Sedari tadi bel tanda masuk telah berbunyi. Siswa kelas XI MIPA 2 sebagian memilih di kelas dan sebagiannya lagi entah kemana. Guru-guru kabarnya sedang rapat bersama kepala sekolah. Kesempatan seperti inilah yang tidak boleh disia-siakan, mereka ada yang sekedar ngobrol di kelas, tiduran, ada juga yang ke kantin. Seperti saat ini Key, Jino, dan Vintanio sedang dalam perjalanan ke kantin. Mereka hanya ingin membeli makanan ringan sambil mengobrol di kantin, daripada di kelas sumpek minta ampun.
Dalam perjalanan ke kantin tak sengaja mereka berpapasan dengan Kevin dan teman-temannya. Sontak mereka menghentikan langkahnya karena sepertinya Kevin sengaja menghalangi mereka.
“Hei.. ketemu lagi kita,” Kevin menyeringai.
Key menatap Kevin dengan tatapan kesal minta ampun. Sudah kali kedua dia bertemu dengan Kevin dalam kurun waktu yang singkat ini. Apalagi Key mengingat kejadian tadi pagi saat Kevin menantangnya bermain basket dan membuatnya kesal karena telah menghajar Jino yang berusaha melindungi Key.
Key tak habis pikir, kira-kira aksi apa lagi yang bakalan dia lakuin kali ini. Gak lelah apa Kevin terus-terusan mengusik Key?
“Minggir lo. Ngehalangin jalan aja,” kata Vintanio berusaha menyuruh Kevin pergi dari hadapan mereka. Bukan Kevin namanya kalau dia langsung minggir.
Kevin memicingkan matanya menatap Vintanio, “Eh, ada lo. Siapa lo nyuruh kita minggir? Gue gak ada urusan sama lo, gue ada urusan sama Key. Gak usah ikut campur.”
“Eh, lo tadi udah bonyokin muka gue yang ganteng ini. Gue rasa urusan kita belum selesai,” sambung Jino yang tampaknya ingin memukul wajah Kevin, ingin membalas dendam karena telah memukul wajahnya yang tampan.
Jino menarik kerah seragam Kevin, “Ayo kita selesain sekarang.”
Kevin tak terima Jino menarik kerahnya, ia melakukan pembalasan mendorong tubuh Jino hingga terhentak ke belakang.
“Brengsek lo.” Jino maju hendak melakukan perlawanan kembali. Tapi seketika terhenti karena Key berteriak.
“Aduh.. kalian ini kenapa sih berantem terus kalau ketemu. Bosen tahu ngeliatnya.”
Seketika mereka menghentikan adu jotos itu. Kevin tampak merapikan kerahnya, Jino berjalan mendekat ke mereka, sedangkan Vintanio hanya menatap dengan wajah jengah.
“Lo ada urusan apa lagi sama gue, cepetan ngomong. Waktu gue gak banyak buat meladeni orang kaya lo,” ucap Key sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Jino berdiri di samping kiri Key, sedangkan Vintanio di samping kanan. Udah kaya bodyguard lagi menjaga majikannya aja.
Kevin menyeringai menatap Key, “Gue mau ngomong berdua aja sama lo. Suruh dua bodyguard lo pergi.”
Key langsung menyuruh Jino dan Vintanio pergi sebentar, mereka sempat membantah tapi berkat bujukan Key akhirnya mereka pergi juga. Lebih tepatnya memantau dari kejauhan. Kevin juga sudah menyuruh teman-temannya pergi.
Kevin dan Key tampak serius berbicara. Dari kejauhan, Jino dan Vintanio bertanya-tanya apa yang mereka perbincangkan hingga begitu lama.
Akhirnya Key dan Kevin selesai berbincang. Entah apa yang mereka bicarakan hingga seserius itu. Tadi saat Kevin berbicara, terlihat dari raut wajah Key tampak bingung menanggapi setiap apa yang dikatakan Kevin.
Jino dan Vintanio pun langsung menghampiri Key yang masih berdiri di tempatnya menunggu. Raut wajah Key berubah santai seakan tak terjadi apa-apa.
“Yuk.. kantin,” ajak Key yang langsung pergi meninggalkan mereka berdua yang melongo di tempat.
Pasalnya, masa gak ada keinginan Key untuk menjelaskan apa yang ia bicarakan dengan Kevin? Padahal Jino dan Vintanio baru saja ingin melontarkan pertanyaan, eh Key malah melengos pergi begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold
Ficțiune adolescențiKau bilang kau suka dia. Aku bilang aku suka dia. Kebohongan apa lagi yang harus aku katakan padamu? Aku pun tak tahu. Pada akhirnya kita sama-sama tak bisa mengatakan kebenaran itu. Jika diberi waktu untuk mengatakannya, akankah kita sama-sama ber...