Cogan ganjen is calling....
"Za, Gala telepon, tuh." Tara menunjuk ponsel yang tergeletak di atas bangkunya.
"Biarin aja," jawab Moza tidak semangat.
"Mau sampe kapan sih lo kayak gini? Ini udah tiga hari lo diemin dia," ucap Violet.
"Iya, Za. Kalaupun lo udah nggak mau punya urusan lagi sama Gala, ya seenggaknya lo bilang ke dia. Jangan diemin dia kayak gini. Dia juga butuh kejelasan," timpal Tara.
"Tahu ah, gue pusing." Moza meletakkan kepalanya kasar pada lipatan tangannya di atas bangku.
Terasa ada sesuatu yang jatuh dari saku seragam Moza. Cewek itu kemudian merunduk, mengambil barang yang jatuh tersebut dan benda itu ternyata adalah gembok yang diberikan Gala padanya sewaktu di Paris.
"Apaan tuh, Za?" tanya Violet.
"Geblek, Lo. Itu gembok lah." Tara menoyor kening Violet karena saking gemasnya. "Pake ditanya lagi."
"Iya, gue tau itu gembok, tapi gembok apaan? Kok bisa ada di saku lo?" ucap Violet.
"Ini gembok yang …." Moza tampak berpikir sejenak, "Gue harus balikin ini."
Tepat saat menyelesaikan kalimatnya, Moza langsung berlari keluar, meninggalkan ketiga temannya.
"Woy, lo mau kemana?" teriak Thalia.
Namun, Moza tidak mempedulikannya. Ia berlari menuju kantin, tempat yang biasa cowok itu datangi saat jam istirahat."Pokoknya gimanapun caranya, gue harus bisa move on," ucap Moza pada dirinya sendiri.
Cewek itu memandang sejenak gembok yang dipegangnya, kemudian melanjutkan langkahnya menuju kantin.
Langkah Moza seketika terhenti ketika mata cewek itu menangkap seorang cowok dengan jaket hijau army yang duduk di salah satu sudut kantin. Entah mengapa pendiriannya menjadi goyah dan benteng kokoh yang berusaha ia bangun selama tiga hari terakhir runtuh seketika.
Moza memejamkan matanya sambil menggeleng kuat-kuat.
"Enggak. Gue gak sanggup ketemu sama dia." Cewek itu mengurungkan niatnya, lalu berbalik.
Baru tiga langkah menjauh,
"Hey, Cewek Alay."
Cewek itu terdiam seketika.
Suara itu, Moza perlahan menoleh. Berusaha bersikap biasa saja."Lo kemana aja? Tiga hari ngilang nggak ada kabar." Itu pertanyaan pertama yang keluar dari mulut Gala setelah tiga hari tidak bertemu. Namun, bukannya menjawab, cewek itu malah sibuk melihat mata Gala.
"Kalo ada yang tanya itu dijawab. Bukan malah ngelihatin mulu."
Moza tersentak, kemudian refleks menunduk."Dasar, nggak tahu diri! Lo udah nyuri barang berharga gue. Bukannya tanggung jawab, malah main kabur gitu aja."
Pernyataan cowok itu spontan membuat Moza mendongak. "Gue nyuri apa dari lo?” bingungnya.
"Ini." Gala meraih dan menempelkan tangan Moza pada dada sebelah kirinya. "Hati gue." Setelah tiga hari mencoba, ia akhirnya bisa menjelaskan pada cewek itu apa yang sebenernya terjadi antara dirinya dan Nadine.
"Gala!" panggil seorang cewek.
Samar-samar cowok itu melihat sosok itu, sampai ketika cewek itu berjalan menghampirinya, barulah ia mengetahuinya, "Nadine," lirihnya.
"Hai," sapa cewek itu basa-basi.
"Lo ngapain kesini?" tanya Gala.
"Gimana keadaan lo?" tanya cewek itu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANGGALA [Tamat]
Teen Fiction"Namanya Manggala Dewananta, biasa dipanggil Gala. Tapi jangan sekali-kali lo nambahin huruf 'k' di belakang namanya. karena meskipun dia itu pimpinan gengster sekolahan, dia gak bakal terima kalo dipanggil Gala(k). Dan dia adalah misi lo selanjutny...