BAB 14: Iblis Yang Bangun Dari Tidurnya

2.7K 193 6
                                    

BAB 14: Iblis Yang Bangun Dari Tidurnya

"Bie, waktunya pergi sekarang" suara lain yang terdengar seperti seorang gadis yang mungkin baru berusia empat belas atau lima belas tahun terdengar memanggil gadis kecil itu. "Ah iya kakak. Darah anak ini bikin baju aku makin basah, terlebih baju aku emang udah basah karena air. Nyebelin banget" Gadis kecil itu tersenyum untuk terakhir kalinya.

Wajahnya masih tampak sempurna menyembunyikan luka cukup parah yang sebenarnya dideritanya. Ryan melirik, melihat Clarisa di seberang sana yang menatap jijik gadis kecil yang memanggilnya kakak. Clarisa juga menatap jijik dirinya—menatap jijik Ryan.

"Aku bakal nolong kamu, aku janji Bie" Ryan berbisik kecil sebelum memejamkan matanya.

Blaaarrrrr

Ledakan hebat terjadi sampai api menyambar keluar tong. Ryan terdiam, melihat dari tumpukan barang dan teringat akan ucapan Candy yang mengatakan bahwa dirinya harus lari. Tanpa pikir panjang Ryan melangkah—lari dari tempat menyeramkan itu—lari dari mimpi buruk.

Pria itu sudah berhasil keluar gedung dengan nafas tersenggal-senggal. Tubuhnya terasa gemetar, tidak tahu akan keadaan Candy di dalam sana. Apa gadis itu selamat—apa gadis itu baik-baik saja, Ryan tidak tahu.

Ryan berhenti berlari dan berbalik menatap gedung gelap itu.

"Bie?".

"Candy Syam Bie?".

"Dia?".

"Bie aku janji, jadi tunggu aku".

Ryan menggeleng pelan. Menyadarkan dirinya. "Janji apa yang gue buat?".

* * *

Mata Ryan semakin kabur terlebih saat melihat Candy berdiri di ambang jendela. Gadis itu tampak begitu murka entah karena hal apa. Kakinya tepat menginjak tubuh pria yang terbaring memohon di tengah Jendela.

Satu dorongan Candy akan mampu membunuhnya. Gadis itu menggaruk kepalanya dengan pistol di tangan. "Nenek sihir itu beneran nyari gara-gara. Kalo kaya gini bisa-bisa gue bunuh kalian bertiga. Tau?" Candy tertawa setelah mengatakanya. "Kalo mati tiga berarti nambah tiga lagi dong? Kalo kaya gini gue bisa sendirian. Om lo tau? Lo bener-bener bikin gue muak?" Candy mendecak frustasi.

Memegang perutnya yang sudah kembali basah oleh darah. "Liat nih sobek di perut gue karena anak buah lo jadi kebuka lagi. Biar adil gue bolongin perut lo juga" Candy mengarahkan pistolnya ke perut pria yang sudah mencari gara-gara denganya itu.

"Atau langsung di kepala aja yah biar om rasain sensasi enak?" Candy tertawa mendengar celotehannya sendiri. Gadis itu sudah hilang akal. Selalu seperti itu jika dia merasa kebencian pada seseorang—sosok lain dirinya selalu muncul ke permukaan—melahap sebagian pikiran dan hatinya.

"Bie" Ryan memanggil namun tidak mendapat respon. Candy masih terus mempermainkan tubuh pria yang sudah penuh goresan karena kaca, lengannya juga menderita luka bakar. Entah apa yang Candy lakukan pada pria itu Ryan juga tidak tahu dan tidak mengerti.

Ryan mengulang apa yang dilakukan, kembali memanggil Candy "Bie". Candy mendecak sambil menoleh. "Apaan sih? Ganggu aja tau ga sih?" Candy menatap Ryan dengan tatapan yang pernah Ryan lihat saat Candy memandang Barsh dan Clarisa.

Barbie's BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang