BAB 10: Pemicu Kebencian
"Siapa kamu?" Candy menoleh terkejut, menatap seorang wanita yang tampak sudah berumur tapi tetap cantik itu sedikit bingung. Gadis itu tersenyum dan memberi hormat. "Perkenalkan saya Candy Syam Bie, asisten sekretaris wakil direktur" Wanita itu tampak mengangguk namun merasa aneh akan penampilan Candy. "Kalo emang kamu asisten sekretaris Ryan, kenapa berpakaian maid kaya gini dan bersihin mobil yang lain kaya gini juga?" Candy kembali tersenyum kecil. "Pak Ryan yang meminta saya melakukan ini" wanita itu tampak tidak habis pikir.
"Dia si 10M mih" tiba-tiba saja ikut campur dalam percakapan seenaknya. Ryan menatap Candy meledek. "Ah jadi kamu yang rusak mobil Ryan sampe separah itu?" Candy jadi bingung sendiri ingin menjawab apa. Kenapa hanya bagian "mobil rusak" yang diingat Ryan, padahal Candy juga "menyelamatkan" pria itu. Apa harga dari Ryan hanya sebatas 10M?.
Benar kata orang. Dibutuhkan satu kesalahan untung melupakan seribu kebaikan.
Tatapan ibu Ryan mulai terlihat garang saat ini. "Sepertinya pak Ryan lupa menceritakan bagian dimana saya menolong beliau" Ryan memelototi Candy, gadis itu malah tersenyum melihatnya.
"Bukanya Ryan dikeroyok puluhan orang. Gimana kamu nolong dia? Dengan nyetirin mobilnya dan ngerusak mobil kesayangan Ryan itu?" Candy tersenyum dan menatap Ryan sebelum bicara.
"Saya berteriak dan membuat banyak orang datang ke tempat itu. Saat itu pak Ryan tidak mau ada orang yang melihatnya jadi dia meminta saya untuk menyetir mobil beliau. Saya sudah mengatakan bahwa saya hanya pernah belajar menyetir satu kali tapi pak Ryan bilang itu tidak masalah karena dirinya memiliki asuransi".
Ryan tampak mendengus marah mendengar ucapan Candy. "Yah, untung mobil itu emang udah di asuransikan" Candy terkejut—setelahnya menatap Ryan yang tampak sudah berbalik dan pergi.
"Mobilnya beneran sudah di asuransikan?" Ibunda Ryan kembali mengangguk mengiyakan. "Tapi-" Candy tidak tahan lagi. Gadis itu sampai mendesah kesal mengutuk Ryan. "Ryan mungkin kesal, akhirnya dia bales kamu dengan kaya gini. Mobil itu pemberian Clarisa jadi dia agak sensitif" Candy mengangguk kecil.
Menyadari ternyata sepenting itulah Clarisa dimata Ryan. "Sepertinya saya memang jadi mainan menyenangkan bagi pak Ryan" Selena Len, ibu dari Ryan sedikit kasihan juga melihat Candy yang sudah sedikit berantakan karena mengerjakan pekerjaan yang cukup berat sementara dirinya dan tamu undangan yang lain tengah berpesta menikmati hidangan.
"Kamu ga usah lanjut, ganti baju dan pulang aja" Selena mengulurkan tangannya hendak mengelus punggung Candy namun gadis itu dengan sigap mundur dengan tatapan sedikit takut. Tersadar, Candy langsung membungkuk meminta maaf. "Maaf, tubuh saya sudah berkeringat" Selena tersenyum dan mengangguk paham.
"Kalau gitu cepat ganti baju, pulang dan istirahat" Candy mengangguk. Memegang dadanya saat Selena sudah pergi dari tempat itu. Entah mengapa rasanya sedikit sesak dan nyeri.
Cukup dengan pemikiran dan rasa takut sesaat. Candy melihat mobil yang tadi digunakan Ryan dan tampak sangat kesal pada pemilik mobil itu.
"Dia nyiksa gue cuma karena mobil pemberian si nenek sihir? Padahal dia punya banyak mobil mewah, kenapa juga harus sekejam ini sama gue sih?" Candy mengambil ember berisi air kotor dan menumpahkannya pada mobil Ryan.
Gadis itu tersenyum saat melihat sekotor apa mobil Ryan saat ini. Membayangkan ekspresinya saja sudah menyenangkan. Tapi tentunya Candy tidak berniat melihat ekspresi itu, gadis itu tahu betul bahwa dirinya harus pergi sekarang juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Barbie's Bodyguard
Teen Fiction"Kalo bego mah bego ajah. Ga usah sok pinter sampe manfaatin orang sana-sini. Dasar sampah" Candy menoleh, murka akan setiap kalimat yang dilontarkan untuknya. Candy menatap Ryan intens, mendekat lalu berjinjit dan menarik kera baju Ryan. Mencium bi...