Chapter 12

318 14 0
                                    

Sakura's POV
.
.
Aku menganga setelah mendengar perkataan Itachi-nii dan napasku seolah berhenti berhembus karenanya. Apa maksudnya dan apa yang aku dengar tadi benar?

"Kau mendengarku, Sakura?" ucap Itachi-nii. Oh. Aku tentu mendengarnya dan kata-katanya ini terus terulang-ulang di kepalaku dan membuat dadaku berdenyut nyeri sampai-sampai membuat perutku terpilin. "Semua yang aku katakan ini benar, tidak ada maksud mempermainkanmu," ucapnya lagi, aku menutup mulutku yang menganga dengan posisi masih membelakangi Itachi-nii. "Kau mau bicara berdua denganku? Aku akan menjelaskan semuanya." Aku mendesah, mencoba menetralkan gejolak aneh dalam diriku karena aku tidak mengerti dengan skenario macam apa yang aku hadapi sekarang.

"Boleh kami bicara empat mata, Tousan, Kaasan?" aku mendengar Itachi-nii berbicara ke orangtuaku.

Untuk sekian kalinya aku mendesah, mempersiapkan hal mengejutkan apa yang akan aku hadapi sekarang. Aku tidak mendengar jawaban Tousan dan Kaasan, hanya suara langkah mendekat ke arahku.

"Apa yang dikatakan Itachi-kun tadi benar, nak." Ucap Kaasan sambil membelai rambutku dan menghapus jejak airmataku, aku hanya diam tidak menjawab.

Tousan menatapku dengan tatapan sedih. "Jangan mencoba menghindar lagi dan dengarkan baik-baik yang dikatakan Itachi." Aku masih tetap diam, sampai Kaasan dan Tousan berlalu masuk ke dalam kamar mereka.

Aku menutup mataku sambil mendesah. Kemudian berbalik menatap Itachi-nii yang menatapku balik dengan tatapan tajamnya namun terlihat pula kesedihannya, "Apa maksud ucapanmu tadi, Itachi-nii?" tanyaku mencoba membuat suaraku terdengar tegar, tapi tetap saja suara parauku yang menyedihkan ikut keluar. "Apa yang tidak aku ketahui di sini?"

Ia mendesah sambil memejamkan matanya. "Duduklah," pintanya. "Dan aku akan menjelaskan semuanya padamu." Kembali ia menatapku dengan tatapan tajam dan kesedihannya.

Akhirnya aku menurutinya dan duduk di depannya, "Baik, sekarang jelaskan semuanya padaku." Tuntutku, aku menatapnya tidak sabaran. Aku butuh kejelasan atas kekacauan yang terjadi saat ini dan aku sangat berharap sekali Sasori-nii juga ada di sini, karena ini menyangkutnya juga.

Itachi-nii berdeham, masih mengaitkan jari-jari tangannya yang terkepal karena aku memberikannya kalungku ah bukan milik Sasuke kepadanya. "Sasori mengarang cerita," ia mulai berbicara, aku menautkan alisku. "Kau ingat kejadian apa yang kau lihat waktu kau mengantar peralatan astronomi di kampus Sasori?" aku memutar mataku ke atas, mengingat kejadian yang dimaksud Itachi-nii, dan aku meringis karena kejadian yang dimaksdunya adalah dimana Sasuke dan Shion sedang tertawa bersama yang aku ingat, aku mengangguk memberinya jawaban. Ia kembali berdeham. "Kau ingat pernah bertanya ke Sasori, siapa gadis di samping Sasuke, benar?" aku meringis lagi dan kali ini dengan nyeri di dada. Aku kembali mengangguk.

"Kau ingat apa jawabannya?"

Aku terdiam, melihat ke arah Itachi-nii. Sebenarnya aku bingung kenapa ia memintaku untuk menjawab jawaban Sasori-nii waktu itu, Ia masih menunggu dengan menatapku sabar.

Aku kembali mendesah. "Itu Shion, dia kekasih Sasuke." Ucapku pelan, hampir berbisik.

"Dan kau percaya?" tanyanya lagi.

Aku mengernyit bingung. Itachi-nii terlihat marah. "Ya. Karena jawaban itu keluar dari mulut Sasori-nii," ucapku, ikut marah. Kenapa menjelaskan ucapannya tadi serumit ini? "dan tentu saja aku percaya, lagi pula kedekatan Sasuke-kun dan Shion tidak hanya dihari itu saja aku melihatnya."

Aku menahan untuk tidak mengerang, ini membuatku mengingat kembali kedekatan mereka, dan ucapanku tadi seolah aku cemburu dengan kedekatan mereka, dan pada akhirnya aku mendesah karena sikap bodohku ini. Benar-benar menyedihkan.

Falling in Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang