02.00 a.m
Club"Dia tiba."
Sebuah intruksi yang di terima nya dari sebuah alat yang menempel di telinga nya membuat Marcella sedikit mendongak mencari seseorang yang menjadi target nya.
Lampu di tengah lantai tersebut belum di nyalakan sepenuh nya membuat wajah Marcella beserta ke lima penari lain nya tidak terlihat jelas. Berbeda dengan Marcella yang dapat dengan mudah melihat sekitar nya karena hanya lampu lantai dansa yg di matikan.
"Targetmu di arah jam tiga. Pria yang sedang di kelilingi oleh penghibur malam itu adalah targetmu. Tarik perhatian nya dari semua perempuan di sekeliling nya."
Tepat pada saat itu suara musik mulai terdengar dengan sorot lampu yang mulai menyoroti nya beserta kelima penari lain nya.
Mata Marcella dengan hati - hati tanpa menimbulkan kecurigaan dari penonton lain nya mulai melirik pria yang masih saja fokus ke arah perempuan yang sedang duduk di pangkuan nya. Dapat terlihat tangan pria yang menjadi target nya tidak berhenti - berhenti meraba tubuh perempuan yang terlihat tertawa atas perlakuan nya.
Hingga pria yang menjadi target nya merasa sedari tadi ada yang memperhatikan nya membuat perhatian nya teralih dari perempuan yang sedang duduk di atas pangkuan nya itu, mencoba mencari keberadaan seseorang yang sedang menatap nya. Insting seorang manusia.
Tepat saat mata biru itu berhasil menemukan mata cokelat pekat Marcella di susul dengan senyuman manis, mencoba menarik perhatian pria tersebut agar mau membawa nya ke atas ranjang.
Saat diri nya berhasil membuat pria yang menjadi target nya tersebut tidak memutus kontak dari diri nya dengan perlahan - lahan Marcella menyingkap gaun belahan yang menunjukan paha bagian dalam nya. Tidak lupa dengan senyum menggoda yang di lemparkan nya membuat sang target berhasil menyuruh sang perempuan yang berapa menit lalu sedang bermain bersama nya di atas pangkuan berlalu pergi dengan berapa lembar uang.
"Bagus. Dia terpancing ." Suara itu kembali terdengar bersamaan dengan Marcella yang berbalik berjalan ke belakang dan lagi - lagi diri nya kembali memamerkan kaki jenjang yang di miliki nya. Sedikit membungkukan badan lalu memamerkan belahan dada yang di miliki nya. Terlihat menggiurkan membuat sang target tersenyum tertatrik.
Tarian erotis yang di lakukan Marcella bersama kelima penari lain nya berlangsung hingga 20 menit. Memamerkan segala aset tubuh yang di miliki nya, menggoyang - goyangkan pinggul nya membuat mata yang melihat nya tidak ingin memutus kontak dari kedua bongkahan indah itu, dan meliuk-liukan tubuh dengan menggoda membuat mereka lagi - lagi menelan saliva nya.
Saat pertunjukan tarian erotis tersebut telah selesai dengan anggun Marcella berbalik berjalan kebelakang, tidak lupa untuk kembali berbalik menatap mata biru sang target lalu tersenyum dengan kedua bola mata cokelat nya yang menggoda. Membuat sang pria mengangkat tangan nya meminta sang hostess datang menghampiri nya.
Tepat saat itu sang hostess yang sedang berdiri mengamati nya tidak jauh dari tempat yang di duduki nya dengan segera berjalan menghampiri.
"Aku ingin menggunakan nya." kalimat itu keluar dari mulut nya dengan jari telunjuk nya yang menunjuk Marcella yang mulai berjalan masuk kedalam pintu.
Sang hostess tersenyum dengan senyuman lebar yang di miliki nya. "Baik. Akan segera saya persiapkan dia Tuan." lalu berbalik berjalan pergi dengan jari telunjuk nya yang menekan sebuah tombol di telinga nya "Target masuk kedalam perangkap." lapor nya.
¤¤¤
Marcella menunjukan senyuman menggoda nya dengan tersipu malu hingga kedua pipi nya terlihat merona di pencahayaan yang temaram tersebut. Cukup ahli bagi seorang agen Intellegence berbakat sepertinya memunculkan rona merah di dalam eskpresi nya yang benar - benar nyata.
Marcella menelan dalam - dalam pekikan nya dan berpura-berpura menikmati segala cumbuan - cumbuan yang di terima oleh nya dari sang target. Bahkan saat punggung nya cukup terasa sakit saat sang target mendorong kedua bahu nya dengan cukup kasar hingga punggung nya menabrak tembok di belakang nya.
Lorong yang di setiap jalan nya terdapat pintu - pintu berwarna putih, tempat untuk melayani sang tamu yang ingin merasakan kenikmatan. Sedikit jauh dari suara musik dan lantai dansa, dengan kecahayaan yang juga mendukung. Temaram, tetapi menarik nafsu semakin melonjak.
Saat Marcella merasa seluruh wajah nya dan leher nya sudah merasakan cukup banyak saliva yang menempel di permukaan kulit nya, dengan lembut dan terlihat lemah Marcella mencoba mendorong pria bermata biru itu untuk menghentikan setiap cumbuan nya yang membabi buta. Berencana untuk mengajak target langsung kedalam kamar dimana di dalam kamar tersebut sudah terdapat agen - agen lain nya yang akan meringkus nya.
Fuck. Dia tidak ingin menjauh.
Marcella sedikit kesusahan saat sang target tetap melanjutkan tindakan nya dan tidak merasa terganggu saat tangan - tangan halus itu mencoba menjauhkan nya. Marcella sedikit menaikan kekuatan nya saat tangan pria yang masih saja mencumbu nya dengan penuh nafsu membabi buta itu sudah akan menjalar masuk kebalik gaun merah yang di kenakan Marcella.
Sebuah langkah kaki terdengar menggema membuat Marcella mendongakan kepala nya menatap ke ujung lorong.
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Hy Hy Hy!!!Update Different Surface mungkin nggak nentu ya, bisa jadi sekali seminggu. Author usahain.
Tapi, author berencana untuk menyelesaikan cerita A Mafia Obsession dulu. Itu aja sih, mesage author.
By! Sampai ketemu di chapter selanjut nya 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT SURFACE
RomanceMarcella seorang agen Intellegence rahasia yang bertugas langsung ke dalam lapangan untuk menyelesaikan tugas yang di berikan oleh 'Negara' nya. Vienna, Austria. Kali ini diri nya mendapat sebuah tugas sederhana. Diri nya hanya harus menarik perhati...