Marcella membuka pintu kamar dengan sedikit menguap membuat Dudley yang baru saja melintasinya menuju meja makan menatapnya dengan alis yang menukik. "Kau terlihat sangat polos jika pagi hari."
Tersenyum culas membuat Marcella menatap Dudley "Dan aku sangat menggoda jika malam hari ?" godanya membuat Dudley memutar bola matanya. "Tutup mulutmu lalu basuh wajahmu, sebelum ke meja makan.Aku sudah memesan makanan untuk sarapan pagi kita." ucap Dudley sembari meninggalkan Marcella yang mengikuti nya dari belakang dengan tersenyum.
Menaruh set makanan yang dipesannya ke atas meja makan membuat Marcella menghampiri nya untuk menatap makanan apa yang di pesan oleh sahabatnya itu. "Kau ingin minum apa pagi ini ? Teh atau Susu ?" ucapan Dudley membuat Marcella berpikir sebentar sebelum menghampiri wastafel bak cuci piring dan membasuh wajahnya disana. "Apa kau punya susu rendah lemak ? Jika kau punya aku ingin susu."
"Kau pikir ini mini market. Ak--" gerutuan Dudley spontan saja berhenti saat menatap sahabatnya itu sedang membasuh wajahnya di wastafel dapur, membuatnya tercengang dan langsung saja menaruh piring - piring untuk memindahkan sarapan mereka ke atas meja dengan sedikit keras. "Itu wastafel khusus untuk membasuh piring - piring kotor ! Kau akan mengotorinya !" pekik Dudley membuat Marcella yang telah menyudahi cuci wahmjahnya itu, mematikan air keran dengan wajah yang sedikit mengejek. "Ayolah. Apa wajahku lebih kotor dibandingkan dengan peralatan makan."
Menggeleng tidak percaya membuat Dudley menggertutu sembari mulai menata makanan pagi mereka, mengabaikan Marcella yang mulai berjalan ke arah kulkas mencari susu untuk pelengkap sarapannya.
"Kau tidak memiliki susu rendah lemak." gumam Marcella lebih tepatnya kearah Dudley membuat Dudley meliriknya sinis. "Sebaiknya kau duduk. Aku akan membuatkanmu teh."
Marcella mengikuti perintah dari sahabatnya itu yang kini terlihat mulai membuatkannya secangkir teh sembari menunggu kopi miliknya sendiri yang di olah oleh mesin kopi,hingga memunculkan bunyi bip bahwa kopi nya telah siap.
Saat semuanya telah tersedia mereka mulai makan dengan sedikit percakapan pagi yang diselingi di anatar mereka berdua. Percakapan pagi yang ringan. "Apa sudah ada keputusan dari Hans untuk kasusmu yang kemarin ?" Hingga pertanyaan Dudley membuat Marcella yang akan menyendokkan kuning telur kedalam mulitnya terhenti. Menaruh sepasang alat makan yang masing - masing berada di tangan kanannya itu ke atas piring, sebelum meraih segelas cangkir teh dan menyesapnya. "Belum. Tapi, kurasa aku akan direhatkan untuk sementara hingga masalah ini berlalu."
"Kau akan disembunyikan oleh agensi, maksudmu. Seolah - olah kau tidak pernah ada." Dudley kembali mengambil satu suapan kedalam mulutnya berbeda dengan Marcella yang kini berhenti menyuap makanannya. "Itu lebih baik. Anggap saja liburan, bukannya kau mendapatkan liburan tetapi malah gagal karena masalah kemarin. Anggap saja tambahan liburan untuk jangka waktu yang lama." sambung Dudley membuat Marcelle lagi - lagi mendecikan lidahnya, malas.
"Aku berencana akan kembali ke Belgia jika memang aku akan rehat
panjang. Dengan ibuku yang akan menikahkanku paksa disana." ucapnya sebelum mulai mengangkut piring dan gelasnya lalu mendorong kursinya kebelakang, berjalan kearah wastafel. "Aku akan mencuci piring, sebagai rasa terimakasih. Jadi cepat selesaikan makanmu." sambungnya yang mulai memakai sarung tangan, bersiap mulai membasuh piring bekas makanannya.Untuk beberapa menit kembali terdengar gerutuan Dudley yang mendengae ucaspan Marcella seolah dirinya adalah pemilik dari apartemen yang di tinggalinya. Tetapi, tidak urung melakukan ucapan dari sahabt perwempuannya itu sebelum kembali menyusul Marcella yang masih menggosok piring kotor makannya di dalam bak.
Berdiri disamping Marcella yang masih sibuk membersihkan peralatan makanan membuat Dudley menatap dirinya dari dekat dengan perlahan - lahan menyesap kopi miliknya yang masih ada di dalams gelas. "Kupikir ayahmu membencimu. Kau yakin akan kesana menemuinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT SURFACE
RomanceMarcella seorang agen Intellegence rahasia yang bertugas langsung ke dalam lapangan untuk menyelesaikan tugas yang di berikan oleh 'Negara' nya. Vienna, Austria. Kali ini diri nya mendapat sebuah tugas sederhana. Diri nya hanya harus menarik perhati...