BAB 9: Mulai Terjerat

2.9K 198 1
                                    

BAB 9: Mulai Terjerat

"Candy Syam Bie" Ryan bergumam kecil. Membuat Candy yang duduk di hadapannya balas menatap Ryan dengan bingung. "Iya bos?" tanya gadis itu tanpa sadar membuat Ryan menggeleng pelan. Menggerutu kesalahan yang telah mengutarakan apa yang dipikirkannya.

"Gue nggak tau kenapa ada nama sejelek itu" Candy malah tersenyum kecil. "Nanti juga bos malah suka sama nama saya" Candy kembali tersenyum sebelum kembali menyusun berkas yang ada di meja sebelah kiri Ryan.

Ryan semakin bingung. Jelas-jelas gadis itu terluka parah kemarin pagi tapi bagaimana bisa dia terlihat baik-baik saja saat ini di matanya. 'Mungkinkah dia memang berusaha menutupi semuanya dari gue?' Ryan sempat berpikir demikian.

Pria itu sadar. Tidak akan menemukan jawaban apapun dengan bertanya seorang diri seperti ini. "Lo keliatan kaya mayat, lo ga sakit kan? Kalo lo sakit yang ada cuma bikin susah gue, gimanapun kerjaan lo itu jagain gue jadi jangan sampe lo cuma bikin gue susah doang" Candy kembali mengangkat kepalanya, tampak berpikir sebelum menjawab ucapan Ryan.

Semenjak kejadian di rumah sakit waktu itu, Ryan amat sadar bahwa Candy sungguh-sungguh dengan perkataannya. Gadis itu tiada henti menggodanya, tidak hanya itu Candy bahkan jadi orang berbeda di hadapan Ryan saat ini.

Gadis itu tidak lagi pernah membantah, menggerutu ataupun tidak sopan pada Ryan—setidaknya jika di hadapan Ryan. Ryan sadar betul dan bahkan terus mengingatkan dirinya sendiri bahwa tampilan Candy di hadapannya saat ini hanyalah topeng belaka.

"Saya jagain bos ko, kalaupun saya sakit saya pastiin bos ga bakal susah karena saya. Ah yang perlu bos lakuin cuma satu, naikin gaji saya" Candy nyengir memamerkan giginya. Ryan sedikit terpukau, tidak pernah dilihat sebelumnya Candy tersenyum setulus itu. Mungkin itu juga salah satu topeng gadis itu.

"Lo keluar sekarang, gue makin muak sama muka lo" Candy memasang wajah cemberut. "Padahal nanti bos bakal kangen kalo ga liat muka saya" Candy kembali membuat Ryan menatap tajam ke arahnya. Gadis itu hanya kembali tersenyum dan mengambil semua berkas yang sebelumnya diminta Melsya.

Candy berjalan dengan tumpukan map besar di tangan. Gadis itu masih berjalan dengan tenang sampai secara tiba-tiba semua map di tangannya terjatuh dengan wajahnya yang semakin pucat.

Candy sadar, menoleh pada Ryan dan tersenyum palsu. "Tangan saya tiba-tiba kebas, maaf" Candy kembali memungut semua map yang dijatuhkannya dan segera keluar ruangan Ryan.

"Apanya yang tangan kebas?" Ryan tau, tapi dia sadar bahwa dia tidak bisa bicara. Seperti kata Salsa, mungkin pengutaraan dari bibirnya hanya akan membahayakan dirinya sendiri. Melihat setidak normal apa Candy dimatanya, gadis itu lebih dari bisa membuatnya celaka.

* * *

"Jadi?" Ryan tidak mau basa-basi. Pria itu jelas tidak ingin mati penasaran akan semua yang masih serba abu-abu dimatanya. Dirinya bahkan datang di tengah malam ke sebuah hotel dimana itu merupakan tempat yang ia jadikan tempat pertemuannya dengan Salsa.

Salsa tentu tidak dapat menolak. Bagaimana bisa ia menolak perintah dari Ryan, dirinya tidak punya nyali sebesar itu.

Tapi menceritakan pada Ryan mungkin sama saja dengan membahayakan Candy atau membuat pria itu malah mencap hal buruk mengenai Candy.

Barbie's BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang