Mum Forgive Him! Please?

658 45 0
                                    

Disclaimer: J.K Rowling

Warning: boys love alert, OC

=o^o=

.

"Dan ya, akhirnya begitulah cerita bagaimana Quen hampir tenggelam," ujar Val tergelak keras menceritakan kejadian saat dia mencoba menurunkan sahabat mereka, Quen, yang entah mengapa bisa tercebur ke Danau Hitam, dan sesaat Val menertawakan Quen sampai gadis itu ingat bahwa Ravenclaw muda tersebut tak bisa berenang.

"Kejam sekali kau menertawakannya dulu, Val, bukannya malah langsung menolong," balas Ruby kasihan, menggelengkan kepala memikirkan nasib Quen saat itu.

Val nyengir, "Kau harus memandang wajahnya tadi setelah kutolong!" Dia menahan tawa, sedangkan adiknya menghela pasrah.

"Jangan begitu," peringat Ruby membuka pintu kamar Kepala Asrama Gryffindor—mereka kemari guna mengumpulkan tugas mereka pada sang Profesor Ramuan.

Dan, mereka hampir saja jawdrop melihat pemandangan di depan.

Bagaimana tidak?

Si pendiri Slytherin berjongkok di depan lelaki bersurai merah yang berkacak pinggang sebal—masalahnya Salazar terlihat akan bersujud dan mencium sepatu Godric saking rendah dia membungkukkan badan ketika berjongkok. Memang sih, pose seperti itu terlihat bagus dan romantis jika saja Godric tidak mengetukkan berkali-kali ujung sepatu dengan ekspresi geram di raut manisnya, apalagi dengan aura mengerikan yang memancar dari tubuhnya.

"Sudah kubilang untuk jangan membantuku tadi, 'kan?! Lihat! Hampir saja kau juga terbunuh! Aku saja sudah cukup untuk melawannya daripada kau ikut-ikutan, Salazar! Ugh—aku tak percaya ini, telat sedikit saja maka racun itu telah membuatmu mati bodoh!" Godric mengomel keras-keras, kini melipat tangan depan dada.

"Tapi Godric—"

"Jangan membantahku, Ular!" Potong Godric tajam, membuat Salazar makin kicep dan ngeri sekaligus, "kau bodoh sekali untuk tidak menghindar tadi! Kau kemanakan otakmu? Kau buang?!"

Salazar pun membalas setelah mengakhiri posisi anehnya tadi, berdiri tegak hingga Godric diharuskan mendongak, "Itu semua untuk meli—"

"Melindungiku? Begitu?" vokal Godric menaik, "tidak usah dan tidak perlu, terima kasih!"

"Ayolah—"

"Tidak ada bujukan."

"Godric—"

"Aku bilang TIDAK ADA bujukan. Aku marah padamu, Salazar Slytherin."

Val dan Ruby saling melempar pandang bingung satu sama lain, pertengkaran antara Salazar dan Godric memang sering terjadi, tapi sampai Salazar menelan mentah-mentah kemarahan Godric dengan pose seperti tadi? Itu sangat langka.

"Err—Mum?" Val coba memanggil lantaran orangtuanya dirasa tidak menyadari kehadiran mereka di sini.

Godric lantas menoleh cepat ke arah Val setelah memberi Salazar tatapan tajamnya, sontak membuat Val agak berjengit kaget dan melompat ke belakang Ruby. "Oh, Val, Ruby," sapa Godric ceria, berbanding terbalik dengan sikapnya pada Salazar tadi, "tumben ke sini, Kids?"

Val menyikut Ruby, meminta Ruby yang menjawab. Ruby menghela sekian kalinya, "Kami ingin mengumpulkan tugas saat itu."

"Taruh saja di mejaku, sayang," balas Godric menunjuk meja kerjanya dengan senyuman di wajah.

Lalu Salazar ikut menimbrung, "Jadi kau memaaf—"

"Aku tidak menyuruhmu berbicara sekarang." Godric memotong kejam ucapan Salazar, kembali memasang ekspresi juteknya.

Salazar menatap Ruby, seolah meminta pertolongan pada anak bungsunya. "Bantu aku, Rub," dia berbicara dalam bahasa ular, "buat ibumu memaafkanku."

"Apa yang Father perbuat memangnya?" tanya Ruby balik dalam bahasa ular, yang pasti yang didengar Godric dan Val hanya desisan aneh.

"Ceritanya rumit, yang penting dia mau menerima maafku, itu saja."

Ruby mengangguk mendengar jawaban Salazar, dia pun memandang Godric lama sampai Godric balik memandangnya. "Mum kenapa tidak memaaf—"

"Rubian jangan dengarkan ayahmu," Godric kembali memotong, senyumnya menyiratkan hal lain sekarang, membuat Ruby ngeri—jika Godric telah memanggil nama lengkapnya maka Ruby tak akan berani membantah. "Avelina kau juga," tambah Godric memandang nyalang Val yang mau ikut berbicara.

Akhirnya ketiga Slytherin itu kicep sendiri menghadapi sang 'Nyonya' Slytherin yang sedang mengamuk pada si Kepala Keluarga.

"Godric kumohon?" pinta Salazar memelas—biarkan dia melepas semua ego dan harga dirinya sebagai Slytherin yang terhormat hanya untuk mendapat permintaan maaf dari pasangannya, "Godric?"

Pertamanya, Godric masih kukuh mempertahankan amarah pada Salazar yang memohon padanya. Tapi lama-lama dia luluh lantaran kedua anaknya sampai ikut memohon agar dia memaafkan Salazar.

"Ayolah Mum, maafkan Father, ya? Ya? Ya?"

"Maafkan Father, Mum! Please~?"

"Baiklah, baiklah!" Godric tidak tahan lagi mendengarnya, "aku memaafkanmu, Sal, tapi tidak di lain waktu!" Dia menunjuk tepat di wajah Salazar yang meneguk ludah.

"Aku takkan mengulanginya deh," balas Salazar membuat tanda damai dengan jarinya, "aku janji akan menurutimu."

"Kalau Father melanggarnya biar kami saja yang menghukum Father, Mum!" Ujar Val bersemangat, tapi lalu mengaduh sakit lantaran Salazar mencubit pipinya tanpa basa-basi.

Ruby maju memeluk Godric, "Mum tidak marah lagi, 'kan? Aku kasihan melihat Father tadi," tanya Ruby disambut kekehan pelan Godric.

"Yah, sekarang sudah tidak," ujarnya nyengir, tangan bergerak mengacak surai Ruby, "tadi Salazar berjanji mau menurutiku, bukan?"

Uh-oh, Salazar menyesal telah mengatakannya. "Y-ya, Love, aku akan menurut," Salazar mendesah pasrah, Godric makin melebarkan cengirannya dan Salazar merasakan firasat buruk di balik cengiran Godric.

"Pilih satu; mencuci piring tiap setelah makan malam, tidur di sofa seminggu, membersihkan rumah menyeluruh, mengerjakan laporanku, atau membuat ramuan baru bersama Rowena mumpung dia juga aku detensi. Pilih sekarang," ujar Godric tersenyum 'manis' pada Salazar, semua pilihan yang dia sebutkan sama sekali bukan pilihan yang Salazar sangat suka.

"Bagaimana kalau opsinya ditambah jadi memelukmu tiap saat—"

"Pilih. Sekarang. Salazar." Godric menekan perkataannya, sukses membuat Salazar merinding ria.

"Bikin ramuan baru bersama Rowena," jawab Salazar cepat, tidak mau berpikir lebih lanjut mengenai pilihan yang telah dia ambil.

"Bagus!" Balas Godric riang menepukkan tangan sekali, "nah sekarang Ruby, bantu aku masak, oke?"

Ruby mengangguk, "Oke, Mum!" Ujarnya lalu membuntuti Godric ke dapur, meninggalkan Val dan Salazar yang masih facepalm.

Val menoleh pada ayahnya, "Father yakin mau membuat ramuan baru? Buat ramuan tidak mudah loh," tanya Val ragu sebab dia tahu Salazar buruk dalam ramuan.

Salazar mengangkat bahu, "Ada Rowena," dia tak ambil pusing.

"Nanti malah ramuan aneh yang Father buat," cibir Val.

"Tidak, tidak akan."

Salazar menggeleng—lumayan percaya diri, tanpa tahu di ke depannya ramuan ciptaannya menyebabkan masalah antara dia dan Godric.

Masalah di ranjang.

.

.

End

A/N: Val (kakak) dan Ruby (adik) adalah OC kembar yang saya jadikan anak Salazar x Godric, Val nurun dari sifat Godric sedangkan Ruby nurun dari sifat Salazar, makanya Ruby bisa parseltongue X'D

P.s: Quen adalah OC yang saya jadikan anak Rowena x Helga, lupa tambahin tadi wkwkwk

DrabblesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang