Bag 15 Sapu terbang

2.1K 215 4
                                    

"Ini sudah mulai mengering kok," ucap Taehyung sambil mengambil sesuatu obat yang kenyal dan dingin dari kedua tanganku.

Aku hanya mengangguk pelan, karena sebenarnya lukaku sudah mengering beberapa waktu yang lalu bahkan sebelum Taehyung datang. Taehyung mengembangkan senyumnya. Lalu dia memakaikan sebuah  gelang dengan bandol hitam, apa ini?

"Ini buatmu agar tak ada pengaruh aura hitam." Aku menganggukan kepala lagi. "Aku selama pelajaran sibuk bikinin ini lhooo buatmu," ucapnya lagi memperlihatkan perjuanganannya.

"Terimakasih," ucapku yang disambut senyum puas dari bibirnya.

Sore ini aku duduk berdua dengan Taehyung di kamar asramaku. Taehyung menjadi dokter dadakan yang merawatku. Padahal tadi aku sudah mendapat pengobatan dari dokter, tapi entah apa faedahnya Taehyung kekeh kembali memberikan pengobatan dengan resep yang sama. Aku malas berdebat dengannya, lebih baik ku iyakan saja.

"Masha-shi.."

"Hm?"

"Kalau kamu punya masalah cerita saja kepadaku."

Aku meliriknya sekilas. Apa sekarang aku terlihat begitu menyedihkan? Sampai-sampai bisa Taehyung iba kepadaku?

"Aku tak punya masalah."

Aku memang bukanlah orang sukarela  bersedia mengulurkan tanganku untuk membantu orang lain, tapi aku bukanlah orang yang suka dibantu uluran orang lain bahkan memaksa menariknya atau menginjak badannya agar aku bisa naik lebih atas lagi. Aku tak semunafik itu, hanya berteman ketika membutuhkan dan pergi setelah selesai. Aku memang ambisius, benar jika aku menghalalkan segala cara, tapi aku lebih suka dengan hasilku sendiri, tak mengemis minta bantuan orang lain. Seperti yang kubilang sebelumnya, harga diriku nomer satu!

-----------||------------

"Lihatlah di sekitar kalian, ribuan sapu terbang yang menanti pemiliknya," ucap seorang pria bertubuh besar, berkumis tebal yang beberapa menit yang lalu mengenalkan diri bernama Kim Ju Young, guru sapu terbang diasrama.

Pak Ju Young membawa kelas kami ke dalam ruang almari sapu terbang pagi ini. Seperti katanya, di ruangan ini ada ribuan sapu terbang yang berjejer rapi di ratusan almari. Banyak sekali ragam sapu, corak sapu, warna sapu dll.

"Ingat satu murid, satu sapu sampai kalian lulus dari menara ini, carilah sapu yang sangat cocok untuk kalian," seru Pak Ju Young memberi instruksi agar kami mulai berkeliling mencari sapu yang pas untuk kami. "Sapu terbang adalah peliharaan kalian nantinya, carilah dengan hati," sarannya lagi, "jika sudah dapat bawalah kemari dan berkumpulah di belakangku!"

Kakiku mulai melangkah menyelusuri ruang. Benar saja, ada beberapa sapu yang loncat-loncat atau membuat gerakan lainnya untuk menarik perhatian kami. Sapu ini hidup.

"Aaaaaaa.... songsaenim.....!!!" Teriak murid yang entah darimana suaranya tiba-tiba menggelegar di penjuru ruangan. Tak lama mataku melihat ada satu murid cowok yang berlari ketakutan memegangi kepalanya karena di belakangnya ada satu sapu yang terus memukul tubuhnya.

Dengan cekatan Pak Ju Young menggerakan tongkatnya dan menghentikan segala aktifitas sapu yang membabi buta.

"Aahahaha,,, aku lupa bilang ya? jika sapu kalian tak suka kalian, dia juga akan menolak, dan jika kalian ngotot memaksa, kalian akan berakhir seperti teman kalian itu," jelasnya sambil menggerakan lagi tongkatnya untuk mengobati luka murid itu. "Aku ulangi, ini akan jadi peliharaan kalian nantinya, hati kalian harus menyatu."

Setelah melihat kejadian murid tadi, tentu berdampak kepada kami, memunculkan rasa ketakutan salah memilih. Lebih berhati-hati.

"Semua sapu terbang di sini seperti kucing liar di sekitar rumah kalian. Akan susah mengadopsinya sebagai peliharaan jika kalian tak punya pancingan makanan. Nah dalam konteks ini pancinglah dengan perasaan kalian yang lembut," ucapnya lagi.

Bangtan MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang