Dua jam sebelumnya
Saat semua orang yang diperlukan telah berada di dalam ruang rapat urgent telah lengkap, Hans mulai membuka rapat tersebut.
LED TV yang tadi hanya menampilkan layar putih kini memunculkan sebuah profil bersama sebuah foto yang diambil dari jarak jauh, yang menampilkan seluruh postur tubuhnya dibalut dengan pakaian jas dan sebuah kacamata yang bertengger tepat di hidungnya.
Foto itu tidak terlalu jelas. Jadi tidak bisa memperlihatkan secara pasti wajah dari sang pemilik. Bahkan foto tersebut hanya menampilkan seluruh sebelah kiri tubuhnya.
"Seperti yang kalian lihat, nama. Kita tidak tau nama pastinya, karena mereka tidak pernah memberikam namanya saat berbisnis sehingga tidak meninggalkan jejak. Tetapi dia mempunyai beberapa julukan." Mendengar suara Hans yang mulai menggema di ruang rapat saat berbicara membuatnya mengalihkan arah pandangnya dari foto dan mulai melemparkan tatapannya, pada atasannya tersebut.
"Di antaranya, die Gefalhaar, periculum, die gevaar, le danger. Julukan itu masing - masing muncul dari beberapa negara yang berpengaruh. Seperti Rusia, Jerman, Israel, dan Amerika. Julukan itu tidak memiliki arti yang terlalu jauh berbeda. Pembunuh satu tembakan." jelasnya membuat Marcella mengerutkan keningnya, julukan - julukan itu baru terdengar kedalam indera pendengarannya selama ini.
Seorang atasan yang menaungi divisi berbeda darinya itu mengangkat sebelah tangannya, ingin mengajukan pertanyaan yang langsung saja di persilahkan oleh Hans. "Jika dia berhasil mendapat semua julukan itu dari negara - negara yang berpengaruh, berarti dia berpengaruh pada pasar gelap dari sana."
Semua tatapan kembali pada Hans, menunggu jawaban sebelum sebuah senyuman muncul di bibirnya secara gamblang. Terlihat berat mengatakannya. "Bukan berpengaruh. Dia berada di posisi pertama." ucapnya sambil menunjuk ke atas dengan satu jarinya, seolah menekankan tempat dari pria yang sedang mereka bicarakan. "Dengan kata lain dia penguasa hitam di balik negara - negara berpengaruh." setelah itu beberapa suara berbisik - bisik kecil mulai terdengar, seperti ciutan tikus.
"Saya akan melanjutkan." potong Hans di tengah kebisingan kecil itu membuat kebisingan itu kembali meredup. "Karena kita akan sedikit terkendala untuk menemukannya. Kita hanya bisa mengandalkan ciri - ciri umum saja. Dia memiliki postur tubuh A, dengan tinggi satu koma delapan puluh tujuh meter."Kali ini LED menunjukan full foto profil dari pria tersebut membuat Hans dan juga semua orang fokus meneliti sisi foto sebelah kirinya. "Berambut hitam dan seperti yang kita lihat sebuah tato mulai berada di sebelah tangan kirinya."
"Gambar apa itu ? Apa itu tanda bahwa dia pemimpin dari beberapa pasar gelap ?" Kali ini Dudley yang bertanya langsung.
"Bukan. Kupikir itu hanya sebuah gambar biasa yang berada di tangan kirinya. Tetapi sebuah tato yang menunjukan identitasnya itu berada di tempat tersembunyi."
Tidak cukup puas dengan jawaban Hans membuat Dudley kembali mengajukan pertanyaan."Bahwa dia seorang penguasa pasar gelap di empat negara yang berpengaruh ?"
"Tepat. Saat mereka akan berbisnis dan membutuhkan identitas bahwa orang tersebut adalah orang yang tepat, mereka akan mencari tato tersebut sebagai lambang."
"Kau dengar itu ? Kau harus mencari tato yang menunjukan identitasnya. Jangan sampai salah menargetkan."Mengangguk mengerti dengan jawaban yang diberikan oleh Hans membuat Dudley mengangguk dan menatap sahabat perempuannya yang sedaritadi diam selama rapat berlangsung.
"Aku ?" tunjuk Marcella pada dirinya sendiri, bingung. Kenapa dirinya harus mencari tato itu. Dirinya sebentar lagi akan direhatkan bukan.
"Ya kau." sergah Dudley membuat Marcella bersiap melontarkan kalimat sebelum di putus oleh Hans. "Apa ada masalah Nona Marcella ? atau ada sesuatu yang ingin kau tanyakan ?" tatapan semua orang yang berada dalam ruang rapat kini kembali tertuju padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT SURFACE
RomanceMarcella seorang agen Intellegence rahasia yang bertugas langsung ke dalam lapangan untuk menyelesaikan tugas yang di berikan oleh 'Negara' nya. Vienna, Austria. Kali ini diri nya mendapat sebuah tugas sederhana. Diri nya hanya harus menarik perhati...