Destroyed

67 6 0
                                    

[Di-play lagunya biar tambah greget :')]

Gue terpaku di depan pintu kelas ngeliatin Seongwoo sama cewek mesra-mesraan. Jangan-jangan ini yang dia lakuin kalo deket sama cewek-cewek. Pikiran negatif pun bermunculan di otak gue membuat gue makin emosi.

Seongwoo bahkan sama sekali ga sadar gue ada di depan pintu. Malah tambah mesra sama cewek itu. Pengen banget gue pukul mereka berdua, tapi gue tahan.

[Author POV]
Nina melangkah tergesa ke arah Seongwoo sepersekian detik setelah melihat Seongwoo memainkan rambut seorang wanita dengan manja. Semua penghuni kelas sudah keluar, hanya tinggal Seongwoo dan wanita itu yang masih betah duduk bersebelahan.

"Ong Seongwoo." bentak Nina berapi-api. Orang yang dipanggil pun menatap Nina dengan santai. Tidak mengerluarkan suara apapun, hanya menatap. Sedangkan si wanita beranjak dari tempat duduk.

"Emm, duluan ya." ucapnya sambil tergesa-gesa, Nina menatapnya dengan tajam.

"Kenapa ?" tanya Seongwoo dengan tatapan datar.

Nina menghela nafas berat dan mengepal tangannya untuk menahan diri, "gue mau selesaiin yang kemarin." ucapnya dengan nada yang kaku.

"Apalagi. Udah jelas kan, lo milih dia. Secara dia cinta pertama lo kan." kata Seongwoo yang seketika  mengejutkan Nina. Bagaimana Seongwoo bisa tau kalo Bang Yoongi cinta pertamanya. Bahkan hanya beberapa orang saja yang tahu tentang hal itu. "Kenapa ? Gue bener kan ?" imbuh Seongwoo.

"Ong.." kata Nina melemah, namun tangannya masih mengepal.

"Udah Na, cukup. Gue mau pulang." ucap Seongwoo kasar sambil berdiri.

"Ong! Gue bisa berhasil ngelupain dia karena elo. Dan gue bersyukur karena itu elo. Tapi sekarang gue berubah pikiran. Makasih buat semua. Maaf karna bikin lo benci ke gue tapi gue lebih benci lagi ke elo. Kalo lo maunya pergi yaudah pergi aja. We've done, right ? Fine." Bentak Nina dengan mata berkaca-kaca menahan emosi kemudian pergi dari hadapan Seongwoo yang diam terpaku.

"What the h*ll I let him in. What the h*ck I hope it will be different. What the f*ck with that all. Seriously d*mn it." Rutuk Nina dengan suara lirih namun penuh penekanan menumpahkan segala kekesalannya. Ia berjalan cepat ke arah tangga darurat. Air matanya sudah sampai ke pipi. Tak mungkin jika ia harus sesenggukan di lift dengan banyak orang.

‌"Na, darimana ?" Taeyong menarik tangan Nina sehingga mereka berhadapan. "Loh Na ? Lo nangis ? Kenapa Na ?" Taeyong turun dua tangga sehingga posisinya hampir sejajar dengan Nina.

‌Nina pun memeluk Taeyong sambil menangis. Ia tidak pikir panjang. Yang ia butuhkan kali ini hanyalah ketenangan.

Taeyong membalas pelukan Nina dengan sedikit ragu. Namun kemudian ia menepuk pundak Nina pelan. "Na, lo bisa cerita ke gue kok." ucapnya.

Nina yang sudah sedikit merasa tenang pun melepas pelukannya. Ia pun duduk di anak tangga. Taeyong mengikutinya.

‌"Kenapa?" Tanya Taeyong khawatir.

‌"Gue liat Seongwoo sama cewek, mereka lagi mesra-mesraan. Padahal tadinya gue mau minta maaf. Gara-gara kemarin gue pulang dianterin sama abangnya Jenni. Itu cuma karna kebetulan kemarin gue ditinggal sama si Rose dan ketemu dia. Padahal harusnya gue bisa nolak waktu mau dianter pulang, dan Seongwoo liat gue di depan rumah. Gue panggil dia, dia malah pergi. Gue telpon ga diangkat dan sekarang..." Nina tak lagi mampu melanjutkan kata-katanya. Air matanya masih menghiasi pipi. Emosinya sudah tak lagi bisa ia kendalikan.

‌"Bangsat. Butuh gue bikin babak belur dia ?" ucap Taeyong bangkit ikutan emosi.

‌"Dengerin dulu," Nina menarik tangan Taeyong hingga ia kembali duduk. "Mungkin... ya gue terima aja si kalo disalahin. Tapi waktu gue liat dia sama cewek lain kek gitu, Gue udah gabisa nahan. Lo juga tahu sendiri kan, gue pernah digituin juga. Dan pada akhirnya gue jadi benci sama mereka yang awalnya baik akhirnya berkhianat." jelas Nina. Kejadian ini mengingatkannya pada masa lalu. Rasa hancur itu kembali menyeruak dalam dirinya. Terasa begitu menyayat dalam dada.

OGEB [Choi Nina's Love Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang