Last Day in Macau

73 5 0
                                    

[Choi Nina POV]

Gue baru aja bangun tidur. Kok gue pake selimut, kemarin kayanya enggak deh. Hp gue mana. Gue langsung menebarkan pandangan ke segala penjuru. Oh, di atas meja ternyata.

Kedua saudara gue masih molor. Mereka tidur sambil pelukan lagi. Anjir. Kebiasaan kalo tidur selimutnya terhempas dari tempat tidur. Tuh buktinya udah ada di lantai.

Gue beranjak dari kasur dan menuju kamar mandi untuk cuci muka. Mau mandi sekalian kok males ya. Setelah itu gue buka hp. Loh hp gue kenapa nih kok ditekan tombol on/off nya gabisa. Mampus kalo rusak sekarang. Ampun deehh, jangan sekarang dong.

Oh iya lupa, kan semalem gue matiin. Bego dasar hahahaha. Pagi-pagi bikin diri sendiri syok. Gue pun menyalakannya. Ada beberapa pesan masuk, notifikasi sosial media dan sisanya spam.

Gue buka chatnya anak blackberry, ga penting. Canda doang ngomongin makanan. Kemudian ada satu pesan dari Seongwoo. Gue buka.

Baca baris pertama, hati gue kaya kena suntik, nyeri gimana gitu.

Semoga aku tak keliru

Menyabarkan diri, menata hati untuk kamu

Perasaan gue mulai terpengaruh.

Semoga Allah meridhai

Jalan yang telah kita lalui selama ini

Semoga itu kamu

Yang selalu ada menenangkan hatiku

Semoga selalu kamu

Yang menjadi tempat aku memulangkan rindu

Jodoh maupun tidak, aku bahagia bisa memperjuangkan kamu

Air mata gue udah menetes entah sejak kapan. Detak jantung gue pun tak beraturan, merasakan sakit yang tak terdefinisikan.

Terima kasih, semoga selalu kamu dan tetap kamu

Aku merindukanmu, terlebih kita

Setelah baris terakhir Kata-kata Rose kemarin terngiang lagi di pikiran gue.

Kalau dia nggak beneran sayang sama lo, ngapain dia masih nyariin lo.

Kalau gue bisa jujur, gue juga kangen sama elo, kangen sama kita, kangen masa-masa kita bareng ngabisin waktu dengan hal yang kadang ga penting tapi bisa bikin seneng. Gue kangen itu semua, banget.

Tapi Ong, gue harus gimana. Gue kayanya emang udah nyakitin elo banget. Gue takut, kalau seandainya kita tetap bersama, elo bakal tambah sakit karna gue. Dan gue nggak bisa liat orang lain sakit karna gue. Ong, gue nggak tau harus gimana.

"Engggggh" gue pun buru-buru ngusap air mata gue dan berbalik. Mereka cuma molet doang dan lanjut tidur lagi. Dasar bedeb-hmm.

"Kalian gamau bangun ? Udah siang noh." Ucap gue sembari menyibak korden hingga cahaya matahari masuk menyilaukan mata mereka.

"Apasiiih, ganggu." Rutuk bang Chanyeol. Jinyoung pun membuka matanya.

"Dih apaan sih bang, meluk-meluk. Jauh-jauh." Ucapnya sambil mendorong bang Chanyeol menjauh dari dirinya.

"Hmmmmm." abang gue masi ngelindur kayanya.

"Eh kalian berdua ga nyicil packing gitu ?" tanya gue. Iya, hari ini gue pulang. Gatau jam berapa, belom tanya sama si tukang molor yang ngajakin ke sini.

"Jam berapa sih ini ? Ribut amat." kata bang Chanyeol dengan suara parau. Nyawanya belom ngumpul waktu gue ajak ngomong.

"Jam 7." Jawab gue.

OGEB [Choi Nina's Love Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang