"Kau sudah lama tiba Mrs. Jovanka ?" Marcella dapat menebak nya jika pria yang memanggil nya dengan marga keluarga nya itu tidak lain adalah atasan nya sendiri. Hans.
"Dua puluh lima menit yang lalu. Aku masuk karena Dudley menyarankan nya."
Hans menganggukan kepala nya lalu melepas jas milik nya dan menggantung nya di belakang kursi sebelum duduk di kursi tersebut. "Maaf lama membuatmu menunggu. Kami baru saja merapatkan kasus yang kau tangani semalam."
Seorang karyawan masuk kedalam ruangan membawa segelas kopi untuk Hans lalu menaruh nya tepat di depan pria tersebut, sebelum kembali berbalik berjalan keluar. "Kudengar kau sempat mendapat kendala." sambung Hans lalu menyeruput kopi milik nya.
"Bukan masalah besar. Aku hanya benar - benar di anggap seorang jalang di dalam." Ucap Marcella dengan wajah datar membuat Hans tertawa.
"Kerja bagus. Sepertinya itu penyamaran sempurna dan karena itu aku akan membuatmu berlibur atas kerja kerasmu."
Seolah tidak percaya dengan ucapan pria di depan nya membuat Marcella menatap nya dengan mata memicing dan alis yang terangkat sebelah. "Benarkah ?"
"Ya. Aku memberimu libur selama sebulan lebih atas kerja kerasmu dalam menyelesaikan misi."
Seolah masih tidak percaya dengan ucapan yang di katakan oleh atasan nya, membuat Marcella melipat kedua tangan nya di atas dada. "Ini bukan kasus yang besar. Tapi, terimakasih atas waktu libur nya."
Lagi, kembali suara tawa dari atasan nya itu terdengar. Seolah pria tersebut adalah seseorang yang harmonis. "Kami juga mempertimbangkan kerja kerasmu di kasus yang lain nya, Mrs. Jovanka. Jadi jangan berpikir yang aneh - aneh." Seolah penjelasan yang kali ini di paparkan sudah cukup untuk di terima, membuat Marcella berdiri dari duduk nya.
"Kalau begitu aku pulang."
"Ya, Tentu. Selamat menikmati liburanmu." Hans mengangkat segelas kopi nya lalu kembali menyeruput nya dengan tenang. Menatap punggung Marcella yang mulai menghilang di balik pintu.
🎲🎲🎲
Saat Marcella melangkah masuk kedalam apartemen milik nya sebuah senyuman langsung terukir di kedua sudut bibir merah milik nya. Sepasang mata coklat dengan bulu - bulu tebal berwarna abu - abu tengah menatap nya.
"Meong." Seolah mendengar sapaan yang di berikan sang kucing membuat Marcella langsung mengangkat peliharaan nya itu kedalam pelukan. Mengelus nya dengan lembut di selingi dengan mencium kepala sang kucing.
"Terimahkasih atas ucapan selamat datang nya." ucap Marcella kepada sang kucing, seolah mengerti ucapan sang majikan dirinya kembali mengeluarkan suara yang sama.
"Bagus. Kucing itu terlihat seperti anak sungguhan mu."
Marcella mendongak kan kepala nya mendengar suara yang tidak asing lagi di telinga milik nya "Mom ?"
Di depan nya terlihat seorang wanita yang telah melahirkan nya kini berdiri di hadapan nya dengan dress coklat yang membalut tubuh nya dan high heels yang berwarna senada. Keriput mulai terlihat di kulit putih milik nya tetapi, tidak menutupi kecantikan yang masih terpancarkan.
Marcella menurunkan kucing milik nya dari gendongan nya lalu berjalan mendekat ke arah ibu nya yang langsung di sambut oleh pelukan hangat khas seorang ibu.
"Mom's Kapan datang ? Kenapa tidak kabari aku kalo Mom akan datang ?" tanya Marcella sembari menggiring sang ibu masuk kedalam ruang tengah dan duduk di sana.
"Kau terlalu sibuk. Mom sudah menelpon mu dari kemarin tapi, kau tidak mengangkat nya."
Barulah Marcella teringat bahwa ponsel milik nya masih berada dalam keadaan nonaktifkan. Karena itu adalah salah satu protokol yang harus di lakukan nya saat akan menjalankan misi agar tidak terganggu saat ada pesan atau sebuah panggilan masuk.

KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT SURFACE
RomanceMarcella seorang agen Intellegence rahasia yang bertugas langsung ke dalam lapangan untuk menyelesaikan tugas yang di berikan oleh 'Negara' nya. Vienna, Austria. Kali ini diri nya mendapat sebuah tugas sederhana. Diri nya hanya harus menarik perhati...