BAB 13: Ingatan Yang Mulai Kembali

2.7K 196 3
                                    

BAGIAN II Menuju Kebenaran
BAB 13: Ingatan  Yang Mulai Kembali

Candy terdiam, menatap bangunan yang tampak sudah seperti akan bobrok dengan mudah itu sedikit heran. "Kenapa yah penculik ga pernah milih tempat yang bagusan dikit, pegunungan atau pantai contohnya." Gadis itu menatap langit yang sudah mulai gelap lalu menggeleng pelan. "Jangan pantai juga sih".

Candy memarkirkan mobilnya dengan sembarangan jauh dari bangunan itu. Berkat bantuan adik Bianca—Candy bisa menemukan tempat ini. Sebenarnya bukan karena ponsel Ryan Candy bisa sampai ke tempat ini, melainkan karena plat mobil yang membawa Ryan. Ponsel pria itu sendiri dimatikan tidak jauh dari panthaousenya.

Entah bagaimana adik Bianca menemukan tempat ini setelah melacak plat mobil Ryan yang ternyata juga ditinggalkan di sembarang tempat dan berganti mobil dengan plat bodong. Entahlah adik Bianca yang baru berusia lima belas tahun itu mampu melacak tempat ini dengan menghack cctv di setiap sudut jalan. Dia yang terlalu pintar atau memang Candy saja yang terlalu bodoh untuk mengerti.
Candy mengambil jalan memutar dan berjalan ditepian tembok. Gadis itu berhenti melangkah—memegangi perutnya yang mulai tidak bisa diajak kompromi.

Perih dari lukanya mulai terasa, Korset yang menekan lukanya sedikit bisa menahan rasa sakit itu yang mulai muncul kepermukaan. Mungkin efek obatnya memang mulai habis. Itu berarti Candy harus menyelesaikan semuanya secepat mungkin. Atau lukanya malah akan semakin menghambat pergerakanya.

Candy sudah memberi tau dokter Handi mengenai lokasninya sekitar beberapa menit lalu. Gadis itu hanya tidak sabar menunggu bantuan datang. Lagipula jika disergap ramai-ramai siapa yang akan menjamin pelakunya tidak membunuh Ryan lebih dulu.

Setidaknya Candy akan memastikan kondisi bos lemahnya itu terlebih dahulu.

Candy tersenyum kecil, membayangkan ekspresi ketakutan Ryan membuat dirinya jadi tidak sabar ingin berjumpa dengan sang bos angkuh nan sombong itu. "Ah bener, gue pengen nolong dia cuma karena gue pengen ngejek dia yang lemah, ga lebih" Candy kembali melangkah. Mengabaikan perih dari perutnya yang mulai sedikit mereda.

Candy meraih pipa yang tertempel di dinding, menjadikan pipa itu sebagai sarana untuk memanjat tembok. Gadis itu berahasil memanjat dengan mudah tanpa menimblkan suara apapun.

Langit malam semakin datang dengan hawa dingin yang semakin terasa. Candy meresleting jaket yang dikenakanya dan mengikat rambutnya tinggi.

"Saatnya beraksi".

Gadis itu masuk ke dalam gedung dengan sunyi, tanpa menimbulkan suara apapun. Di lantai dua sendiri tidak ada tanda-tanda apapun. Itu berarti Ryan mungkin ada dilantai tiga atau lantai lebih tinggi. Candy memejamkan matanya.

Orang jahat selalu memilih tempat tinggi untuk meluncurkan rencananya. Entah di film yang ditontonnya atau di dunia nyata seperti sekarang, selalu saja sama. Hal kedua yang membuat Candy cukup heran. Meski beberapa waktu lalu dirinya sempat mempertanyakan kenapa penculik tidak membawa korbannya ke tempat lebih bagus seperti pegunungan.

Gadis itu menaiki tangga sampai pada lantai lima, ia mendengar sebuah pergerakan. Gelapnya gedung membuat Candy lebih hati-hati dalam bergerak. Candy melihat api yang menyala cukup terang di tengah ruangan.  Tidak jauh dari sana Candy melihat Ryan yang diikat di kursi dengan mulut disumpal dasi. Pria itu tertunduk lemah. Pemandangan itu sungguh membuat senyuman Candy mengembang. Gadis itu benar-benar puas melihat keadaan Ryan yang tampak menyedihkan.

Barbie's BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang