Chapter - XXIV

1K 85 10
                                    


"Selamat Pagi!"

Daniel mengetuk pintu rumah keluarga Jennie yang sudah terbuka. Ia terlihat tersenyum dengan terus melihat ke dalam rumah Jennie. Semenjak putus dan dilarang oleh Jennie untuk main masuk aja tanpa di perbolehkan oleh si pemilik rumah.

Daniel semakin tersenyum saat melihat Chaerin menuju ke arah pintu. Ia dengan segera mencium tangan Chaerin.

"Daniel, kenapa enggak masuk aja kayak biasa." Tanya Chaerin.

"Enggak Mah, semenjak putus Jennie melarang Daniel untuk masuk ke rumah kalau belum diizinin."

Chaerin hanya mengangguk dan mempersilahkan Daniel untuk masuk. "Lain kali masuk aja, Mama kan enggak kenapa-kenapa. Lagian kan ini rumah Mama sama Papa, bulan rumah Jennie hehehe..."

"Hehehehe... Iya juga sih Mah."

Daniel terus tersenyum dengan penuh kemenangan. Walaupun status ia dan Jennie adalah mantan, tapu keluarganya sepertinya masih mau mendukung dirinya.

"Oh iya Mah! Papah ada di rumah ?" Tanya Daniel.

"Kebetulan dia sedang dinas dan baru akan pulang lusa." Jawab Chaerin. "Kenapa memangnya, Niel ?"

"Daniel cuman mau minta cara jitu menembak mantan dari Papah."

Chaerin hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya mendengar perkataan Daniel. Ia sangat senang dengan semangat Daniel yang tidak pernah turun untuk mendapatkan hati anaknya lagi. Selama ini, Chaerin cukup senang dengan kehadiran Daniel bahkan ia turut sedih saat tahu Jennie memutuskan Daniel.

Namun, semua keputusan mengenai hubungan anaknya hanya ada di tangan anaknya sendiri, Jennie. Chaerin sama sekali tidak ingin mengganggu masalah pribadi anaknya, selama Jennie tidak memintanya untuk mendengarkan curahan hatinya dan dengan berakhir meminta saran darinya. Chaerin sendiri tahu bagaimana kisah percintaan anaknya sebelum bersama Daniel dan ia hanya dapat meyakinkan kembali akan keputusan Jennie saat putus dengan Daniel.

"Kalau gitu Daniel batu minta cara jitu menaklukkan mantan terutama Jennie nunggu tiga hari lagi dong, Mah."

"Memangnya kenapa ? Masih ada banyak waktu untuk meminta saran sama Papa."

"Bukan karena itu Mah. Tapi Daniel hanya punya waktu seminggu, berarti kalau Papa pulang lusa maka Daniel cuman punya waktu kurang dari empat hari." Ucap Daniel.

Chaerin yang sudah duduk di meja makan langsung menatap bingung ke arah Daniel, begitu pun juga dengan Mino, anak sulungnya. Daniel yang langsung menyalami tangan Mino hanya tersenyum melihat muka Mino yang bingung.

"Jadi gini Mah, Wonwoo ekhem saingan Daniel yang itu. Tahu kan ?" Tanya Daniel yang langsung diangguki oleh Mino dan Chaerin.

"Jadi hari ini dia enggak masuk katanya seminggu sampai minggu depan. Dia kasih tahu itu ke Daniel bilangnya gunain aja waktunya." Jelas Daniel yang hanya diangguki oleh Chaerin.

Sedangkan Mino sudah mengacungkan kedua ibu jarinya ke arah Daniel. "Hebat si Wonwoo, berani kasih waktu ke saingan selama seminggu. Salut gue sama dia."

"Kok cuman Wonwoo ? Buat gue mana Kak ? Lo enggak dukung calon adik ipar lo ini buat balikan ?" Tanya Daniel yang sudah menyipitkan matanya ke arah Mino.

"Lo itu yah kalau bisa dapet hatinya Jennie lagi baru gue selametin. Sekarang kan masih proses."

"Terus lo enggak ada saran gitu ? Bantu gue lah."

"Dulu aja mau gue bantuin enggak mau biar cepet jadian. Sekarang kalau udah putus mau balikan nyembah-nyembah di kaki gue."

"Perlu nih gue sembah ?"

I DONT CARE (Kang Daniel x Kim Jennie) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang