28.Pulang

16.2K 981 28
                                    


"Aku-mau-tidur-dulu. Mas, aku mencintai mu" Kia menutup matanya.
Bersamaan dengan itu, bunyi dari alat elektrokardiogram menggema diruangan tersebut.

Devan membelalakkan matanya tidak percaya. Begitupun dengan orang-orang yang ada didalam ruangan tersebut. Dokter langsung mengambil tindakan.
"Sus, siapkan alat kejut jantungnya" pinta dokter yang diangguki oleh suster tersebut.

"Sayang, sadarlah. Aku mohon, kamu bilang kalau kamu mau resepsi pernikahan kita dilaksanakan setelah anak kita lahir bukan?? Kita akan melakukannya sayang, tapi buka mata kamu" Devan menangis sejadinya.

Alana juga ikut menangis, dipeluknya Arkhan untuk menguatkan dirinya. Alana tidak menyangka Kia akan pergi secepat ini dan juga dengan cara yang tragis.

"Bang, kak Kia.." Alana terisak. Arkhan mengelus-elus punggung Alana.

"Kia, jangan tinggalkan aku. Aku dan anak kita masih sangat membutuhkan mu. DOKTER, LAKUKAN SESUATU" Devan membentak dokter tersebut yang masih menyiapkan alat kejut jantung.

"Tolong minggir pak. Kami akan melakukan upaya terakhir" pinta dokter itu. Devan pun menjauh.

Dokter mulai menjalankan aksinya. Satu kali kejutan, jantung Kia belum kembali berdetak.
Kedua kalinya, masih sama. Dan untuk yang ketiga kalinya, mereka tidak mendapatkan detakan itu lagi.

Dokter menggeleng lemah kepada Devan.
"Tidak dokter. Tolong lakukan lagi!! Saya yakin istri saya masih ada. Lakukan dokter!!" desak Devan.

Dokter itu menghela nafas kasar.
"Akan kami coba untuk yang terakhir kalinya" ucap sang dokter.

Diusaha yang terakhir kalinya, suasana begitu mencekam. Mulut Devan terus merapalkan do'a untuk Kia.

Namun, usaha yang terakhir tetap sama. Tidak ada lagi harapan untuk Kia kembali pada mereka.

Devan luruh dilantai. Ia menangisi kepergian Kia yang begitu cepat. Baru saja mereka akan memulai hidup mereka dengan cinta, namun takdir berkata lain.

"Tidak, Kia tidak boleh pergi secepat ini. Tidak boleh" Devan kembali berdiri dan menghampiri tubuh tak berdaya Kia.

Devan mengacak-acak peralatan dokter untuk mengambil apa saja yang bisa ia gunakan untuk mengembalikan Kia kepadanya.
Aksi Devan tersebut mengundang keributan didalam ruangan itu.

Arkhan mengambil tidakan dengan menarik paksa tangan Devan meninggalkan ruangan tersebut.
"Hentikan Van. Ini rumah sakit, gunakan akal sehat mu. Ikhlaskan Kia pergi agar dia bisa tenang disana!!" ucap Arkhan.

Devan tidak suka mendengar ucapan Arkhan, Devan tidak terima ada orang yang memgatakan bahwa Kia sudah meninggalkannya dan dengan sekuat tenaga Devan mendorong Arkhan sampai Arkhan terjatuh.
"Tidak!! Kia masih bisa bertahan demi aku dan juga anak kami!!"

"Abang gak apa-apa??" tanya Alana menghampiri Arkhan.

"Gak apa-apa sayang" jawab Arkhan.

Devan kembali keruangan yang sempat ia tinggalkan beberapa saat yang lalu itu.
"Dok, tolong lakukan apa saja untuk mengembakikan istri saya. Saya mohon dok" Devan berlutut dan memohon di hadapan dokter itu.

"Maaf pak. Ini diluar kuasa kami. Kami sudah melakukan yang terbaik, tapi tuhan berkendak lain.." ujar sang dokter.
___________________________________

Seminggu dirawat dirumah sakit setelah sadar dari komanya, Alana kembali kerumahnya bersama dengan Arkhan dan Aelea.

"Selamat kembali kerumah kita sayang" ucap Arkhan setelah membukakan pintu.

"Terima kasih bang" ucap Alana.

"Ekhem, ayah dan bunda masih disini loh" suara Adham menyentak Arkhan dan Alana yang sedang berpelukan.

ALANA (Jodoh Pilihan Ayah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang