Chapter - XII

2.3K 181 12
                                    

"Daniel, pulang"

"DANIEL!!! SINI KAMU SEKARANG!!"

Daniel yang baru saja menginjakkan kakinya dirumahnya setelah dari rumah Jennie, langsung disambut oleh teriakan Ibu-nya, Yoona yang kini berada diruang keluarga, dengan langkah gontai dan muka yang ia tundukkan ia berjalan menuju ruang keluarga. Tepat di depannya, ia sudah dapat melihat Ibu-nya yang sudah berdiri disamping Siwon, Ayahnya yang sedang duduk mentapnya tajam. Daniel berjalan mendekat ke arah orang tunya dan mulai duduk namun ia hentikan.

"Siapa yang suruh kamu duduk ?" Intrupsi Siwon yang langsung membuat Daniel berdiri kembali dengan tegak. "Ayah ada didepan kamu, bukan dibawah" Ucapnya lagi yang langsung membuat Daniel menatap takut kepada ayahnya. Sementara Yoona sudah duduk tepat disamping Siwon

"Kamu tahu seberapa malunya Ayah saat dengae berita tentang kamu dari Ayah-nya Jennie" Ucap Siwon.

"Bunda sudah nggak punya lagi di depan Ibunya Jennie sekarang, kamu tahu seberapa sedih dan malu saat Bunda mendengarkan cerita dari Ibunya Jennie ?" Kali ini Yoona menambahkan ucapan Siwon, suaminya.

"Sekarang, semua kartu kredit dan ATM Ayah sita, uang jajan kamu sekarang minta sama Bunda kamu" Ucap Siwon yang langsung membuat Daniel mengeluarkan semua kartu miliknya.

"Satu lagi, mulai sekarang tidak ada basket-basketan lagi. Pulang dan pergi akan Bunda antar-jemput" Titah Yoona yang langsung membuat Daniel mengeluarkan kuncinya namun.

"Izinkan Daniel pakai mobil dulu sampai bisa jelasin semuanya ke Jennie Bun" Ucap Daniel yang masih memegang kunci mobilnya. "Dan izinkan Daniel main basket sampai pertandingan Bun, sekali tanding saja"

"Kamu sudah berani membantah ?" Ucap Siwon yang langsung membuat Daniel menegang takut. "Ayah sudah telepon pelatih kamu, dan mulai hari ini kamu sudah tidak ikut basket lagi"

"Ayah kok gitu! Kenapa nggak ngomong dulu sama Daniel ?"

"Terus kenapa kamu tidak ngomong ke semua siswi di sekolah kamu, kalau kamu itu sudah punya kekasih ?"

Daniel hanya bisa diam, ya diam seribu bahasa kalau sudah membahas ini. Ia ingin sekali berbicara namun rasa takutnya selalu membuatnya diam.

"Sekarang kamu masuk ke kamar, dan sini kunci mobilnya kasih ke Bunda. Biar Bunda pikirkan dahulu permintaan kamu buat megang mobil. Tapi kalau basket, Bunda sudah tidak bisa toleransi lagi"

Daniel hanya bisa diam seribu bahasa, sedangkan Yoona hanya dapat memandang cemas anaknya itu. Ia tahu kalau basket termasuk dalam prioritasnya selain orang tua dan Jennie.

Daniel berjalan masuk ke dalam kamarnya dengan langkah lesu, melemparkan tasnya asal, menarik kursi belajarnya hingga ditengah ruangan dan duduk terbalik dengan tubuh bagian depannya yang bersandar pada kursi. Matanya memandang sekeliling ruangan, ruang kamarnya yang terpampang dengan jelas banyak sekali foto-foto bersama dengan Jennie. Semua moment selalu ia abadikan, mencetaknya dan tak lupa setiap bingkai tertulis tanggal-tanggal kenangannya.

Ada satu spot besar Daniel siapkan untuk memang satu moment penting dalam hidupnya. Sebuah moment yang ingin selalu ia kenang bersama Jennie, yaitu moment kemenangannya saat basket nanti dengan Jennie yang berada disebelahnya nanti, tapi semua terasa hilang begitu saja.

"Betapa bodohnya gue ini, kenapa hanya karena ingin merasakan popularitas saat masa-masa SMP dulu sebelum bersama Jennie" Batin Daniel yang menundukkan kepalanya.

Sebuah tangan lembut mengelus punggung Daniel dengan pelan. Yoona, sang Ibu yang sudah masuk ke dalam kamar anaknya itu merasa prihatin melihat raut wajah Daniel.

Merasakan sebuah tangan mengelus lembut, membuat Daniel langsung menengok ke belakang dan langsung memeluk Yoona dengan erat, melingkarkam tangannya pada pinggang ramping Ibunya, menenggelamkan kepalanya di perut sang Ibu.

I DONT CARE (Kang Daniel x Kim Jennie) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang