7~Different Surface

5.4K 321 13
                                    

Entah bagaimana pistol yang awal nya berada di tangan Marcella kini telah beralih ke tangan pria di depan nya, membuat Marcella dengan cepat tersadar akan situasi yang telah berbalik.

Saat melihat kesadaran Marcella dengan cepat pria bermata abu - abu itu kembali melancarkan serangan nya, meringkuk Marcella dengan sebelah tangan nya sebelum menempalkan tubuh bagian depan nya ke depan pintu.

"Shit. Siapa kau ?" geram Marcella mencoba melepaskan ringkusan pria tersebut di kedua tangan nya di belakang.

Dirinya dapat merasakan bahwa pria tersebut mendekati tubuh nya hingga bagian tubuh belakang nya menempel tepat dengan tubuh bagian depan pria bemata abu - abu itu.
"Ssst... Jangan membuat keributan. CCTV mengintai, Aku tidak ingin  menyakitimu tapi, semua itu tergantung padamu." bisik nya dengan lembut di telinga Marcella membuat Marcella dapat mersakan hembusan nafas hangat dengan harum tembakau dari nafas pria tersebut.

Menenangkan dirinya Marcella berhenti memberontak dari ringkusan pria di belakang nya .Membuat pria tersebut menyunggingkan senyum, memuji Marcella yang dapat memahami situasi dirinya sendiri. "Great. Sekarang aku akan melonggarkan cengkraman ku pada pergelangan tanganmu, dengan syarat kau akan berjalan ke apartemen di sampingmu ini tanpa melakukan perlawanan. Atau pistol ini..." Perlahan - lahan sebelah tangan pria tersebut terjulur naik ke atas tubuh Marcella, sebelum menempelkan mulut pistol tepat di bawah dagu milik Marcella. " akan menembus dagu cantikmu hingga melobangi kepala kecilmu ini." sambung pria tersebut.

Di saat pria tersebut berhasil membuat Marcella hanya berdiam diri mendengarkan, dengan perlahan di longgarkan nya cengkraman tangan tersebut. "Jalan." Bisik nya lagi membuat Marcella mengambil langkah dan berjalan tepat ke arah samping pintu apartemen.

Disaat mereka telah tiba di depan pintu apartemen tersebut, secara tiba - tiba seseorang dari dalam membuka pintu apartemen membuat Marcella melirik pria di belakang nya. "Kalian sudah merencanakan nya." sinis Marcella membuat pria tersebut hanya tersenyum dengan mengangkat bahu nya.

Marcella kembali melangkah masuk tetapi dengan pergelangan tangan nya yang telah di lepaskan sepenuh nya dari cengkraman pria tersebut.

Diri nya pikir dirinya dapat kembali melepaskan diri setelah cengkraman tangan tersebut di lepas tetapi, saat melihat seisi apartemen tersebut terdapat beberapa pria berseragam jas dengan senjata di tangan membuat diri nya tahu, akan sulit lolos dari sini.

"Kau bisa mengabaikan mereka semua. Sekarang duduk." perintah kembali pria tersebut yang telah mengambil tempat di depan sofa, berbeda dengan Marcella yang di tarikan sebuah kursi untuk dapat duduk saling berhadapan tepat di depan pria bermata abu-abu di depan nya.

Di saat Marcella mengabaikan perintah tersebut dengan cepat pria pemilik bekas luka yang berada di belakang nya menekan kedua bahu nya dengan keras untuk duduk, membuat dirinya yang tidak menyangka langsung terduduk sebelum mencoba kembali bangkit,memberikan perlawanan yang langsung di tahan pria tersebut dengan kembali menekan paksa bahu nya.

"Lihat situasimu nona, sebaik nya kau tenang." ucap pria pemilik bekas luka itu sebelum menjauhkan kedua tangan nya dari bahu kecil tersebut.

"Brengsek." Maki Marcella membuat pria di depan nya hanya tersenyum lebar menatap nya.

¤¤¤

Sebuah sinar berwarna merah dari sebuah alat berbentuk sirene itu menyala, membuat beberapa orang yang sedang sibuk dengan komputer di depan nya beralih cepat memandang sinar merah terang yang terus menyala. Red Code.

"Cepat lacak dari siapa Drop itu berasal." perintah seorang yang menjadi kepala bagian di dalam ruangan itu membuat orang - orang dengan cepat melacak nya.

DIFFERENT SURFACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang