Chapter 42

521 69 25
                                    

Music is an expression of individuality; it's how you see the world. All art is, for that matter. You take how you experience the world, interpret it, and send it out there - express it - whether it's sculpture, dance or singing


- David Sanborn -



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Silahkan dengarkan Canon in D di Chapter ini karena ke depannya aku akan sering membawa cerita ini dengan instrument piano :)

Alunan piano menggema dari sebuah rumah yang Yewon lewati hari ini. Langkah kakinya berhenti, tatapannya tertuju pada seorang pria yang memainkan piano dengan indahnya. Hatinya damai saat musik itu mengalun indah di telinganya.

Jendela rumah yang terbuka membuatnya leluasa saat mendengarkan pria itu menggerakkan jemari tangannya saat menekan tuts piano.

Yewon tersenyum kecil.

Pria itu tetap asik menikmati me time nya tanpa menyadari bahwa Yewon terus berdiri tanpa tahu kapan ia akan pergi dari sana. Yewon pun begitu menikmati permainan piano pria itu. Matanya tertutup.

Memori mengenai Jaemin mendadak muncul. Senyuman Jaemin, suara Jaemin, dan segala hal tentang Jaemin muncul begitu saja. Tapi ternyata memori ini tidak sesakit saat memori tentang Taehyung muncul. Perasaannya pada Taehyung ternyata begitu besar.

Taehyung...

I Miss you...


"Canon in D"

Sebuah suara tegas membuat Yewon tersadar dan membuka matanya. "...Lagu ini berjudul Canon in D" lanjut pria itu tanpa menghentikan permainannya.

Ia menatap Yewon dengan tajam dan membuat Yewon tidak enak karena bahasa kasarnya Yewon mengintip rumah orang lain. Meskipun pria itu tidak keberatan dengan orang yang mendengarkan permainannya.

"Maaf, aku tidak bermaksud menguping permainanmu. Aku permisi—"

"Apa aku memarahimu karena mendengarkanku bermain piano, Agassi?"

Yewon terdiam. Tatapan mereka masih beradu. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Pikirannya masih melayang entah kemana.

"Umji??"

Pria itu menghentikan permainannya dan berdiri. Sedangkan Yewon terkejut siapa yang memanggilnya.

"Hana-ya?" Ucap Yewon. "Maaf aku tidak tahu ini rumahmu, dan aku—"

[COMPLETED] SERENITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang