Marcella mengabaikan tatapan yang didapatnya dari beberapa karyawan saat melihatnya menggunakan bathrobe yang dipakainya bahkan tanpa alas kaki dan hanya disamarkan dengan jacket yang dipakaianya untuk menutupi belahan dada yang dipakainya.
"Marcella" sebuah teriakan yang familiar membuat Marcella menghentikan langkahnya saat akan berjalan keluar dari lift.
Terlihat Dudley yang sedang berlari kearahnya dan langsung saja memeluk kencang tubuhnya membuatnya menghela nafas dan berusha melepaskan pelukan tersebut. "Aku khawatir kau kenapa - kenapa. Kau diberi waktu liburan untuk bersenang - senang, bukan untuk ini."
"Dia pacarmu ?" tanya Russel yang sedari tadi hanya diam. Membuatnya berbalik menatap pria berambut pirang tersebut "Bukan. Dia sahabatku." potong Dudley, menghentikan Marcella yang baru saja akan membuka mulutnya.
"Hans sedang menunggumu diruangan nya kau harus segera kesana. Sebaiknya ceritakan semua padanya, agar dia bisa memberimu jalan keluar." peringatnya membuat Maecella hanya memutar kedua bola matanya, tetapi tidak menolak. "Pakaianmu bahkan sangat--" mendengar Dudley yang akan kembali membuka mulutnya membuat Marcella bertjalan cepat melewatinya, menuju atasan nyia tersebut. "Aku pergi."
"Kau harua menceritakan semuanya padan Hans. Kau mengerti ? Kau harus. Atau kau akan ada dalam masalah lagi." teriak Dudley kembali membuat beberapa karyawan yang awalnya hanya menatap Marcella berbalik menatap nya.
¤¤¤
"Masuk." perintah dari dalam membuat Marcella mendorong pintu teresebut terbuka sebelum melangkahkan kakinya yang tidak dialas oleh apapun.
Hans yang sedari tadi menunggu kedatangan Marcella dikursi dibalik meja kerjanya itu langsung saja menatap kedatangan perempuan tersebut.
"Ada apa dengan pakaianmu ?" barusaja mengambil tempat didepan atasannya dan mendapat pertanyaan membuat Marcella hanya menghela nafas, mendapat pertanyaan dan tatapan yang sama dari karyawan - karyawan lainnya.
"Aku baru selesai mandi."
"Kau baru selesai mandi saat terjadi penyekapan ?" kali ini pertanyaan yang memastikan itu disertai dengan tatapan yang telihat bingung membuat dirinya lagi - lagi menghela nafas.
"Terjadi begitu saja. Saat aku selesai mandi aku keluar mengecek keadaan dan berakhir dengan aku disekap." jawab Marcella dengan acuh sembari mengangkat kedua bahunya.
"Ck. Kau seorang agen yang mengatasi misi kelas A, bagaimana bisa kau membiarkan dirimu disekap." gumam Hans sembarangan sembari membuka laptop nya, membuat Marcella hanya berdehem.
Mengetikan sesuatu dilaptopnya sebelum membalikan laptopnya yang
menampilkan sebuah rekaman cctv,menghadap kearah perempuan didepannya."Ini rekaman CCTV yang kami ambil dari tempat apartemen yang kau tinggali." Marcella fokus menatap seorang pria yang beberapa jam lalu menyekapnya itu berdiri didepan pintu flat miliknya, sebelum memasukan kode dan membuka pintu didepannya.
"Dia tau password pintu flatmu. Apa kau mengenalnya ?"sambung Hans yang terus menatap Marcella yang hanya diam memperhatikan rekaman CCTV didepannya.
"Tidak." ucap Marcella tepat saat dalam rekaman cctv menampilkan,pria bermata abu - abu itu telah membuka pintunya sebelum kucing miliknya melangkah keluar membuatnya mengangkat dan mengendong Bunny.
"Sebenarnya Hans. Aku menemui pria ini saat menjalankan missi kelas B di club viuw." sambung Marcella membuat Hans menatapnya dengan raut serius. "Dia mengetahui identitasmu ? Seberapa jauh di--"
"Tidak." sanggah Marcella membuat Hans kembali mengerutkan keningnha sebelum akan kembali membuka mulutnya, yang langsung dipotong oleh perempuan didepannya ini."Dia mengira aku salah satu penari yang bekerja di club tersebut."
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT SURFACE
RomanceMarcella seorang agen Intellegence rahasia yang bertugas langsung ke dalam lapangan untuk menyelesaikan tugas yang di berikan oleh 'Negara' nya. Vienna, Austria. Kali ini diri nya mendapat sebuah tugas sederhana. Diri nya hanya harus menarik perhati...