Chapter 23

535 93 6
                                    

Someone asked me if I missed you. I didn’t answer. I just closed my eyes and walked away and whispered ‘so much’.

Anonymous

Sesampainya di rumah, Yewon mengabaikan semua pertanyaan Jungwoo, Suzy dan Soohyun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya di rumah, Yewon mengabaikan semua pertanyaan Jungwoo, Suzy dan Soohyun.

Ia hampir tidak pernah mengabaikan perintah atau pertanyaan Soohyun, dan apa yang saat ini terjadi membuat Suzy panik bukan kepalang.

Yewon pulang sendirian dengan wajah datar setelah mengucapkan salam saat memasuki rumah.

Terlambat hampir tiga jam karena hujan. Itu adalah satu-satunya ucapan Yewon sebelum melangkah memasuki kamarnya dan menguncinya.

"Mas, mbok ya itu coba di ketuk kamar adeknya. Mama tadi coba ketuk tapi nggak di jawab" Kata Suzy saat menuruni tangga setelah dari kamar Yewon.

Jungwoo mendesah. "Mama nggak bisa ya apalagi aku. Papa coba gih"

"Yewon lagi ada masalah, diemin dulu aja. Mungkin besok mau cerita" Kata Soohyun sembari tersenyum, menenangkan istrinya yang tidak berhenti mengoceh.

"Kamu bawain susu, buah, sama roti aja ke kamarnya. Taruh di depan pintu kayak biasanya" Soohyun mengusap kepala Suzy. Mendengar ucapan Soohyun, Suzy segera mengangguk dan bangkit untuk menyiapkan makanan untuk Yewon

Bagi Suzy, mental Yewon adalah yang utama. Jika Pun Yewon ingin homeschooling, maka ia akan dengan sangat setuju untuk kebaikan Yewon.

Sayangnya, anak gadisnya itu sudah lebih menyukai sekolah. Ia suka sekolah dan belajar, tapi tidak dengan lingkungan dan orang-orangnya.

Suzy patut berbangga hati karena kedewasaan Yewon dalam menyingkapi masalahnya. Ia bisa memisahkan masalah pribadi dengan sekolahnya. Namun ada rasa sedih karena hal yang dilakukan Yewon ini belum seharusnya dimiliki Yewon. Sifat dewasa Yewon alami tumbuh karena tekanan sekolahnya.

"Mbak..., ini makanannya mama taruh bawah ya sayang"

Selesai Suzy menaruh di kotak makan, tak lama pintu kamar Yewon terbuka. Tentu saja Suzy terkejut, kemudian mengangkat kotak makan tersebut kembali.

"Kamu makan dulu ya, Ji"

Yewon tersenyum kecil, "Iya ma." katanya setelah mengambil kotak di tangan Suzy kemudian menutup dan mengunci pintunya kembali.

Dibalik pintu kamar, Yewon menatap sedih kotak makan yang dibawa Suzy. Kotak yang sejak dulu menjadi andalan Suzy saat Yewon tidak mau turun untuk makan. Kotak besar yang bisa berisi banyak makanan dan kotak susu milik Yewon.

Ia membawa kotak itu ke meja bawah dan membukanya.
"Maafin Umji ya, Ma" Gumamnya sembari membuka kotak tersebut dan memakan apa yang disediakan sang mama.

Ponselnya berbunyi..

//Incoming Call//
Jaemin

Mata Yewon membulat dan senyuman terukir di wajahnya.

"Halo..."

"Hai princess, apa kabar?"

"Hm, baik. Kok bisa nelpon?"

Suara Yewon memelan karena ia berusaha mengatur dirinya.

"Nggak boleh?"

"Bukan gitu.. Hm, kan di luar negeri"

Suara tawa Jaemin membuat Yewon mendadak tersenyum dan berjalan ke ranjangnya

"Belum berangkat, masih disini"

"...Ji, kok diem?"

"Ah gue udah ngangguk"

Yewon mengangguk seakan ia sedang berbicara dengan Jaemin secara langsung.

Kemudian suara tawa Jaemin meledak lagi.

"Ini kan di telpon bukan video call atau ketemu langsung. Mana gue tau lo udah ngangguk sayang"

'sayang?'

'ha?'

Yewon terkejut dengan ucapan Jaemin yang mungkin tidak sengaja.

"Ji"

"Iya?"

"See you again when I see you, ya"

Hati Yewon mencelos mendengar ucapan Jaemin yang lembut. Ia tidak tahu, hanya saja dengan Jaemin ia bisa menjadi dirinya.

Tidaklah perlu memaksakan senyum. Tidak juga harus mengikuti orang-orang yang terlihat hebat dan cantik. Dengan Jaemin, ia bisa seperti dirinya saat dengan Taehyung.

"Umji..."

"Iya?"

Suara Jaemin tidak terdengar, terjeda cukup lama dan membuat Yewon kebingungan.

Kalau dipikir-pikir, orang yang ia benar-benar terima sebagai teman adalah Jaemin. Bukan teman-teman lainnya.

"Kenapa diem aja, Jaemin?" Tanya Yewon lagi dan terdengar kekehan disana

"Tungguin gue pulang ya. Gue janji, nggak lama kok"

"Buat apa nunggu?"

"Nanti kita jalan-jalan dan nonton lagi. Disaat itu tiba, gue harap sih lo belum punya pacar"

"...Gue mau selesaiin urusan dulu. Mungkin lama, dan gue akan kabarin lo terus, biar lo nggak keswpian tanpa gue. Kesepian nggak lo tanpa gue??"

"Ngawur ih"

"Hahaha iya deh iya, kalah gue."

"...Ya udah, gue matiin ya. Istirahat, besok kan sekolah."

"Iya"

"Bye"

Panggilan tersebut terputus.

"Jaemin..., Gue kesepian"

Yewon menaruh ponselnya dan terlihat tidak lagi berminat dengan makanan yang tergeletak di meja bawahnya tersebut.

Mendadak suara di lantai bawah begitu ramah dengan tawa yang ia yakini milik Taehyung.

Bentakan Taehyung masih begitu terasa di telinganya. Ia tahu bahwa ia harus segera berbaikan dengan Taehyung. Perkataan Minhyun tempo hari masih melekat dipikirannya.

Namun kembali lagi, Yewon adalah seorang introvert.

Ia menghela napasnya dan merebahkan di kepalanya di bantal empuk kesayangannya. Rasanya ia ingin menghilang.

Diraihnya remot AC untuk menurunkan suhu AC kamarnya dan bersiap tidur.

"Why it hurts me so damn much...."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




ketika sebuah emosi mempengaruhi jalan cerita ini. pretduut 🙄

[COMPLETED] SERENITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang