29. End

20K 973 54
                                    

Tiga tahun terasa begitu cepat berlalu. Usia pernikahan Arkhan dan Alana kini sudah memasuki tahun ke-empat. Begitu juga dengan pertumbuhan putri tercinta mereka Aelea. Diusianya yag sudah genap tiga tahun, Aelea tumbuh menjadi anak yang cerdas, bahkan kecerdasannya melebihi anak-anak seusia Aelea pada umumnya.

Bagaimana tidak, Arkhan dan Alana mengimbangi kegiatan bermain dan belajar Aelea. Namun mereka tidak terlalu memaksakan Aelea untuk terus belajar juga. Mungkin juga kecerdasan yang Aelea miliki menurun dari Arkhan.

Pada hari dan ditanggal yang sama saat ini, adalah hari dimana pernikahan Arkhan dan Alana dilaksanakan empat tahun silam. Sebuah acara syukuran sederhana sedang berlangsung dikediaman mewah milik Arkhan dan Alana itu.

Hanya kerabat dan sebagian sahabat yang menghadiri acara tersebut serta beberapa tetangga yang cukup dekat dengan mereka.

"Mama-mama, Via datang" ucap Aelea sambil menarik dress yang Alana kenakan saat ini.

"Dimana sayang??" tanya Alana.

"Disana" Aelea menunjuk kearah pintu masuk, dan benar saja disana Via dan Alan baru saja datang.

Aelea berlari menghampiri Alan dan gadis kecil seusia Aelea yang bernama Via itu.

"Om Al" teriak Aelea mendekati Alan dan Via.

Alan menurunkan Via yang berada digendongannya dan nenangkap tubuh kecil Aelea, memeluk serta mengangkatnya. Alan juga melempar tubuh kecil itu keudara kemudian menangkapnya lagi. Aksi Alan tersebut membuat Aelea tertawa kegirangan.

Sementara Via, sejak Alan menurunkannya ia langsung berlari menghampiri Alana.

"Mama Ana" Via berhambur memeluk kaki Alana.

"Eh, anak mama udah datang?? Via apa kabar sayang??" tanya Alana sambil jongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan Via.

"Via sakit ma" jawab Via. Alana mengerutkan keningnya bingung.

"Via kangen mama" sambungnya sambil menangis.
Alana meraih tubuh Via dan membawanya kedalam pelukannya.

"Mama juga kangeeen banget sama Via. Via jangan nangis dong, nanti mama ikut nangis loh"

Mendengar ucapan Alana, Via langsung menghapus air matanya.
"Mama gak boleh nangis, biar dady aja yang sering menangis. Via gak mau mama juga ikut-ikutan dady" Alana tersenyum getir mendengar ucapan Via.

Sampai Alana tidak sadar bahwa air matanya sudah menetes. Via mengusap air mata itu dengan tangan mungilnya.
"Mama, kenapa mama nangis?? Via nakal ya?? Via minta maaf ma"

"Gak sayang, Via gak nakal ko. Mama mau tanya?? Dady masih sering nangis??" Via mengangguk.
Alana kembali tersenyum getir.

"Ya sudah, sekarang Via main sama Lea dulu ya?? Mama masih banyak kerjaan sayang" Via mengangguk dan pergi menghampiri Aelea yang sedang bersama dengan Alan.

Alana kembali pada kegiatannya yang sedang menata meja makan. Tiba-tiba seseorang memeluk pinggang Alana dari belakang. Siapa lagi kalau bukan Arkhan. Arkhan mencium pipi kiri dan pipi kanan Alana.

"Bang, lepas dulu ih. Aku masih banyak kerjaan" pinta Alana. Bukannya melepaskan, Arkhan semakin mengeratkam pelukannya.

"Ih, abang. Dibilangin juga. Gak malu apa, nanti dilihat sama orang banyak"

"Ngapain harus malu, ini rumah kita sayang. Kamu juga istri aku, kecuali kalau aku lakukan dirumah dan pada istri orang lain baru aku malu"
Alana memukul mulut Arkhan dengan sendok yang sedang ia pegang.

"Kalau ngomong hati-hati. Nanti anak kamu dengar bang" tegur Alana.

"Anak kita sayang. Lagian Lea sedang asik bermain dengan Via gak mungkin dengar lah"

ALANA (Jodoh Pilihan Ayah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang