulai mencari ide untuk menghentikan mereka.

“Ada polisi... ada polisi...”

Seketika teriakan Key membuat kerumunan orang itu bubar, namun ada seseorang yang sepertinya dikeroyoki itu masih terkapar kesakitan. Key segera membantu orang itu.

“Lo gak pa-pa kan?”

Orang itu mendongak menatap Key, seketika ia terkejut bukan kepalang.

Orang itu langsung berdiri dari posisinya, namun karena kesakitan ia tak sanggup untuk berdiri. Untung saja Key langsung membantunya bangun dan membawa ke tempat duduk yang berada dekat taman sekitar sana.

“Makasih.” Satu kata itu membuat Key tersentak kaget.

“Untuk apa?”

“Sudah membantuku tadi,” orang itu tampak meringis kesakitan memegangi sudut bibirnya yang terluka.

Key menatapnya lamat-lamat, “Iya sama-sama. Kita kan teman.” Senyum Key mengembang mengatakannya dengan ikhlas.

“Lo beneran gak pa-pa?” tanya Key kembali  karena ia khawatir dengan keadaannya yang tampak tidak baik-baik saja.

“Iya gue gak pa-pa kok. Gak usah khawatirin gue.”

Sungguh tak meyakinkan Key, karena ia bisa melihat dengan jelas wajah orang itu memar akibat tinjuan. Key memutuskan untuk mengajaknya ke rumah untuk mengobati luka memar itu.

“Ke rumah gue aja, Jino. Gue bakalan ngobatin lo. Lagian kan rumah kita deket.” Ajak Key yang langsung dijawab anggukan oleh Jino.

🐰🐰🐰

Setibanya mereka di rumah Key, nenek Key menyambut kedatangan mereka dan ia tampak terkejut saat melihat kondisi Jino. Ia segera menyuruh Key untuk mengobati luka memar Jino.

Key sangat hati-hati saat mengobati Jino, meski begitu tetap saja Jino tampak meringis kesakitan saat handuk hangat itu mengenai lukanya.

“Maaf, Jin. Sakit banget ya?”

“Iya, pelan-pelan.”

Key berusaha selembut mungkin mengobatinya agar Jino tak meringis kesakitan.

Setelah selesai ia segera ke dapur membuatkan teh hangat dan membawa camilan. Tak lupa di sela-sela keheningan yang menyelimuti mereka, akhirnya Key memberanikan diri untuk bertanya kenapa hal tadi bisa terjadi pada Jino.

“Kok lo bisa berantem sama mereka, Jin?”

Jino tampak bingung harus menjelaskan dari mana.

The Truth UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang