Chapter 19

631 103 12
                                    

Maybe I was destined to forever fall in love with people I couldn't have.

Maybe there's a whole assortment of impossible people waiting for me to find them.

Waiting to make me feel the same impossibility over and over again


Carol Rifka




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Semenjak di pesta, Yewon jadi memiliki banyak teman tambahan. Sayangnya sikap dan dandanan Yewon masih kembali berubah seperti biasanta. Tetap sederhana dan bahkan semakin menunduk. Photo-photonya banyak tersebar dan banyak yang setuju mengenai cantiknya Yewon, sepadan dengan tampannya seorang Taehyung.

Meskipun masih banyak yang mencibirnya karena operasi plastik dan apalah itu, lagi-lagi, Yewon tidak peduli. Hal menyakitkan itu tidak berubah.

Sayangnya ada yang berubah dari Jaemin. Ia terlihat menjauhi banyak orang dan bahkan mundur dari klub bola. Padahal ia sudah terpilih sebagai kapten di klub sepak bola. Ia bahkan sudah tiga hari tidak masuk sekolah dengan alasan urusan penting. Sudah hampir dua minggu ponsel Yewon sepi.

Di kolong meja Yewon hanya ada sebuah kotak yang berasal dari Jaemin. Namun Yewon terlihat tidak bercerita pada siapapun mengenai hal ini, [un belum berniat membuka bingkisan itu. Ia akan membukanya setelah ia bertemu dan berbicara pada Jaemin

Mendadak Yewon mengingat setiap pesan yang Jaemin kirimkan padanya setiap hari selama hampir tiga bulan ini. Mulai sebelum berangkat sekolah hingga malam harinya. Ada saja yang Jaemin kirimkan padanya.

'Beb, gue bawa coklat. Ada di kolong meja lo ya nanti'

'Yewon, aku punya susu buah di tempat sepatu kamu'

'Lagi ngapain? Hari ini capek banget latihan'

'Tugas udah selesai belum?'

'Lain kali harus berani lawan yang nyakitin lo'

'Semangat, Umji'

Mungkin Yewon tidak nyaman pada awalnya, hingga saat ini untuk pertama kalinya seorang Yewon mencari seseorang karena khawatir.

Orang itu adalah Jaemin.

"Ji, kamu mau pulang nggak?" tanya Yuna dan membuyarkan lamunan Yewon.

Senyuman Yewon dibarengi dengan gelengan kepalanya langsung dipahami oleh Yuna dan teman lainnya. Lisa mendekati Yewon.

"Lo nunggu siapa??"

"Nunggu kabar kakak gue" Kata Yewon sembari berusaha tenang.

Mina menyadari perubahan Yewon yang mulai menanggapi apa yang teman sekelasnya katakan atau bahkan tanyakan. Sejak kembali dari acaranya beberapa waktu lalu, ia bertekad untuk membuka pikiran Yewon bahwa berteman tidaklah menyakitkan.

[COMPLETED] SERENITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang