25.Hancur

17.3K 1K 37
                                    


Arkhan, Devan dan Kia menunggu dengan tidak tenang. Perasaan Kia campur aduk, antara cemas dan marah ingin membalas perbuatan Dinda, wanita yang disebut ular oleh Kia.
Bagaimana tidak, Kia tau siapa Dinda itu sejak lama. Dan ia juga tau kalau Dinda menginginkan Arkhan untuk menjadi miliknya.

Itu bermula saat family time yang diadakan dirumah baru Arkhan dan Alana beberapa waktu lalu.
Saat Dinda menyusul Arkhan kedalam rumah, Kia sempat melihat tingkah aneh Dinda yang mengendap-endap meninggalkan kumpulan dan masuk kedalam rumah.

Kia melihat seluruh kejadiannya. Dan saat itu Kia sadar bahwa Arkhan tidak bisa digoda dan tergoda oleh wanita-wanita diluar sana meskipun lebih sempurna dari Alana.

Hampir satu jam mereka menunggu, dan akhirnya dokterpun keluar.
Arkhan langsung menghampiri dokter itu.
"Dok, bagaimana istri dan anak saya??" tanya Arkhan.

"Alhamdulillah, anak bapak perempuan" jawab dokter tersebut.

"Alhamdulillah" ucap Arkhan, Devan dan Kia bersamaan.

"Lalu, bagaimana dengan istri saya dok??" tanya Arkhan lagi.

Doter itu menundukkan kepalanya. Ia tidak bisa menjawab pertanyaan Arkhan.
"Bagaimana kalau bapak melihatnya sendiri. Silahkan pak" doter itu mempersilahkan Arkhan untuk menemui Alana.

Arkhan mengikuti perintah dokter untuk masuk, disana ia melihat Alana terbaring tidak berdaya.
"Apa yang terjadi dengan istri saya dok??" tanya Arkhan.

"Maaf pak. Beliau cukup banyak mengeluarkan darah, belum lagi kandungan beliau yang memang bermasalah sejak awal. Saat ini beliau dapat dikatakan sedang koma" jawab dokter itu.

Rasanya seperti terhempas dari ketinggian, Arkhan luruh diatas lantai.
"Kapan istri saya sadar dok??"

"Sekali lagi kami minta maaf pak. Kami tidak dapat memastikan kapan pasien akan sadar"

Saat ini Arkhan merasa sangat hancur. Melihat sang istri yang amat dicintainya itu tidur dan tidak pasti kapan akan bangun, atau dia tidak akan pernah bangun lagi.

"Bayi saya dok??" lirih Arkhan namun masih terdengar jelas oleh dokter.

"Bayi bapak harus tinggal di inkubator akibat lahir prematur atau kurang dari usia kandungan 37 minggu, karena bayi yang lahir prematur belum memiliki kemampuan bernapas optimal, belum bisa menghisap ASI secara maksimal, dan suhu tubuhnya  belum normal. Bapak bisa menemuinya diruang NICU" ujar dokter itu membuat Arkhan semakin terpuruk.

Arkhan keluar dari ruangan tersebut, wajahnya murung, sedih dan tampak tidak memiliki gairah hidup.

"Bagaimana keadaan Ana??" tanya Kia.

"Ana.. Dia.." Arkhan merasa tidak sanggup untuk melanjutkan ucapannya.

"Ana kenapa Arkhan?? Jawab!!" bentak Kia.

"Ana.. Koma"

"Bunda" pekik Adham saat Adiba pingsan setelah mendengar kabar tersebut. Beruntung ada Adham dibelakangnya yang menahan agar tubuh Adiba tidak jatuh.

Adham dan Adiba yang baru tiba itu setelah mendapat kabar dari Kia beberapa waktu lalu bahwa Alana sudah melahirkan.

Awalnya Adiba kaget mendengar kabar tersebut karena usia kandungan Alana yang masih belum cukup untuk dilahirkan. Namun, setelah mengetahui anak Alana lahir dengan selamat, Adiba bernafas lega.

Arkhan dan yang lainnya sudah berada diruangan dimana Alana mendapatkan perawatan. Suasana sedih menjadi gambaran yang menyelimuti ruangan tersebut.

"Ayah, kenapa Ana jadi seperti ini??" tanya Adiba lirih.

"Bunda jangan sedih. Ana pasti baik-baik aja. Ana kita kan perempuan yang kuat" jawab Adham menyemangati Adiba.

ALANA (Jodoh Pilihan Ayah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang