Chapter - XV

1.6K 137 9
                                    


Daniel melangkah masuk ke dalam rumahnya, baru hari pertama ia masuk sekolah barunya saja sudah banyak tugas yang ia terima. Bahkan guru-guru di sana tidak memperdulikan siswa baru sepertinya untuk beradaptasi terlebih dahulu dan main saja dimasukkan ke dalam kelompok yang baru saja seminggu lalu di bentuk, terutama Ibu Dara. Guru Bahasa yang katanya baru saja memberikam tugas merangkum novel lagi minggu lalu.

Yoona yang melihat anaknya sudah tiba dan terlihat lelah langsung berjalan ke dapur untuk mengambilkan jus jeruk untuk Daniel.

"Gimana sekolah kamu ? Nyaman ? Kenapa baru pulang jam segini ? Abis dari rumah Jennie ?" Tanya Yoona yang sudah duduk di dekat Daniel.

Daniel hanya diam melihat ibunya bertanya tanpa jeda. "Bunda kalau nanya satu-satu Bun, jangan kayak kereta main ngelaju aja itu pertanyaan." Ucap Daniel yang langsung meminum jus jeruk yang diberikan oleh Ibunya.

"Kan Bunda cuman mau tahu, sekolah kamu gimana. Padahal dulu Bunda sama Ayah sudah ngebayangin kamu masuk kesana eh malah masuk kesitu, tapi untungnya kamu mau dipindahin kesana sekarang."

"Daniel kan mau pindah karena mau balikan sama Jennie."

"Ini nih, niatnya udah jelek. Bukannya pindah demi masa depan eh malah demi balikan."

"Lah kan Bunda sendiri yang bilang, sekali dayung dua pulau terlewati."

"Iya.. Iya.. Jadi pertanyaan Bunda gimana ?"

"Daniel jawab satu-satu, SMA YG itu ternyata enak, semua lengkap dan nyaman tapi..."

Daniel memotong ucapannya dan memilih untuk minum kembali jus jeruknya dan membuat Yoona memandangnya sabar.

"Bukannya di lanjutin malah berhenti karena minum." Batin Yoona.

"Tapi guru-gurunya masa nggak lihat Daniel murid baru, main dikasih tugas banyak banget udah gitu pertemuan selanjutnya harus di kumpulkan. Ada lagi tuh Bun, namanya Ibu Dara, guru bahasa yang main masukin Daniel ke tugas kelompok."

"Kamu di ajarin Dara ? Namanya Sandara Park ?" Yoona terlihat kembali bertanya setelah mendengar nama salah satu sahabat kampusnya.

"Iya Bun, namanya Sandara Park. Memangnya kenapa Bun ?"

"Aduh.. Teman lama Bunda itu, dulu Bunda sama dia itu disebut primadona tercantik di kampus."

Daniel melongos tidak percaya, sekarang ia merasa akan mendengar cerita nan panjang dari Ibunya bagaikan dongeng tidur. Walau, ia akui bahwa memang Ibu Dara itu sangatlah cantik seperti Ibunya.

"Eh kok jadi Bunda yang cerita, kamu yang cerita harusnya."

"Hehehe.. Lanjut ya Bun, kelompoknya itu bagaikan bunga di kutub utara."

"Maksudnya bunga di kutub utara ? Jangan pakai bahasa aneh-aneh, Niel. Bunda nggak paham nih."

"Aduh suruh anaknya masuk sekolah berkualitas malah begini, masa gitu aja nggak ngerti Bun. Jadi, bunganya itu Jennie terus kutub utaranya itu saingannya Daniel."

"Bentar-bentar, jadi kamu satu kelompok sama Jennie dong ? Kok bisa ? Tapi itu bagus kok."

Daniel hanya mengangguk mendengar perkataan Yoona mengenai satu kelompok dengan Jennie dan ia memilih untuk melanjutkan ceritanya kembali.

"Kata Ibu Dara temennya Bunda itu, biar Daniel bisa beradaptasi jadilah Daniel di masukan ke kelompoknya Jennie. Soalnya Jennie kan peringkat dua, satu sekolah dan di situ ada si peringkat satunya SMA YG."

"Oh gitu, Bunda paham. Jadi saingan kamu berat dong ? Peringkat satu kan ? Kamu kalah saing, Niel."

Perkataan Yoona membuat sang anak cemberut, bukannya menyemangati Daniel sebagai anaknya malah membela di peringkat satu yang jelas-jelas saingan anaknya untuk mendapatkan Jennie kembali. "Punya Bunda kok gini amat, kemarin dukung sekarang malah jatuhin anaknya sendiri." Batin Daniel.

I DONT CARE (Kang Daniel x Kim Jennie) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang