Solusi Jadi Murid Pintar

122 26 37
                                    

Hari ini guru bahasa inggris menghukumku, karena aku lupa mengerjakan pr yang kemarin ia berikan. Ia memaki-makiku, mengatakan kalau aku adalah siswa yang bodoh, beberapa kali disertai umpatan dan hujatan.

Ia menghukumku berdiri di bawah tiang bendera dari jam 8 pagi sampai jam 3 sore. Meskipun, saat luput dari pengawasannya aku beberapa kali berkesempatan duduk. Rasa malu tak tertahan lagi namanya, beberapa siswa bahkan ikut-ikutan memanggilku dengan umpatan "si bodoh". Dalam hati aku ingin melawan, tapi jumlah mereka terlalu banyak untukku ladeni satu per satu.

Pukul setengah 4, guru bahasa inggris memanggil dan memberikanku hukuman tambahan. Padahal saat itu bel pulang sekolah telah berbunyi nyaring. Hukuman yang ia berikan juga tak kira-kira, membersihkan seluruh kamar mandi siswa yang berjumlah sepuluh kamar. Emosiku semakin bergejolak dan menyala-nyala, untunglah pak satpam mau berbaik hati membantuku membersihkannya.

"Pak, anda tahu alamat Bapak Franchescus, guru bahasa inggris tadi?" Ku lempar pertanyaan padanya, satpam sekolahanku sambil masih menyikati lantai kamar mandi.

"Tahulah, rumahnya hanya terletak beberapa blok dari rumahku." Jawabnya sambil membantu menyiram air.

"Memangnya ada apa, menanyakannya? Mau protes? Ha...ha...ha..." Satpam tadi bertanya tertawa yang dibuat-buat.

"Mau nambah waktu belajar saja, Pak. Lagian saya tadi juga belum sempat minta maaf. Siapa tahu jika saya habis ke rumahnya, saya berubah menjadi siswa yang pintar." Jawabku dengan balasan melucu yang sengaja dibuat-buat.
***

Malam itu juga, tepatnya menjelang dini hari aku berangkat menuju rumah Pak Franchescus. Tak lupa beberapa amunisi sudah ki siapkan di dalam tasku, sebuah pisau pemotong daging, linggis dan kapak. Sebuah gergaji mesin pun sengaja ku pinjam meskipun terasa berat untuk ku bawa sendirian.

Kebetulan saja di samping rumah Pak Franchescus ada sebuah tangga bambu, sengaja memang aku bertamu lewat jendela lantai atas. Hanya tidak ingin beliau harus merasa repot untuk bangun untuk membukakan pintu untukku.

Jendela lantai atasnya ki congkel menggunakan linggis, betapa beruntungnya aku saat masuk tepat di dalam gudangnya. Entah alasan apa keluarga Pak Frachescus memilih meletakkan gudangnya di lantai atas. Meskipun aku harus merasa repot juga saat harus naik turun tangga mengambil tasku dan sebuah gergaji mesin.

Aku berjalan mengendap-endap menuju kamarnya, tanpa sebuah topeng, masker, ataupun penutup wajah yang lain. Karena tujuanku bukan mencuri, melainkan hanya bertamu saja. Beberapa kamar sudah ku buka dan yang berhasil ku habisi hanya anak dan istrinya saja. Sebuah kamar tersisa, bisa dipastikan ia ada di sana.

Dugaanku benar, ia tertidur di ruang kerjanya. Guru yang malang, ia tertidur setengah duduk dengan meja menjadi alas tidurnya. Akan sangat bersalahnya aku apabila membangunkannya. Maka ku ambil pisau pemotong di dalam tasku dan ku tusukkan tepat di punggungnya. Ia terbangun dan berteriak kesakitan, bertambah terlejutnya lagi Pak Franchescus yang mengetahui akulah yang ada di belakangnya.

Beberapa kali ia berteriak minta tolong, namun sudah ku pastikan jika usahanya akan sia-sia saja. Ku keluarkan kapak dan ku mulai memotong bagian kedua  tangannya. Ia tergeletak tak berdaya dan beberapa kali mengucapkan minta maaf padaku. Tangannya sudah buntung, dan kini tanganku tergenggam sebuah kapak. Aku mendadak pandai, ku ayunkan kapakku pada kaki kanannya sebagai penerimaan maaf.

Pak Franchescus menangis, berteriak, dan telah berulang kali memohon padaku untuk mengakhiri hidupnya saja. Ia sudah berputus asa, maka ku kabulkan saja permintaannya. Ku angkat gergaji mesinku dan ku potong lehernya, kepalanya kini telah terputus dari badannya. Dan memastikan jika hidupnya kini sudah berakhir.

Ku pecahkan kepalanya dengan kapak, dan ku makan otaknya mentah-mentah. Sejak saat itu juga aku berubah menjadi siswa pintar, terutama pelajaran bahasa inggris. Lihat saja, guru bahasa inggrisku yang baru selalu memberikanku nilai yang bagus. Meskipun saat pelajarannya aku sering tidak hadir.

Dark.

When the weekend comes, story update!

Jangan hanya jadi pembaca saja ya:) harap tinggalkan vote dan komentarnya.

Saran dan kritiknya selalu author tunggu.

Happy Reading!

Creepypasta Horror Story IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang