Part 9 - Kesialan

618 27 2
                                    

Kita tak pernah tahu kisah apa yang akan kita jalani selama ada di bumi. Tapi, ingatlah bahwa Tuhan selalu mempunyai skenario terbaik.

~

Entah mengapa sosok Jino yang tadi memeluknya seakan terlintas di benak Key. Ia bahkan tak dapat fokus dengan pelajaran matematika yanng pak Tono jelaskan. Ia tak habis pikir Jino memeluknya.

Mungkin dia semalam waktu berkelahi kepalanya terkena pukulan yang keras sehingga otaknya pun bekerja tak seperti biasanya, batin Key.

Tiba-tiba ada seseorang yang melempar gumpalan kertas ke arah Key, sehingga lamunannya buyar seketika. Key pun membuka gumpalan kertas itu.

Gak usah melamun mikirin gue ;)

Key yang membacanya seketika bergidik ngeri. Ingin sekali rasanya ia menimpuk Jino dengan beribu gumpal kertas, kesal Key. Key mulai menulis di bawah tulisan Jino di surat itu.

Kepedean lo, njir :v

Lantas Key segera menggumpal kertas itu dan melemparnya ke Jino.
Tak mereka sadari jika sedari tadi pak Tono memperhatikan gerak-gerik mereka dari kejauhan. Mereka masih belum sadar jika diperhatikan sejak tadi, masih saling lempar melempar kertas. Kesabaran pak Tono sudah habis sekarang.

"Key, Jino, keluar sekarang juga. Dari tadi main lempar-lempar kertas. Mengganggu kegiatan belajar saja," geram pak Tono.

"Tapi, pak-" ucapan Key terpotong begitu saja oleh pak Tono.

"Gak usah banyak alasan. Keluar kalian."

Tanpa ba-bi-bu lagi Key dan Jino segera keluar dari kelas. Mau tidak mau harus mengikuti perintah pak Tono.Ketika mereka keluar, tampak pak Tono mengikuti di belakang ikut keluar.

"Kalian berdiri di sana dan angkat satu kaki sampai pelajaran bapak selesai," ucapnya sambil menunjuk tempat mereka akan di hukum.

Mereka mulai menjalani hukuman dari pak Tono. Key sangat menyesal karena meladeni surat Jino. Ia sekarang harus di hukum karena perbuatannya. Ia pun harus melewati pelajaran matematika kali ini dengan sangat menyesal.

Lain halnya dengan Jino. Ia malah senang di suruh keluar. Tabiatnya ternyata tak beda jauh dengan Vintanio, awalnya Key pikir Jino sedikit berbeda tapi nyatanya sebelas duabelas dengan Vintanio. Sama-sama sering membuatnya naik pitam.

Sungguh nasib yang malang, hari ini kan pelajaran matematika tiga jam. Bisa-bisa kaki mereka lumpuh karena kelamaan berdiri.

"Maafin gue. Gara-gara gue lo juga di hukum,"

Key menoleh ke arah Jino yang meminta maaf. Wajah bersalah Jino membuat Key tak tega untuk tidak memaafkannya.

"Iya gak pa-pa kok," Key tersenyum tulus.

🐰🐰🐰

Sudah dua jam pelajaran matematika, Key dan Jino tampak kelelahan harus berdiri dengan satu kaki. Harap-harap pak Tono mau berbaik hati dan menyuruh mereka istirahat sebentar saja.

Pak Tono mana mungkin melakukan itu, saat ada yang tidak serius dalam pelajarannya ia harus memberi hukuman yang setimpal pada muridnya supaya mereka jera dan tak mau mengulangi lagi kesalahan yang telah diperbuat.

Key tampak oleng, sepertinya kakinya benar-benar sudah kelelahan. Hampir saja ia terjatuh ke samping jika saja Jino tidak langsung memegang tangannya.

"Lo masih kuat gak, Key?" tampak Jino khawatir karena Key mulai berkeringat sepertinya Key kelelahan.

"Masih kok, Jin." Raut wajahnya sangat jelas jika Key kelelahan.

The Truth UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang