Marcella bangun dari tidur nya saat merasakan sebuah jilatan di pipinya dan sebuah bulu yang menggelitik wajah nya.
Bunny. Si kucing pemilik bulu abu - abu itu tengah menggoyang - goyangkan ekor nya di atas wajah sang majikan membuat Marcella yang merasa tergelitik terbangun.
"Kucing nakal." ucap Marcella tetapi tak lepas tetap memegang halus wajah sang kucing lalu mengecup nya dengan lembut.
Sang kucing terus mengeong - ngeong di atas pangkuan nya saat melihat sang majikan masih saja duduk di atas tempat tidur dengan terus menguap.
"Bunny. Kau harus bersabar, aku baru bangun. Tunggu sebentar." seolah mengerti dengan perkataan Marcella kucing pemilik manik mata coklat itu berputar - putar di atas pangkuan nya, sebelum menyamankan posisi nya dan kembali menelungkup.
Merasa kesadaran yang di miliki oleh Marcella telah cukup diri nya pun menggendong sang kucing turun dari atas kasur lalu menaruh nya kembali di lantai.
Bunny, kucing abu - abu itu menyamakan langkah dengan Marcella saat diri nya melangkah keluar dan berjalan menuju dapur. Setiba nya di dapur Marcella langsung berjinjit sedikit agar dapat mengambil bungkus makanan milik kucing di rak atas.
Seolah mengetahui bahwa majikan nya tersebut sudah akan memberinya sarapan pagi ini, dengan cepat sang kucing berdiri di depan kotak makan nya yang berbentuk bulat menunggu Marcella yang sedang berjalan datang menghampiri nya.
Marcella langsung menuangkan makanan berbentuk persegi - persegi kecil itu ke dalam tempat makan sang kucing lalu di susul dengan menaruh sebuah susu di tempat makan kucing yang satu nya.
Saat melihat sang kucing langsung menyantap makan pagi nya dengan lahap membuat Marcella tersenyum kecil sebelum mengelus punggung sang kucing.
Merasa sudah cukup untuk nya mengelus sang kucing dan giliran nya yang kini membutuhkan asupan makanan dengan segera Marcella kembali bangkit dari posisi jongkok nya, lalu kembali berjalan menuju meja pantry untuk membuat sarapan.
Sesaat Marcella mengkerutkan kening nya saat membuka kulkas dan melihat isi nya yang sedikit bergeser - geser, cukup menandakan bahwa seseorang telah menggeser bahan makanan tersebut.Dengan kernyitan yang mengembang Marcella kembali menutup pintu kulkas lalu berbalik menatap seluruh ruangan dari posisi nya berdiri. Dengan perlahan Marcella kembali berjalan menuju ruang tamu lalu kembali mengamati isi ruangan tersebut.
Guci di samping Tv berhasil menarik perhatian Marcella saat melihat guci tersebut terlihat sedikit bergeser dan tidak berada di posisi tengah seperti yang kemarin di lihat nya. Melangkah mendekat Marcella semakin menajam kan penglihatan nya, fokus pada guci tersebut.
Marcella mengangkat guci berwarna putih kebiru - biruan yang berukuran sedang itu lalu memutar nya, mencoba mencari sesuatu tetapi tidak ada yang di temukan nya. Saat Marcella kembali menaruh guci di depan nya pada posisi yang semula dan tepat berada di tengah, tanpa sengaja lengan nya menyenggol remot hingga terjatuh membuat Marcella membungkuk untuk mengambil nya.
Sebuah sinar kecil berwarna merah tengah berkedip - kedip dari sebuah benda bulat berukuran mini yang tengah tertempel tepat di bawah custome lemari TV.
Kali ini wajah Marcella berubah drastis dengan kening nya yang mengerut jauh lebih ke dalam, bersamaan dengan tangan nya yang maju untuk mencabut benda kecil hitam berbentuk lingkaran itu yang masih berkedip - kedi dengan sinar berwarna merah. Barulah sinar tersebut berhenti berkedip saat Marcella mencabut nya paksa hingga terlepas.
Sesaat Marcella mengamati benda kecil yang berada di tangan nya sebelum dengan segera membalikan badan nya dan menatap seluruh ruangan dari apartemen milik nya.
"Shit. Seseorang masuk ke dalam apartemen ku."
¤¤¤
Seorang pria berjas hitam senada yang tengah duduk di dalam ruang kerja nya, tengah menatap tajam ke arah layar ipad di depan nya melalui manik mata abu - abu langkah milik nya.
Menunjukan video dari wajah seorang perempuan yang di intai nya mendekat ke arah kamera kecil yang telah di sisipkan di bawah meja Tv tersebut telah tertangkap.
Saat ipad di depan nya kini tidak menunjukan video dan hanya menunjukan layar hitam dengan pelan diri nya mengambil gadget tersebut lalu menekan sesuatu hingga memunculkan kembali sebuah video seorang perempuan dari arah yang berbeda. Kini menunjukan perempuan tersebut yang tengah menatap seluruh ruangan apartemen nya dengan tatapan tajam dari manik coklat tersebut. Sebelum terlihat perempuan yang masih belum di ketahui oleh nya identitas sebenar nya itu, berjalan menjauh dari ruang tengah dan masuk ke dalam kamar.
Manik mata abu - abu itu kini terangkat untuk menatap pria berkulit coklat gelap yang memiliki luka panjang di pipi nya, yang sedari tadi hanya berdiri di depan nya dengan kepala yang menununduk tetapi tubuh nya yang tetap berdiri tegap.
"Apa kau masih belum menemukan identitas sebenar nya ?" saat pria di depan Ricardo memandang lurus ke arah nya dengan sigap Ricardo, orang kepercayaan dari Aldred. Pria yang duduk di depan nya atau pemilik dari manik mata abu - abu yang khas itu menatap nya dengan santai sembari menyandarkan tubuh nya di kursi yang di duduki nya.
"Masih sama. Nama nya Marcella dan diri nya bekerja sebagai pramugari dari penerbangan Airlene."
Kali ini Aldred kembli fokus menatap selembar foto dari atas meja nya sebelum menatap nya lebih teliti. "Apa kau berpikir kenapa seorang pramugari mau menjadi penari erotis di club Viiuw ?"
"Dari informasi yang kami dapatkan, Dirinya sedang hia--"
"Tidak. Kau salah ada sesuatu yang di tutupi dari nya. Aku tauh, dia perempuan yang sama dengan penari erotis malam itu Ricardo." bersamaan dengan itu tatapan tajam milik Aldred semakin menajam membuat pria di depan nya hanya diam dengan kepala yang tertunduk.
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Hello....Cerita ini lama banget ya Update nya 😅 kedepan nya di usahain lebih cepat kok. Tenang aja.
Karena cerita ini masih baru maka dari itu author harus fokus untuk buat cerita ini segera panas. 😂
Ok itu aja. So, sabar yaaaa...😘😘😘

KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT SURFACE
RomansaMarcella seorang agen Intellegence rahasia yang bertugas langsung ke dalam lapangan untuk menyelesaikan tugas yang di berikan oleh 'Negara' nya. Vienna, Austria. Kali ini diri nya mendapat sebuah tugas sederhana. Diri nya hanya harus menarik perhati...