15.Sakit

16.6K 1K 31
                                    


Seminggu berlalu setelah kejadian dimana pertengkaran kecil antara Arkhan dan Alana terjadi. Dan semuanya kembali normal.

Arkhan sedang bersiap-siap untuk bekerja pagi ini. Setelah selesai Arkhan menemui Alana yang berada didapur bersama Kia.

"Na, dasi aku" ucap Arkhan.
Alana mengerti maksud Arkhan kemudian ia mematikan api kompornya dan mendekati Arkhan untuk memakaikan dasi pada Arkhan.

"Nah. Ini kotak bekal abang. Jangan lupa dimakan" ucap Alana memberikan sebuah kotak bekal berisikan makanan.

"Terima kasih sayang. Aku berangkat kerja dulu ya" pamit Arkhan lalu mencium kening Alana.

"Hati-hati ya bang" ucap Alana sambil menyalami tangan Arkhan.

Kia merasakan sesak di dadanya melihat adegan demi adegan yang menurut Kia itu adalah hal yang romantis yang dilakukan oleh Arkhan dan Alana.

Alana kembali kedapur setelah mengantarkan Arkhan kedepan.
"Arkhan sudah berangkat Na??" tanya Kia.

"Sudah kak. Sini biar Ana saja yang melanjutkannya. Kakak istirahat aja" pinta Alana.

"Gak usah Na. Kakak masih bisa ko" tolak Kia.
"Arkhan pulangnya kapan Na??" tanya Kia.

Alana tersenyum getir mendengar pertanyaan Kia. Untuk apa Kia bertanya seperti itu??
"Kalau gak sore, palingan pulang malam kak" jawab Alana.

"Mamangnya kenapa kak??"

"Oh, gak apa-apa. Cuma pengen tau aja. Ya sudah, kakak kekamar dulu ya"
Alana mengangguk.

Kia meninggalkan Alana didapur yang sedang menyelesaikan pekerjaannya.
Sesampainya dikamar, Kia mengambil sebuah foto dari bawah bantalnya dan menatapi foto tersebut.

"Seandainya kamu memiliki sedikit saja perasaan padaku, aku akan memperjuangkan kamu Arkhan" ucap Kia sambil mengusapi foto Arkhan.

Benar, orang yang ada di foto itu adalah Arkhan. Foto itu Kia ambil dari album foto Arkhan yang ada dirumah tersebut.

"Kenapa semakin kesini, rasaku padamu semakin besar Arkhan??"
Kia masih berbicara pada kertas berukuran 4R itu.

Setelah selesai menyiapkan makanan, Alana berniat memanggil Kia untuk sarapan.
Namun tangan Alana berhenti terulur untuk membukakan pintu mendengar Kia sedang berbicara didalam.

"Andai saja aku diberi kesampatan untuk memilikimu sekali saja. Aku akan menjadi orang paling bahagia didunia ini Arkhan"

Sekali lagi, Alana merasa sakit di ulu hatinya mendengar keinginan Kia. Betapa besarnya keinginan Kia untuk bisa bersama Arkhan.

Alana menarik nafas lalu membuangnya dengan kasar kemudian mengetuk pintu kamar Kia.
"Kak, sarapannya sudah siap. Ayo kita sarapan dulu" ajak Alana.

"Iya Na. Sebentar lagi kakak keluar" ucap Kia dari dalam kamar.

Kia menyimpan foto itu kembali dibawah bantalnya kemudian keluar dari kamar.

Selesai sarapan dan membersihkan meja makan, Alana pergi kekamarnya sedangkan Kia duduk dan menonton tv.

Alana keluar dari kamarnya dengan pakaian yang sudah rapih.
"Kak, Ana mau kesupermarket dulu, sekalian nanti mau mampir kerumah bunda. Kakak gak apa-apa aku tinggal sendirikan??".

"Kenapa perginya mendadak?? Kakak ikut saja, tunggu kakak ganti pakaian dulu"

"Gak usah kak" Kia menghentikan langkahnya.

"Nanti kakak kecapean. Kakak dirumah aja, tidak lama lagi bang Arkhan pulang. Kasian kalau dia pulang gak ada orang dirumah" sambung Alana.

"Kalau bang Arkhan pulang, biasanya dia mandi terus ngeteh diteras depan. Ana minta tolong kakak nyiapin teh untuk bang Arkhan nanti. Kakak bisakan??" Kia mengangguk.

ALANA (Jodoh Pilihan Ayah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang