BAB 7: Membereskan Tanpa Kebisingan

3.8K 218 5
                                    

BAB 7: Membereskan Tanpa Kebisingan

"Lo gila? Lo baru aja ngajak berantem wakil direktur Narsh Group? Lo kurang kerjaan? Mending jadi tukang cuci mobil aja di rumahnya" Candy menoleh pada Bianca karena terkejut. "Ko lo bisa tau?".

Hening, Salsa masih terdiam. Mencerna setiap kalimat yang baru Candy katakan. "Lo beneran disuruh nyuci mobilnya?" Bianca memastikan. "Gue juga disuruh berantem ama bodyguardnya, lo tau gue bahkan sebenarnya dia jadiin bodyguard buat acara-acara tertentu dan gue juga dijadiin kacung di rumahnya" Salsa mengepal kuat tangannya.

"Lo bego atau apa? Kenapa mau? Kenapa juga malah bohong? Dia ga bisa gitu sama lo, dia ga ada hak" Candy menoleh pada Salsa dengan santai. "Kalo gue bilang emang ada yang bakal berubah? Kalo gue protes ada kontrak yang ngiket gue? Gue ga bisa bales dia dan itu ngebuat gue makin gila" Bianca menepuk punggung Candy cukup keras membuat gadis itu melenguh sakit.

"Ga usah lebay. Lo jatoh dari pohon aja sehat walafiat. Gue ga bakal ngelarang lagi, lo goda dia abis-abisan abis itu porotin trus baru tinggalin. Tunjukin bakat penggoda lo". Candy tidak suka meski untuk pertama kalinya Bianca mendukung apa yang dilakukannya.

Lola tampak mengangkat tangan, kebiasaan dirinya saat ingin bertanya. "Kalo Candy malah suka sama bosnya juga gimana?" Lola mendapat tatapan tajam dari Bianca, Salsa terutama Candy.

"Amit-amit" ujar ketiga gadis itu secara bersamaan. "Trus Rafael gimana? Lo tau kan dia sesuka apa sama lo?" Salsa mengingatkan.

Candy terdiam sesaat, "Mungkin udah waktunya gue buang dia". Selalu sefrontal ini. Entah sesakit apa Rafael jika mendengar ucapan Candy saat itu. "Setidaknya lo punya hutang kencan sama dia. Kali ini walaupun lo mau mengakhiri hubungan lo sama Rafael gue mau lo mengakhiri dengan cara baik-baik. Bisa?" Salsa hampir tidak pernah peduli pada siapa sikap buruk Candy ditujukan. Tapi kali ini dia merasa pengorbanan dan kasih sayang Rafael terlalu tulus untuk mendapat perlakuan buruk sahabatnya itu.

"Gue ga punya kewajiban buat bersikap baik dan-" ucapan Candy terpotong. "Lo tahu seburuk apa janji yang ga ditepatin. Lo mau jadi sampah semacam itu?" Salsa selalu mampu membuat Candy mengikuti perkataan-ya.

Entah mengapa Candy semakin merasa gadis itu semakin mampu menguasainya. Meski itu tugasnya sebagai rem, sebagai Sonia bagi Candy —Candy jadi sedikit takut.

Takut dirinya akan kehilangan kendali dirinya sendiri dan malah tunduk pada Salsa. Meski itu yang dulu diminta Candy pada Salsa.

*       *       *

Candy berjalan cukup tergesah. Sudah tiga hari Ryan membuatnya sibuk tanpa waktu istirahat yang mumpuni untuk mengisi ulang tenaga yang terkuras habis. Tampaknya Ryan sengaja ingin membuat Candy keluar dari pekerjaanya terlepas dari kontrak yang ada.

Tetap saja, keputusan Candy sudah bulat. Ryan juga semakin pedas dalam berucap, meski tidak secara gamblang di depan umum tetap saja rasa sakit dan jijik Candy rasakan setiap kali Ryan mengatakan hal-hal paling dibencinya.

"Sebenernya ada apaan sih?" keluh Candy saat harus membawa banyak rangkaian bunga dalam keranjangnya. Tiba-tiba ia merasa rangkaian bunga itu melayang yang ternyata diraih oleh Shalman kakaknya sendiri.

"Lo ga tau kalo tunangan nya bos lo mau dateng bareng keluarganya? Denger-denger sih keluarga tunanganya itu punya perusahaan besar juga yang pastinya ngebantu Nars Group dalam bisnisnya" Candy sebenarnya tidak terlalu peduli dengan apa yang Shalman katakan.

Barbie's BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang