Chocolates

1.1K 94 3
                                    

Disclaimer : J.K Rowling

Warn : Bit Incest

=o^o=

.

.

"Fred, George! Kalian mau ikut ke Hogsmeade?"

Sang Kembar menolehkan kepala mereka ke arah sumber suara, kanan-kiri tak ada siapapun, mereka berbalik badan dan melihat sosok Adik mereka sedang melambai ke arah mereka –bersama kedua sahabatnya.

"Oh, Ron, entahlah," balas George mengangkat bahunya tak peduli, "bila Fred ikut aku mau." Kemudian melirik Fred.

Fred berpikir sebentar, Ron, Hermione, dan Harry setia menunggunya. "Well, bukan ide yang buruk, kurasa, bukankah begitu Georgie?"

"Sure, why not?" tanggap George –untuk sekali lagi mengangkat bahunya.

"Atau.. kau tinggal di sini saja? Sepertinya dirimu sedang tidak mood," ujar Harry sedikit gugup, dia tahu bahwa George yang badmood adalah George yang mengerikan. Fred tidak segan untuk bersujud kepadanya bila adik kembarnya sudah marah.

Ron dan Hermione tertawa kaku.

"Tidak, tidak. Aku akan ikut kalian saja."

"Kalau begitu, tunggu apalagi? Ayo pergi!" Seru Hermione riang.

Mereka berenam (karena Draco tiba-tiba bergabung) akhirnya menuju Hogsmeade dengan damai, bercanda ria, layaknya remaja pada umumnya. Saling menggoda kekasih masing-masing pula, hingga akhirnya Fred mengingat sesuatu.

"Hey, George, bagaimana kalau kita mengerjai Lee?"

"Maksudmu?"

Fred memutar matanya bosan, "Lee sudah lama menyukai Angelina, kau tahu itu, begitu pula sebaliknya. Kita harus mencari sesuatu untuk membuatnya mencium Angelina!"

"Good idea, Fred. Kita akan mencari apa?" George mulai tampak bersemangat, tapi tatapan matanya begitu datar.

Fred ngeri melihatnya.

"Jadi kita akan menca-George? Hey, George?" Fred menghentikan ucapannya karena merasa George tidak menanggapinya sama sekali. George terlihat memperhatikan sesuatu dengan penuh nafsu.

Fred ikut melihat kemana George lihat, sebuah toko coklat.

Uh-oh, ini tak bagus, benar-benar tak bagus.

"G-George, aku rasa kita-"

"Fred," panggil George sekarang benar-benar bersemangat.

"Y-yeah?"

"Belikan coklat."

Fred tahu itu!

George adalah maniak coklat! 

Itu sebabnya firasatnya sedikit buruk sejak kedatangan mereka di Hogsmeade. Dia takut adik kembarnya akan tertarik dengan makanan manis itu hingga melupakan niat jahil mereka, lalu merengek-rengek meminta dibelikan. 

George tidak pernah bisa menolak coklat sedikit pun!

Fred berusaha menjadi Kakak yang baik untuk George dengan cara menegurnya. "Tidak ada waktu untuk itu, Georgie, tujuan kita sudah jelas di Hogsmeade sekarang."

"Fred~!" Rayu George dengan nada manja –membuat Fred tergelitik karena itu sangat lucu.

"Tidak, Georgie, kau juga bisa sakit gigi karena itu."

"Tapi, Fred! Belikan coklat! Please?" jurus puppy eyes milik George mulai bekerja, Fred risih, karena dia tak pernah bisa mengabaikan tatapan memelas tersebut.

Tapi Fred telah memantapkan hati, "Tidak George, saat kubilang tidak ya ti-"

"Ayolah Fred! Satu saja! Lihat coklat-coklat itu! Aku menginginkannya!"

"Ingat niatan kita awalnya!"

"No! Belikan dulu baru aku mengingatnya!"

"Niatan kita dulu baru coklat!"

"TI-DAK! Belikan aku coklat! Sekarang, Fredie!"

"U-uhm, kalian berdua, sudahlah." Ron berusaha melerai, namun apa daya dia malah kena semprot oleh George yang merengek sejak tadi.

"Diam, Ron! Aku ingin coklat! Fred belikan!"

Fred menggeleng kencang, persetan dengan semua orang yang melihat ke arah mereka. "TIDAK! AKU BILANG TIDAK, GEORGE!" Bentaknya tanpa sadar membuat suasana hening seketika.

"Sialan!" Umpatnya pelan ketika menyadari bentakannya tersebut, dia memberanikan dirinya untuk menatap George –yang sepertinya sudah siap menangis kapan saja.

"Jadi Kakak galak amat," sindir Draco tersenyum sinis yang dibalas tatapan tajam dari Fred.

"Diam Malfoy," desisnya sebelum beralih ke George, "aku tak bermaksud seperti itu, Georgie." Fred mau menyentuh pipi George yang basah karena menangis, tapi ditepis kasar, berhasil membuat Fred meringis.

Harry dan Ron menatapnya tajam, Hermione juga, tapi gadis itu sibuk menenangkan George.

"Baiklah, baiklah, maafkan aku?" ujarnya pelan menangkup wajah George lembut.

George masih tak mau melihatnya, dia menggigit bibir bawahnya untuk meredam isakannya. Fred tersenyum kecil, George begitu lucu, dia (yang tak sanggup lagi) akhirnya mengecup berkali-kali kening George.

Fred menyembunyikan tubuh George dalam dekapannya, sembari mengelus rambut George lembut dan tertawa kecil. Adiknya tetap tak mau melihatnya, memilih memalingkan wajahnya yang memerah.

"Kau memaafkanku?" tanyanya lagi, kali ini penuh dengan kelembutan.

"Uhm-hm," balas George tak jelas.

"Aku menyerah, kau menang, Georgie, mau masuk ke dalam?"

George sontak menatap Fred riang, "Uh'uh!" Balasnya lagi sangat senang, dengan senyuman lebar di wajahnya.

Fred tertawa sambil mengacak rambut George gemas, lalu menggenggam tangan George protektif dan menariknya ke dalam. 

Dia tak masalah bila uangnya habis karena coklat untuk George, dia tidak pernah bisa menolak pesona George, dia selalu mengalah ketika George mengambek dan tak berbicara padanya, dia tak bisa marah ketika kedua mata safir jernih itu menatapnya bersalah, dia selalu menyukai tawa, suara, dan senyuman George.

Karena dia menyanyanginya, lebih dari hidupnya.

.

.

End

DrabblesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang