-10-

7.5K 480 13
                                    

Gala memperhatikan pantulan dirinya sendiri di cermin, sambil sesekali merapikan tatanan rambutnya. Cowok itu kemudian mengambil kalung yang ada di hadapannya dan memakainya.

"Moza."

Entah kenapa kilatan wajah cewek itu tiba-tiba muncul saat Gala memakai kalung tersebut. Itu adalah kalung yang sama dengan yang membuat rambut cewek itu tersangkut.

"Ah, kenapa gue jadi mikirin dia?" Batin Gala.

Cowok itu tampak termenung sejenak, kemudian mengambil ponselnya dan memghubungi seseorang.

"Temenin gue pemotretan." Ucapnya tepat setelah panggilan tersebut tersambung.

"What? Pemotretan? Trus gue mau ngapain disana?" Ucap seorang cewek di seberang telpon.

"Payungin gue, bawain barang-barang gue, trus anterin minuman."

"Kagak! Gue gak sudi jadi babu lo."

"Emang lo pikir gue rela barang-barang gue disentuh sama cewek alay kayak lo."

"Kempret lo."

"Buruan siap-siap. Sepuluh menit lagi gue jemput."

Gala langsung memutus sambungan telpon tepat setelah menyelesaikan kalimatnya. Ia kemudian menyambar kunci mobilnya.

Mobil Gala melaju dengan kecepatan normal meninggalkan komplek perumahannya. Hingga kemudian sampai di depan sebuah rumah bercat abu-abu di pinggiran kota.

Cowok itu mematikan mesin mobilnya, lalu keluar.

Kebetulan disana ada Papanya Moza yang sedang membaca koran di teras. Dan Gala, dengan tampang gak tau malunya langsung nyelonong masuk pagar tanpa permisi. Cowok tengil itu berjalan santai menghampiri pria paruh baya itu.

"Pagi, Om."

Pria paruh baya itu menurunkan koran yang tengah dibacanya. Kemudian menatap cowok itu lamat-lamat. "Ada perlu apa?"

"Moza-nya ada, Om?" Tanya Gala tanpa basa-basi.

"Oh, sebentar ya." Pria itu lalu berdiri dan memanggil putrinya. "Nak, ini ada temen kamu."

"Siapa, Pa?"Pekik seorang cewek dari dalam rumah.

"Laki-laki."

Seketika terdengar suara sedikit ribut di dalam. Cewek itu berlarian keluar.

Memgabaikan kegaduhan di dalam, pria paruh baya itu memulai percakapan dengan Gala. "Kamu mau ajak anak om kemana pagi-pagi begini?" Tanyanya.

"Jalan-jalan, Om." Jawab cowok itu dengan entengnya.

"Kamu ini pacarnya?" Tanyapria itu menyelidik.

"I...."

"Bukan, Pa. Cuma temen." Jawab Moza cepat. Napasnya tersengal karena berlari.

Pria paruh baya itu mengulum senyum, "Kalo pacar juga gak apa-apa kok." Godanya.

Gala mendadak salah tingkah. Begitu juga dengan Moza yang tampak malu-malu kucing.

"Ih, Papa apaan sih?" Kesal cewek itu. "Yaudah, Moza berangkat dulu."

"Hati-hati ya."

***

"Lo ngomong apa aja sama Papa gue?" Tanya Moza dengan tatapan menyelidik.

"Ngajakin lo jalan-jalan." Jawab Gala santai, dengan mata yang masih fokus memperhatikan jalanan.

Cewek itu mendengus sebal. Wajahnya sudah semerah banteng ngamuk sekarang. Rasanya ingin sekali memukul, menendang, menggampar, mencakar atau bila perlu memutilasi cowok itu. Namun hal itu tidak ia lakukan, mengingat keselamatan adalah yang paling utama. Kan gak lucu, kalo mereka sampai mati konyol gara-gara berantem di dalam mobil.

MANGGALA [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang