30 ○ Ajakan

508 117 20
                                    

30/07/18
Sorry for typo

Aku mau jujur, tapi jangan beritahu siapa-siapa, oke?

Aku baru saja tersandung karpet di kamar dan terjun bebas hingga mendarat dengan sangat tidak nyaman di lantai. Oh, jangan lupa sama keselek ludah sendiri yang bikin aku batuk-batuk sambil berbaring, atau handphoneku yang hampir terlempar dan ikutan terjun bebas.

Hiperbolis banget, nggak sih?

Gara-garanya satu. Notifikasi chat dari seseorang yang berhasil membuatku merasa jungkir balik.

The one and only Kinza Adyatma Bagaskara yang aku nggak tahu gimana ekspresi dia saat memncet tombol kirim di layar gawainya. Datar? Dilengkapi lengkungan di bibir? Atau ketawa gila bareng Alvin seperti saat keduanya bersekongkol mengerjai teman kenalan dari dunia maya?

Entah. Hanya Kinza, orang yang ada di sekitarnya, serta Tuhan yang tahu. Pun sama berlaku bagiku yang berekspresi luar biasa heboh ini.

Duh, Na, kamu norak banget, sih?

Serius ya, aku saja sempat malu sendiri ketika sadar bagaimana reaksiku tadi walaupun tidak ada orang yang melihat. Hhh...

Mau tahu isi pesan Kinza?

Jujur lagi, laki-laki satu itu tadi sempat menanyakan tugas untuk besok yang kemudian tanpa aku sadari pertanyaannya merembet panjang menjadi sebuah percakapan. Chatting.

Dan Kinza tiba-tiba bertanya begini,

Kinzaaaaa

Na, kaki kamu sehat, kan?

Hah?
Sehatlah

Beneran?
Nggak sakit?

Iya
Kenapa?

Buat jalan bisa?

Bisaaa
Kenapa sih emang?

Yang terakhir itu butuh sekitar seperempat jam untuk dibalas, dan balasan dari Kinza itulah yang membuatku tersandung, jatuh, dan keselek.

Kinzaaaaa

Kalau gitu kalau kita jalan bisa?

Padahal asli, kalau dipikirin jawabannya itu apa banget. Gombal! Malah jatuhnya cheesy, tapi kenapa aku seperti kena sengatan listrik, ya?

Nggak deh, nggak boleh terlalu berharap. Dia kan orangnya suka begitu, banyak bercanda!

Bahkan hari itu, saat kami memberi kejutan untuk Rami di Mcdonal dan si menyebalkan satu itu tiba-tiba berkata hal anehㅡyang jujur masih sering terngiang di otakku.

Jangan terlalu berharap.

Sebab yang ada hanya aku yang bergegas mengambil kue, menerobos hujan sembari membebaskan diri dari suasana tak terduga yang lebih membuat jantungan daripada saat dibonceng Ale. Masa bodo dengan basahnya seragam dan rambutku, juga dengan Kinza yang menyerukan namaku lantas menyusul.

"Kenapa tiba-tiba nerobos hujan, sih? Kan bisa aku yang ngambil?" Omelnya begitu kami kembali ke teras dengan kotak kue dan jaket Kinza yang hampir kuyup.

"Habis kamunya lama. Kalau hujannya tambah deras dan ngerusak kue, sia-sia dong rencananya?"

"Iya, deh iya... orang lagi serius, tadi..." sahutnya dengan suara yang semakin mengecil namun masih berhasil tertangkak telingaku.

Maksudnya apa?

"Hah?"

Kinza mengerjapkan mata, tiba-tiba mengalihkan perhatian dengan menunjuk langit mendung.  "Nggak, tadi ada petir bentuknya kayak kelinci."

Alasan terbodoh yang pernah kudengar. "Mana ada petir bentuknya kayak kelinci? Nggak usah bohong deh..."

"Dih siapa bilang ada?"

Sisi menyebalkannya kembali. Saat itu aku menonjok bahunya pelan sebelum masuk ke dalam bangunan dengan kotak kue di tangan. Dengan begitu acara kejutan untuk Rami terjadi, dan kata-kata aneh Kinza terlupakan. Meskipun sebelum tidur aku sempat merenung dan berakhir galau...

Kinzaaaaa

Mau nggak?
Ayoooo katanya kakinya sehaaat?

Lamunanku buyar dikarenakan bunyi notifikasi chatting yang nyaring. Membaca sejenak, lantas hanya "hah" disertai tanda tanya yang bisa ku balas.


Aku sebenarnya mengerti kok, dia ingin pergi ke suatu tempat bersama. Tetapi masalahnya satu, dia serius atau nggak? Karena akan sangat memalukan kalau misalnya aku semangat mengiyakan dan ternyata Kinza hanya bercanda.

Apalagi...

LINE!

Lagi-lagi suara notifikasi mengganggu. Aku segera membuka ruang chat dan membaca pesan terbaru sebelum tiba-tiba merasa moodku menurun secara drastis.

Kinzaaaaa
Temenin nyari kado dong
Bentar lagi Adira ulang tahun









Mari menghujat bersama

Btw maafkan ketidak konsistenanku. Anggap saja ini weekend

K I N Z A ●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang