-12-

7.3K 491 9
                                    

Suasana cukup sibuk pagi ini. Kebisingan terdengar dimana-mana, entah itu dari barang-barang yang dipindah atau koordinasi dari para panitia. Hari ini, seperti yang telah dijadwalkan, diadakan acara bakti sosial sekaligus syukuran atas kemenangan tim basket SMA Nusa.

Tim basket bekerjasama dengan anggota OSIS untuk mengadakan acara ini. Dan seperti yang diusulkan Moza, acara tersebut diadakan di panti asuhan.

Semua orang yang ada disana tampak sibuk, mempersiapkan dekorasi, konsumsi, dan juga briefing demi kelancaran acara yang akan diadakan beberapa jam lagi. Ya, meskipun tidak semua.

"Woy, jangan diem aja. Bantuin kek apa kek." Kata Moza pada Gala, satu-satunya orang yang dengan santainya ongkang-ongkong kaki sementara yang lainnya tergopoh-gopoh.

"Mau ngapain? Gue bukan panitia. Buat apa gue ikut-ikutan?"

Moza mendengus sebal. Ia hampir melupakan fakta kalau makhluk yang bernama Gala adalah satu-satunya spesies yang paling susah diatur. "Nyesel gue minta lo kesini. Tau gitu, gak akan gue mohon-mohon supaya lo mau ikut." Gumamnya pelan.

"Gak ada yang maksa lo." Balas cowok itu.

Kesabaran cewek itu kini sudah habis. Tanpa pikir panjang, ia langsung menyambar tangan cowok itu dan menyeretnya ke tempat acara.

"Ya gak pake acara tarik-tarik juga. Emang lo pikir gue kambing apa?" Ucap Gala.

"Bukan kambing. Tapi kebo." Moza mengambil kamera DSLR yang berada di atas meja, kemudian menyodorkannya pada Gala. "Ambil nih! Hari ini lo jadi dokumentasi. Gak pake protes dan gak boleh kabur. Lakuin aja!"

"Iya, bawel." Gala menurut. "Udah sono! Acaranya udah mau mulai tuh."

Moza mengangguk, lalu menuju ke panggung kecil di halaman panti. Hari ini Gino memintanya menjadi pemandu acara.

.

Acara berlangsung lancar, tidak ada hambatan yang berarti sampai di penghujung acara.

"Nah, adik-adik, gak kerasa ya kita sudah sampai di akhir acara. Gimana? Suka gak?"

"Suka, Kak." Jawab anak-anak itu kompak.

"Ah, bagus deh kalo begitu. Sekarang..."Moza menangkupkan salah satu tangannya pada telinga kirinya. "Sst! Kalian denger gak? Ada gajah." Bisiknya.

Seketika anak-anak itu terdiam dan saling menoleh.

"Oh, bukan ternyata." Ralat cewek itu. "Itu bunyi perut keroncongan. Tapi punya siapa ya?"

Anak-anak itu kembali saling pandang. Kemudian mengacungkan tangan kompak, tanda kalau mereka memang lapar.

Moza tersenyum, lalu melihat jam tangannya sebentar, "Oh iya, Kakak lupa. Sekarang kan waktunya...."

"Makan!" Seru anak-anak tersebut dengan sepenuh hati.

"Ya udah, kalau gitu tunggu apalagi?"

Anak-anak itupun dengan gaya polosnya mengangguk dan langsung berlarian menuju meja prasmanan yang sudah disiapkan.

"Lo bisa manis juga ternyata."
Suara nyeleneh sekaligus menyebalkan itu sukses membuat mood Moza rusak seketika. Cewek itu langsung menoleh, dan...

Jebret,

Gala memotret ekspresi konyol cewek itu dengan kamera yang dipegangnya.
Mengetahui hal itu, Moza dengan cepat merebut kamera tersebut. Tapi gagal, ia masih kurang cepat.

"Ih, lo apaan sih? Nyebelin." Kesal Moza. "Hapus gak."

"Gak."Gala lalu melihat ulang hasil jepretannya. "Sumpah lo lucu banget." Ledeknya.

MANGGALA [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang