BAB 5 : Sisi Lain Si Iblis

4.5K 250 2
                                    

BAB 5 : Sisi Lain Si Iblis

Candy memasuki gedung. Bersyukur kali ini dirinya tidaklah terlambat. Gadis itu melihat Melsya yang tampak tengah memakan Sandwich dan langsung tersenyum ke arahnya.

"Ini mbak buatkan satu" Candy tersenyum dan menerimanya setelah duduk disamping Melsya. "Makasih mbak" mulai memakan sarapannya secara perlahan, Candy tampak memperhatikan Melsya yang mulai bekerja meski saat ini masih sangatlah pagi dan dia bahkan belum menyelesaikan sarapannya.

Candy sempat berpikir bahwa orang-orang di perusahaan ini adalah orang-orang yang gila kerja. Ayahnya saja kerap kali tidak pulang karena harus menjaga anggota dewan seharian. "Mba orang yang pekerja keras yah" Melsya tertawa kecil mendengar ucapan Candy. "Semua orang disini adalah orang-orang yang pekerja keras" Melsya membetulkan ucapan Candy.

"Untuk yang berjasa besar selama periode satu tahun terakhir di akhir tahun nanti akan mendapatkan bonus besar-besaran" Candy mengangguk-angguk paham. "Tapi tiap tahun juga akan ada pemecatan massal bagi yang ga ngejalanin tugasnya sebagaimana mestinya" Candy menatap takjub. "Sebentar lagi akhir tahun, jadi kalau ada pegawai yang malas-malasan dia bakal langsung dipecat". Tanya Candy antusias. "Tenang ajah itu bakal berlaku buat pegawai yang bekerja minimal tiga bulan" Candy menoleh menatap Ryan yang tersenyum mengejek padanya.

Candy paham betul arti senyuman dan perkataan bosnya itu. Melsya langsung bangkit dan membungkuk hormat pada Ryan. "Anda akan menghadiri peresmian pembukaan wahana air pukul 09.20 nanti" Ryan mengangguk. Meski sebenarnya tidak tahu bahwa proyek pembangunan wahana air milik ibunya sudah selesai, pantas saja ibunya pulang ke Indonesia.

"Melsya tolong hadiri rapat EC pukul 9 nanti. Saya baru dapat info bahwa rapatnya dimajukan menjadi hari ini, cukup catat semua hal penting dalam rapat itu" Melsya menunduk mengerti. "Baik pak" Candy menatap Ryan yang juga menatapnya.

"Apa yang kau tunggu? Ikut saya" Ryan mulai berjalan lebih dulu, membuat Candy berlari mengejarnya. "Saya ikut?" tanya Candy sesopan mungkin mengingat dirinya tengah berada di dalam perusahan, dimana banyak pegawai berlalu-lalang.

Ryan melirik sekilas dan kembali acuh. "Ya iya lah lu kan kacung gue. Acaranya bakal diliput Tv lo harus keliatan keasikan di wahana itu. Ngerti?" Candy sempat berhenti melangkah. Ryan menoleh dan malah meneriaki Candy, "Cepet" Candy kembali berlari mengejar langkah Ryan yang lebar.

Candy sudah duduk di depan, tepat di samping Barsh. Tubuhnya terasa kurang enak saat ini. "Bisa saya ga usah main-main di wahana pak?" Ryan bicara tanpa mengalihkan pandangannya dari tabe miliknya. "Ga bisa" Candy menghela nafas cukup kasar. Benar juga dengan kepribadian Ryan mana memperbolehkan pria itu hal seperti ini.

Sampai di tempat wahana, keramaian seakan membuat kepala Candy semakin terasa pening. Ryan menoleh Sekilas namun tampak tidak terlalu peduli dengan Candy.

"Nona, anda harus berganti pakaian, mari ikut saya" salah satu panitia yang tampaknya pegawai perusahaan mengajak Candy berganti pakaian. Gadis itu hanya mengikuti dan mengekori wanita yang tampak sudah dewasa dan begitu mempesona itu.

Tidak butuh waktu lama sampai Candy sudah berganti pakaian dengan pakaian Renang. Tampaknya memang tidak semua pegawai ikut meramaikan pembukaan wahana, hanya beberapa pegawai saja dan sialnya Candy malah termasuk dalam beberapa pegawai itu.

Entahlah mungkin Ryan memang berniat mengerjainya saja.

Rupanya acara pemotongan pita sudah dilakukan dan kini saatnya para wartawan merekam dan meliput setiap sisi wahana besar yang sudah mencuri perhatian sejak baru dirancang. Candy tersenyum sempurna dan langsung menghampiri salah satu kursi santai disana—berbaring dengan senyuman menggembang.

Barbie's BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang